MATEMATIKA DINAMIKA HUBUNGAN LANDASAN TEORI

8

BAB II LANDASAN TEORI

A. MATEMATIKA

National Council of Teachers of Mathematics NCTM, 2000 mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dapat berkomunikasi, dan bernalar secara logis. Susanto 2013 mendefinikan matematika sebagai disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur yang abstrak serta pola hubungan yang ada di dalamnya. Pada dasarnya belajar matematika adalah belajar mengenai konsep, struktur, dan mencari hubungan antar konsep dan struktur Subarinah, 2006. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui suatu kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat dalam pemecahan suatu masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat pemecahan masalah melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan suatu gagasan Prihandoko, 2006. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli seperti diuraikan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, bernalar secara logis, berkomunikasi, serta memecahkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.

B. PRESTASI MATEMATIKA 1. Definisi Prestasi Matematika

Menurut Arifin 2012 prestasi matematika adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan yang dihadapi. Abidin 2011 mengatakan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasan, keterampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan simbol, angka dan huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika. Prestasi matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah khususnya dalam mata pelajaran matematika.

2. Komponen-komponen Prestasi Matematika

Komponen prestasi matematika dapat dilihat dari nilai ujian tengah semester satu, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah sebesar 65. Materi yang diujikan pada ujian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tengan semester satu adalah materi mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar yaitu : 2.1 Bilangan Bulat 2.1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2.1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB. 2.1.3 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana. 2.2 Pengukuran 2.2.1 Melakukan operasi hitung satuan waktu. 2.2.2 Mengenal satuan jarak dan kecepatan. 2.2.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan. 2.3 Luas Bangun Datar 2.3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. 2.4 Volume Kubus dan Balok 2.4.1 Menghitung volume kubus dan balok. 3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika Menurut Syah 2008, prestasi matematika seseorang secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.1 Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal terdapat 3 aspek yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek intelektual. 3.1.1 Aspek Fisiologis Aspek ini meliputi kondisi umum jasmani dan fungsi organ tubuh yang berperan dalam proses belajar matematika siswa. Dalam proses belajar matematika, siswa menggunakan sebagian besar organ maupun anggota tubuhnya. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu akan mengakibatkan proses belajar matematika menjadi terganggu, misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya menjadi tidak berbekas. 3.1.2 Aspek Psikologis 3.1.2.1 Sikap siswa Sikap adalah gelaja internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons response tendency dengan cara yang relatif tetap, baik secara positif maupun yang negatif. Sikap positif dari siswa terhadap guru dan materi pelajaran matematika menunjukkan kesuksesan awal dalam proses belajar matematika. Hal ini akan meminimalkan kesulitan belajar yang dialami siswa Mubeen, Saeed, Arif, 2013. 3.1.2.2 Minat siswa Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat matematika akan menaruh perhatian lebih pada hal tersebut, sehingga siswa akan berusaha untuk mencari tahu banyak tentang hal yang berkaitan dengan matematika dan memengaruhi prestasi matematika siswa. 3.1.2.3 Motivasi siswa Motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Sumber yang berasal dari diri siswa disebut dengan motivasi intrinsik dan sumber yang berasal dari luar diri siswa disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari diri siswa atau motivasi intrinsik lebih memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi matematika daripada sumber yang berasal dari luar diri siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.1.3 Aspek Intelektual 3.1.3.1 Inteligensi Siswa Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko- fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat. Tingkat inteligensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Semakin tinggi tingkat inteligensi siswa, maka semakin berhasil dalam proses belajar matematika. 3.1.3.2 Bakat siswa Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap siswa memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Ketika siswa memiliki bakat dalam bidang matematika maka siswa tersebut akan memiliki prestasi dalam bidang tersebut. 3.2 Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor sosial mencakup lingkungan keluarga, metode sekolah, serta faktor masyarakat Slameto, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.2.1 Lingkungan keluarga Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan keluarga antara lain: 3.2.1.1 Cara orang tua mendidik Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka tidak memperhatikan akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, dan tidak mengetahui kemajuan prestasi anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka. Oleh karena itu, cara orang tua mendidik sangat memegang peranan penting sehingga keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi prestasi siswa. 3.2.1.2 Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi yang baik adalah hubungan yang penuh perhatian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk prestasi siswa di sekolah. 3.2.1.3 Suasana rumah Suasana rumah yang dimasudkan adalah situasi yang sering terjadi di dalam keluarga ketika siswa belajar. Suasana rumah yang tenang, aman, dan tentram akan memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa ketika belajar. 3.2.1.4 Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekomomi keluarga berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan siswa seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan, serta fasilitasi yang mendukung prestasi siswa yakni alat tulis, buku-buku, dan sebagainya. Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa dapat membantu dan mendukung siswa dalam proses belajar. 3.2.1.5 Pengertian orang tua Siswa perlu mendapatkan dorongan dan pengertian dari orang tua ketika sedang menyelesaikan tugas- tugas di rumah. Hal ini dikarenakan mampu membuat siswa termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik. 3.2.1.6 Latar belakang keluarga Tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Orang tua perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menanamkan kebiasan-kebiasan yang baik agar mendorong semangat siswa untuk belajar. 3.2.2 Metode sekolah Siswa akan mampu menyerap pengetahuan secara maksimal apabila metode yang diterapkan guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru haruslah mempunyai kemampuan yang tepat agar mampu meningkatkan kompetensi siswa. Guru harus mampu memfasilitasi peningkatan kompetensi siswa. 3.2.3 Faktor masyarakat Lingkungan ini juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan dari masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

C. PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN

1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan

Menurut Hawes dan Jesney dalam Padevick, 2009, keterlibatan orang tua diartikan sebagai partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman dalam belajar siswa baik di sekolah maupun di tempat lain yang dapat mendukung kemajuan siswa. Menurut Wiyanti 2009 menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran siswa. Suryabrata 2000 mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah orang tua yang ikut mengurusi suatu masalah siswa dengan cara memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan memberikan pengarahan dalam belajar. Fan dan Chen 2001 menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yaitu bagaimana cara orang tua untuk berkomunikasi kepada anaknya mengenai prestasi di sekolah, harapan dan tujuan orang tua untuk keberhasilan siswa di masa depan, serta orangtua melakukan pengawasan di rumah. Menurut Schunk 2010 keterlibatan orang tua dapat ditunjukkan ketika mengunjungi siswa saat di sekolah, bertemu dengan guru, mengikuti aktivitas dan kegiatan yang diadakan di sekolah, mengikutsertakan siswa dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan kemajuan prestasi akademik siswa, serta memberikan biaya pendidikan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan merupakan partisipasi dari orang tua terhadap pendidikan siswa bisa berupa pengawasan kegiatan proses belajar, memberikan dukungan atau dorongan untuk belajar, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berkomunikasi kepada siswa mengenai prestasi di sekolah, menghadiri kegiatan dan aktivitas siswa di sekolah serta memberikan solusi-solusi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada keterlibatan orang tua khususnya ibu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan adalah partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Slameto 2003 mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi ke dalam otak manusia melalui persepsi, manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan penciuman. Menurut Riswandi 2009 mengatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan seseorang untuk memaknai objek persepsi. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu. Berdasarkan penjelasan di atas, persepsi terhadap keterlibatan orang tua ibu dalam pendidikan adalah penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan- kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yang dikemukakan oleh Epstein dan Salinas 2004 dibedakan menjadi enam bentuk keterlibatan orang tua, yakni sebagai berikut : 3.1 Pengasuhan parenting Keterlibatan orang tua dalam bentuk pengasuhan yang dimaksud adalah bagaimana cara orang tua memberikan kenyamanan bagi siswa pada saat di rumah. Orang tua dapat melakukan pembimbingan, perhatian dalam kesehatan dan pembinaan berdasarkan latar belakang keluarga. Bentuk parenting meliputi : memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa. 3.2 Komunikasi communicating Keterlibatan orang tua dalam bentuk komunikasi ini berupa keterlibatan orang tua dalam komunikasi tentang proses dan perkembangan pendidikan siswa baik di sekolah maupun di rumah. Bentuk communicating meliputi : Ibu bertanya kepada siswa mengenai pendidikan di sekolah. 3.3 Sukarelawan Volunteering Keterlibatan orang tua dalam bentuk volunteer atau sukarelawan ini berupa bantuan dan dukungan orang tua secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Bentuk volunteer meliputi : orang tua khususnya ibu hadir dalam kegiatan yang dilakukan siswa. 3.4 Pembelajaran di rumah Learning at home Keterlibatan orang tua dalam pembelajan di rumah learning at home adalah bagaimana orang tua ibu memberikan dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Bentuk learning at home meliputi : menciptakan kondisi rumah yang mendukung pendidikan siswa, memberikan dukungan moral maupun emosional, memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendukung proses belajar. 3.5 Membuat keputusan decision making Keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan decision making yaitu orang tua membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan serta memberikan saran. Bentuk decision making meliputi : membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan memberikan informasi mengenai bagaimana menyelesaikan tugas. 3.6 Bekerjasama dengan komunitas masyarakat collaborating with the community Keterlibatan orang tua dalam kegiatan yang menghubungkan orang tua, guru, murid, dan masyarakat membuat kesepakatan tentang bagaimana mereka bekerja sama untuk membantu anak dalam proses pendidikannya.

D. SISWA SEKOLAH DASAR 1. Definisi Siswa Sekolah Dasar

Santrock 2014 menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar berada dalam tahapan anak usia tengah dan akhir, dimulai dari usia sekitar 6 tahun sampai dengan 11 tahun. Siswa kelas lima sekolah dasar termasuk dalam usia antara 10 sampai dengan 11 tahun. Dalam usia ini, anak-anak menguasai keterampilan dasar dalam membaca, tulisan, matematika, prestasi menjadi tema yang lebih utama, dan pengendalian diri meningkat. Dalam tahapan ini, anak berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas dari keluarga mereka, seperti dalam masyarakat dan sekolah.

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Santrock 2014 menjelaskan bahwa karakteristik anak usia 6 sampai 11 tahun adalah sebagai berikut: 2.1 Perkembangan kognitif mulai berkembang. Siswa mampu berpikir logis, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek ke dalam klasifikasi mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret. Hal ini masuk dalam tahapan operasional konkret menurut Piaget. 2.2 Pertumbuhan fisik ditandai dengan lebih berat, kuat, dan tinggi. Sistem tulang dan sistem otot mulai berkembang yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan dalam gerakan. 2.3 Perkembangan bahasa ditandai dengan meningkatnya kemampuan membaca dan juga bertambahnya kosa kata serta perbendaharaan kata. Siswa perempuan akan lebih banyak berbicara daripada anak laki-laki. 2.4 Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk memahami aturan dan norma yang ada di dalam masyarakat. Siswa akan belajar bagaimana berperilaku dari teman sebayanya.

E. DINAMIKA HUBUNGAN

ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI MATEMATIKA Persepsi terhadap keterlibatan orang tua ibu dalam pendidikan adalah penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas. Persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dikemukakan oleh Epstein dan Salinas 2004 dibagi menjadi enam bentuk keterlibatan orang tua. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dimaksud merupakan dasar untuk pengukuran variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua meliputi pengasuhan parenting , komunikasi communicating , sukarelawan volunteering, pembelajaran di rumah learning at home, membuat keputusan decision making, dan bekerjasama dengan komunitas masyarakat collaborating with the community . Bentuk keterlibatan orang tua yang pertama adalah parenting atau pengasuhan, dalam hal ini keterlibatan orang tua ibu yaitu memberikan perlindungan, keamanan, serta memperhatikan kesehatan. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pengasuhan orang tua akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Bentuk keterlibatan orang tua yang kedua adalah communicating atau komunikasi, dalam hal ini keterlibatan orang tua ibu berupa komunikasi antara ibu dengan siswa dan bercerita mengenai pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunikasi akan membuat siswa menjadi pribadi yang berani mengungkapkan pendapat dan ide kepada orang lain sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Bentuk keterlibatan orang tua yang ketiga adalah volunteering atau sukarelawan, dalam hal ini keterlibatan orang tua ibu berupa bantuan dan dukungan secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap sukarelawan membuat siswa merasakan kehadiran dan keterlibatan ibu dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Bentuk keterlibatan orang tua yang keempat adalah learning at home atau pembelajaran di rumah, dalam hal ini keterlibatan orang tua ibu berupa dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pembelajaran di rumah akan membuat siswa merasa sangat terbantu jika orang tua melakukan hal-hal tersebut. Hal ini dikarenakan siswa merasa bahwa ibu sangat mendukung dalam proses belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Bentuk keterlibatan orang tua yang kelima adalah decision making atau membuat keputusan, dalam hal ini keterlibatan orang tua ibu berupa bantuan ketika siswa mengambil keputusan, memberikan informasi yang baik serta membantu siswa menyelesaikan masalah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap membuat keputusan akan membuat siswa merasa sangat diperhatikan oleh ibunya dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Bentuk keterlibatan orang tua yang terakhir adalah collaborating with the community atau bekerjasama dengan komunitas masyarakat, dalam hal ini keterlibatan orang tua berupa pertemuan rutin dengan orang tua lain dan saling mengkomunikasikan perkembangan dan proses belajar masing-masing siswa. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunitas masyarakat akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi. Dalam penelitian ini, penilaian siswa terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan mencoba untuk menjadi jembatan bagi siswa dalam prestasi matematika yang telah dicapai. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dijelaskan oleh Epstein dan Salinas 2004 menunjukkan bahwa ada hubungan antara siswa dengan orang tua khususnya pada ibu. Oleh karena itu peneliti tertarik dalam topik ini yaitu apakah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Gambaran dinamika hubungan antara persepsi keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika dapat diliat pada skema 1. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skema 1. Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Persepsi terhadap keterlibatan orang tua positif - Parenting Ibu memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa - Communicating Adanya komunikasi antara ibu dengan siswa - Volunteering Ibu hadir dalam kegiatan siswa - Learning at home d. Ibu menciptakan kondisi rumah yang mendukung e. Ibu memberikan dukungan moral maupun emosional f. Ibu memberikan fasilitas utuk mendukung proses belajar - Decision making c. Ibu membantu menyelesaikan masalah d. Ibu memberikan informasi Persepsi terhadap keterlibatan orang tua negatif - Parenting Ibu tidak memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa - Communicating Tidak adanya komunikasi antara ibu dengan siswa - Volunteering Ibu tidak hadir dalam kegiatan siswa - Learning at home a. Ibu tidak menciptakan kondisi rumah yang mendukung b. Ibu tidak memberikan dukungan moral maupun emosional c. Ibu tidak memberikan fasilitas utuk mendukung proses belajar - Decision making a. Ibu tidak membantu menyelesaikan masalah b. Ibu tidak memberikan informasi Tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat - Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok Tidak tercapainya komponen- komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat - Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok Prestasi Matematika Tinggi Prestasi Matematika Rendah Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua ibu dalam Pendidikan

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas V SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bekasi

0 5 91

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 15

PENGARUH POLA ASUH DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA PENGARUH POLA ASUH DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDAWUNG 2 TAHUN PELAJARA

0 1 14

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU Hubungan Persepsi Dengan Keterlibatan Ibu Dalam Pengembangan Literasi Dasar Anak Prasekolah Dan Perbedaan Keterlibatan Ditinjau Dari Pendidikan Formal Ibu.

0 0 16

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU Hubungan Persepsi Dengan Keterlibatan Ibu Dalam Pengembangan Literasi Dasar Anak Prasekolah Dan Perbedaan Keterlibatan Ditinjau Dari Pendidikan Formal Ibu.

0 1 16

Hubungan antara Kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

1 1 105

Hubungan antara Kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar

0 4 103

Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua

0 2 13

BAB V - Hubungan antara persepsi remaja terhadap harapan orang tua dengan prestasi belajar matematika - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13