BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG MURABAHAH
A. Tinjauan Umum Tentang Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Salah satu skim yang paling popular digunakan oleh lembaga keuangan syari’ah adalah skim jual beli murabahah. Murabahah berasal
dari kata “Rabahah-Ribhan-Rabahan” yang menurut bahasa artinya
“keuntungan”
1
. Adapun menurut istilah adalah sesuatu yang memberikan keuntungan kepadanya. Secara sederhana, mrabahah berarti suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati
2
. Misalnya, pedagang eceran membeli komputer dari grosir dengan harga Rp. 15.000.000,00 kemudian ia menambahkan keuntungan
sebesar Rp. 750.000,00 dan ia menjual kepada si pembeli dengan harga Rp. 15.750.000,00. Pedagang tersebut harus menjelaskan kepada pembeli
harga pokok barang tersebut dan keuntungan yang diambil dan harus disepakati oleh kedua belah pihak.
Singkatnya, murabahah menurut Ir. Adiwarman Karim adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Karena dalam definisinya
1
A. Warson Munawwir, Kamus Arab – Indonesia Al-Munawwir, Surabaya:
Pustaka Progresif 2002, h. 463
2
Adiwarman Karim,BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 103
disebut ad anya “keuntungan yang disepakati”, harga pembelian barang dan
menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut
3
. Kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli harus menyepakati harga
jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli, dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya
akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran cicilan bi tsaman ajil atau
mu’ajjal
4
. Menurut Karnaen Perwaatmaja, murabahah berarti pembelian
barang dengan pembayaran ditangguhkan 1 bulan, 3 bulan, 1 tahun, dst dan juga secara tunai
5
. Pembiayaan Murabahan biasanya jangka waktunya dibawah satu tahun.
Menurut Zainul Arifin, Murabahah adalah kontrak jual beli dimana barang yang diperjual-belikan tersebut diserahkan segera,
sedangkan harga harga pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama atas barang tersebut dibayar di kemudian hari sekaligus
6
. Murabahah
adalah transaksi
penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual
dan pembeli. Jika murabahah dilakukan dengan cara pembayaran angsuran, maka yang timbul dari transaksi ini adalah piutang utang
7
.
3
Adiwarman Karim, BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 103
4
Adiwarman Karim, BANK ISLAM Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 88
5
Karnaen A Perwaatmadja dan M. Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: PT. Dhana Bhakti Wakaf, 1992 h. 25
6
Zainul Arifin, MEMAHAMI BANK SYARI’AH Lingkup, Peluang, Tantangan,
dan Prospek, Jakarta: Alvabet, 2000, h. 32
7
Tim Pengembangan Perbankan Syari’ah Institut Bankir Indoneia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syari’ah, Jakarta: Djambatan, 2003, h. 66