Tujuan Pembiayaan Murabahah di BMT Al-Kariim
prestasi debitur masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapanngan atas usaha nasabah, cara berusaha ataupun tempat
berusaha. 3.
Capital Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon
debitur, yang diukur dengan posisi usahanya secara keseluruhan melalui rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi
modalnya. 4.
Collateral Collateral adalah jaminan milik calon debitur, penilaian untuk lebih
meyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi, jika jaminan dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya. Tetapi
collateral dalam BMT lebih ditekankan pada factor: kepercayaan, pendekatan hubungan dengan pengusaha dan kegiatan usahanya;
saling mengenal karena daerah usahanaya tidak luas melalui tanggung renteng dan atau bersama tokoh setempat yang diiringi
dengan pengajian bersama. 5.
Conditions Bagian pembiayaan BMT harus melihat kondisi perekonomian
secara umum khususnya yang berkaitan dengan jenis usaha calon debitur. Hal tersebut dilakukan karena keadaan eksternal usaha
yang dibiayai
1
.
1
BMT Al-Kariim, Dokumentasi
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam menganalisis pembiayaan murabahah di BMT Al-Kariim memang memerlukan prinsip 5C
dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan guna melakukan supervisi, koordinasi, dan arahan mengenai pengelolaan pencatatan transaksi
keuangan nasabah secara tertib, teratur, sistematis dan benar yang dilakukan unit-unit kerja yang berada dibawah supervisinya.
7P terdiri dari: 1
Personality Penilaian calon debitur dari kepribadian atau tingkah lakunya.
2 Party
Penilaian dengan mengklasifikasikan nasabah ke dalam golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3 Purpose
Penilaian dengan mengetahui tujuan penggunaan pembiayaan. 4
Prospect Penilaian terhadap ukuran prospek usaha calon debitur.
5 Payment
Penilaian terhadap ukuran cara calon debitur mengembalikan pembiayaan.
6 Profitability
Penilaian terhadap kemampuan calon debitur dalam mencari laba. 7
Protection