pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pola konsumsi pangan dengan tingkat kolesterol darah total pada Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2011.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi makanan yang di konsumsi pada
pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan 2.
Untuk mengetahui konsumsi energi dan lemak pada pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan
3. Untuk mengetahui tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil
di Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan 4.
Untuk mengetahui hubungan konsumsi energi dan lemak dengan tingkat kolesterol darah total pada pegawai negeri sipil di Dinas Kesehatan
Kabupaten Humbang Hasundutan
1.4. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan untuk program perencanaan dan penanggulangan masalah gizi lebih.
Universitas Sumatera Utara
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pegawai negeri sipil untuk memperhatikan konsumsi pangan sebagai salah satu upaya mencegah penyakit jantung koroner.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pola Konsumsi
Pangan
Pola konsumsi pangan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jenis, frekuensi dan jumlah bahan pangan yang dimakan tiap hari
oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk sesuatu kelompok masyarakat tertentu Santoso, 2004.
Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Pangan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahanya. Di masyarakat
dikenal pola pangan atau kebiasaan makan yang ada pada masyarakat dimana seseorang anak hidup.
Keadaan kesehatan tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kuantitas hidangan menunjukan
adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain. Kuantitas menunjukan jumlah
masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan
mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat. Bila konsumsi baik
kuantitasnya dan dalam jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh dinamakan konsumsi berlebih, maka akan terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sediaoetama, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gizi lebih disebabkan karena konsumsi pangan yang melebihi kebutuhan normal tubuh manusia. Gizi lebih yang sering kali diikuti dengan timbulnya penyakit
kronis diantaranya PJK, hipertensi, diabetes militus, kanker. Menurut Soekirman 1991 dalam buku pangan dan gizi menyatakan dengan meningkatnya pendapatan
dan adanya perubahan gaya hidup sebagian penduduk akibat keberhasilan ekonomi berpengaruh terhadap budaya global. Maka masalah gizi lebih mengancam kehidupan
penduduk golongan menengah ke atas serta kelompok usia produktif. Yang dikhwatirkan produktifitas kerja menurun dan banyak meninggal pada usia muda
Muchtadi, 2000. Hasil yang diperkuat oleh SKRT menunjukan bahwa PJK menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia dan prevalensinya
meningkat dari tahun ke tahun Muchtadi, 2000. Boediharmojo 1993 dalam buku kumpulan orasi ilmiah guru besar
teknologi pangan dan gizi mengatakan, naiknya prevalensi PJK bukan hanya disebabkan karena bertambahnya usia manusia, tetapi lebih disebabkan oleh gaya
hidup yang salah atau disebut juga disease of life style. Meskipun gizi lebih bukan penyebab satu-satunya timbulnya PJK tetapi
merupakan faktor yang sangat penting dalam mempercepat timbunya penyakit. Sehingga, dapat timbul lebih dini. Yang dimaksud untuk dikemukakan adalah lemak
yang meningkatkan kadar kolesterol darah. Upaya pencegahan timbulnya PJK dalam gizi adalah peranan pola makan sehat dan gizi seimbang sangat penting. Pengaturan
pola makan bagi pengendalian penderita PJK dapat dilakukan dengan mengikuti pedoman umum Gizi Seimbang PUGS melalui 4 cara.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1. Komsumsi Makanan Beraneka Ragam
Makan makanan beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan
seseorang untuk tumbuh kembang menjadi sehat dan produktif. Makanan anekaragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur. Makanan sumber zat tenaga seprti beras, jagung, gandum, roti, dan ubi, menghasilkan energi untuk aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang berasal dari bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan
yang berasal dari hewan adalah ikan, ayam, susu serta hasil olahannya. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makananini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi minimal harus berasal dari setiap satu jenis makanan sumber zat tenaga, zat
pembangun dan zat pengatur. Prinsip idealnya setiap kali makanan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah.
Dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam termasuk sumber makanan berserat cukup 25 gramhari seperti padi-padian, kacang kacangan, sayur dan buah-buahan
dapat mencegah atau memperkecil terjadinya penyakit degeneratif seperti PJK.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Konsumsi Makanan Sesuai Kebutuhan Tubuh
Makanlah Makanan untuk memenuhi kecukupan energi. Konsumsi energi yang melebihi mengakibatkan kenaikan berat badan, energi yang berlebih disimpan
dalam bentuk lemak dan jaringan tubuh lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan obesitas disertai berbagi gangguan kesehatan seperti penyakit
hipertensi, penyakit diabetes melitus, penyakit jantung, dll. Kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Berat badan
merupakan petunjuk yang baik untuk mengetahui keadaan gizi dan kesehatan karena itu lakukan penimbangan berat badan secara teratur.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Sumber karbohidrat komplek adalah padi-padian,ubi, jagung, singkong, sagu, dll.
Batasi sumber karbohidrat sederhana seperti gula sampai dengan 3 – 4 sdmhari, karena konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan konsumsi energi yang
berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh sebagi lemak, akumulasi dalam waktu lama mengakibatkan obesitas.
2.1.3. Konsumsi Lemak dan Minyak
Lemak atau lipid adalah ikatan organik yang terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang bersifat larut dalam pelarut lemak seperti benzene dan eter
Lubis, 2009. Lemak dalam makanan terdiri dari trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan terbanyak terdapat dalam bentuk trigliserida.
Berdasarkan ikatan lemaknya dan kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan yaitu lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang
Universitas Sumatera Utara
paling mudah dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit dicerna.
Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa. Makanan sumber
asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewan. Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan PJK.
Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita PJK, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan
mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah. Berdasarkan jumlah atom karbon, asam lemak digolongkan menjadi asam
lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang dan asam lemak rantai panjang. Berdasarkan posisi atom hidrogen yang berada pada ikatan rangkap, asam lemak tak
jenuh dibagi menjadi cis dan trans. Kebutuhan lemak yang dianjurkan dalam sehari adalah 10-25 dari kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit
seperti dislipidemia membutuhkan modifikasi kebutuhan lemak tergantung dari berat dan ringannya kondisi penyakit Almatsier, 2005.
2.1.4. Konsumsi Makanan Rendah Garam dan Tinggi Kalium
Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram 1 sendok teh per hari. Konsumsi natrium yang berlebih terutama yang berasal dari
garam dan sumber lain seperti produk susu dan bahan makanan yang diawetkan dengan garam merupakan pemicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi yang
merupakan risiko untuk penyakit jantung.
Universitas Sumatera Utara
Berbeda halnya dengan natrium, kalium potassium merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium.
Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan
menurunkan tekanan darah. lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan
garam ke dalamnya menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik
adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio.
2.1.5. Alkohol
Minuman beralkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain. Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat menghambat proses
penyerapan zat gizi dan menghilangkan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang penting bagi tubuh sehingga menyebabkan peminum alkohol dapat menderita
kurang gizi. Selain itu itu juga menyebabkan penyakit gangguan hati, kerusakan saraf
otak dan jaringan di dalam tubuh . 2.1.6. Serat
Banyak bukti yang menunjukan bahwa serat makanan memegang peranan spesifik dalam menurunkan kadar kolesterol
serum darah.
Penelitian Story dan Kristchevcky 1976 percobaan pada hewan dan manusia, menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
bahwa beberapa komponen serat makanan menurunkan kadar kolestrol darah. Dan teori Leveille 1977 yang paling banyak diterima adalah beberapa komponen serat
makanan mampu mengikat asamgaram empedu dan dengan demikian akan mencegah penyerapannya kembali dari usus dan meningkatkan ekskresi melalui feces
sehingga akan meningkatkan konversi kolesterol dan serum darah menjadi asamgaram empedu.
2.2. Kolesterol
Lemak tidak dapat dipisahkan dari kolestrol. Kolesterol diperlukan oleh tubuh antara lain untuk a Sintesis asamgaram empedu, yang diperlukan untuk
proses pencernaan lemak minyak b Sintesis hormon steroid, c Sintesis vitamin D dan d Sebagai komponen membran sel. Apabila seseorang tidak mengkonsumsi
kolesterol maka hati akan mensistesisnya dari asam lemak. Demikian hati akan memproduksi kolesterol. Meskipun, kolesterol masuk melalui makanan sangat
banyak. Akibat
hal ini,
meningkatkan kadar
kolesterol dalam
darah Muchtadi, 2000.
Kolesterol tidak dapat dioksidasi di dalam tubuh untuk dijadikan sebagai sumber energi. Oleh karena itu satu-satunya cara untuk menurunkan kadar kolesterol
dalam darah adalah dengan memperbesar jumlah ekskresi asam empedugaram empedu. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan konsumsi serat makanan dan
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol Muchtadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Daftar Beberapa Bahan Makanan yang Mengandung Kolesterol
No Bahan Pangan Hewan
Kadar Kolesterol mg100 g
1. Susu cair 13,5
2. Susu skim 1,6
3. Mentega 218,6
4. Keju 106,1
5. Daging ayam 84,7
6. Daging sapi 102,4
7. Otak 2000,0
8. Hati sapi, kambing, babi 435,3
9. Jantung sapi 270,6
10 Ginjal 800,0
11. Telur 274,0
12. Udang 152,9
13. Kepiting 100.0
Sumber : Guthrie, 1986 dalam buku Pangan dan Gizi Kolesterol adalah salah satu sterol yang termasuk dalam kelompok lemak
yang terdapat dari luar tubuh berupa bahan makan cholesterol eksogen dan dibentuk di dalam tubuh cholesterol endogen. Pada tubuh manusia kolesterol banyak
dijumpai dalam darah, empedu, bagian luar kelenjar adrenal, dan jaringan saraf. Lubis, 2009. Sedangkan pada bahan makanan yang mengandung tinggi kolesterol
adalah kuning telur, daging merah, otak dan hati. Kolesterol tidak disintesis oleh tumbuhan, sayur dan buah-buahan Manurung, 2004
Fungsi utama kolesterol adalah membentuk membran sel, yang berguna untuk mengatur penyerapan zat yang larut dalam air dan kulit, melindungi otak,
pembentukan cairan empedu yang befungsi sebagai pencerna lemak, membentuk hormon tubuh, unsur penting dalam proses pertumbuhan dan membantu dalam proses
pencernaan makanan, membentuk vitamin D dan penting bagi pembentukan hormon seks dalam tubuh
Universitas Sumatera Utara
Kolesterol memiliki rumus struktur sebagai berikut :
Gambar 2.1. Struktur Molekul Kolesterol
Sumber : Almatsier, 2009
Menurut Muchtadi
et al., 1993, kolesterol diangkut oleh darah dalam bentuk terikat dalam lipoprotein plasma. Lipoprotein adalah gabungan molekul lemak
lipid dan protein yang disintesis di dalam hati. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan mengangkut berbagai jenis lemak dalam jumlah yang berbeda
pula Almatsier, 2009. Partikel-partikel lipoprotein memiliki sifat khusus dan berbeda pada proses
pembentukan arterosklerosis, tubuh membentuk 4 empat jenis lipoprotein meliputi : 1.
Kilomikron Kilomikron adalah lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna
yang berasal dari makanan ke seluruh tubuh. Lemak yang diangkut terutama trigliserida. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus dan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
sintesis limfe untuk kemudian masuk dalam vena besar dan seterusnya masuk ke aliran darah
2. Very Low Density Lipoprotein VLDL
Very low density lipoprotein disintesis di hati, berfungsi untuk transport lemak. Di dalam darah VLDL mengalami lipolisis sehingga berubah menjadi
remnant yang kaya akan kolesterol. VLDL disebut juga kolesterol jahat karena dalam pembuluh darah akan membentuk plak pada dinding arteri. Plak akan
bercampur dengan protein dan kalsium dan hal ini yang menyebabkan aterosklerosis yang dikaitkan dengan risiko tinggi terhadap serangan jantung.
3. High Density Lipoprotein HDL
HDL disintesis di dalam hati dan usus, setelah HDL disekresikan ke dalam darah, akan mengalami perubahan akibat berinteraksi dengan kilomikron dan
VLDL. Fungsi utama HDL adalah membawa kolesterol dari jaringan perifer ke hati. Proses penggangkutan kolesterol dari ekstra hepatik ke hati diduga
merupakan mekanisme utama HDL untuk melindungi tubuh terhadap proses terjadinya aterosklerosis. HDL adalah kolesterol yang menguntungkan dan
melindungi dan disebut juga kolesterol baik. Dalam tubuh berperan sebagai pelindung.
4. Low Density Lipoprotein LDL
LDL membawa kolesterol ke jaringan perifer, sebagai komponen struktur membran sel dan pembentukan hormon steroid. LDL masuk ke dalam sel dan
mengakibatkan peningkatan kolesterol di dalam sel. Peningkatan LDL di dalam plasma darah mengakibatkan LDL teroksidasi oleh radikal bebas, LDL teroksidasi
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya diserap oleh makroflag dan kemudian membentuk sel busa ini yang menyebabkan pembentukan plak aterosklerosis Manurung, 2004.
Tabel 2.2. Kadar Kolesterol Darah dalam mgdl No
Jenis Kolesterol Diinginkan
Diwaspadai Berbahaya
1 Kolesterol Total
200 200-239
240 2 Kolesterol
LDL 130
130-159 160
3 Kolesterol HDL
45 36-44
35 4 Trigliserida
200 200-399
400 Sumber : Depkes, 2007
2.3. Konsumsi Pangan yang Mempengaruhi Peningkatan Kolesterol Darah