Pengertian Murabahah Tinjauan Umum Tentang Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana Bank Syari’ah
dalam hal ini BMT bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dengan harga jual dari BMT adalah harga beli pemasok ditambah
keuntungan dalam persentase tertentu bagi sesuai dengan kesepakatan. Kepemilikan akan berpindah kepada nasabah segera setelah perjanjian jual
beli ditandatangani dan nasabah akan membayar barang tersebut dengan cicilan tetapi yang besarnya sesuai kesepakatan sampai dengan pelunasan
8
. Dalam dunia perbankan syari’ah, pembiayaan murabahah dapat
digambarkan sebagai berikut: a.
Bank dalam hal ini BMT Al-Kariim bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari produsen atau pabrik ditambah dengan keuntungan. Kedua belah pihak harus menyepakati
harga jual dan waktu pembayaran. b.
Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli, dan jika telah disepakati maka tidak dapat berubah selama berlaku akad.
Lazimnya murabahah dilakukan dengan cara pembayaran cicilan
bi’tsaman ajil c.
Dalam traksaksi ini, bila sudah ada barang maka barang dierahkan segera sedangkan pembayaran dilakukan sacara
tangguh
9
.
8
http:www.pikiran-rakyat.comcetak2005080521hikmahmanajemen
9
Heri Sudarsono, Bank Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogakarta: EKONISIA, 2003, H. 104
1 Negosiasi 3 Akad jual beli
6 Bayar 5Terima
Barang dokumen
1 Beli barang
4 Kirim
Gambar 2.1
Dari beberapa pengertian murabahah yang telah dikemukakan para prediksi perbankan sy
ari’ah diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga asal dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli baik secara tunai maupun kredit.
Adapun mengenai landasan hukum murabahah adalah: 1
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah2:275:
Artinya : “ Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Nasabah
Produsen BankBMT
Dengan demikian murabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli, di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT telah
menghalalkan jual beli karena dengan jual beli berarti seseorang mendapatkan harta dengan jalan sukarela diantara mereka, dan Allah SWT
mengharamkan riba. Riba itu tidak hanya yang berlipat ganda saja. 2
Al-Qur’an Surah An-Nisa’4:29:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu” Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa di dalam berdagang
tidak dibolehkan mengambill keuntungan terlalu banyak karena itu berarti memakan harta saudaranya dengan jalan yang bathil, dan hal itu dilarang
oleh Allah SWT. Selain itu ayat ini juga menjelaskan agar di dalam jual beli harus ada kerelaan diantara kedua belah pihak .
3 Hadis Nabi yang berbunyi:
ع حم ب عل ا ع ث ح حم ب و رح ث ح قشم ل ا ا ل ا ب عل ا ث ح ها ل س ر ل ق ل ق ر لا عس ب أ ع س ل ق ب أ ع لا لا حل ص ب وا
ض ار ع ع لا ا ملس و لع ها لص
10
10
Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Quzwini, Sunan Ibnu Majah, h. 737
Artinya: “Dari Abu Sa’id Al-Khudry RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda: sesunggunhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”. HR. Al-Baiqi dan Ibnu Majah dan dinilai shahih
oleh Ibnu Hibban .”