Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN

PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Agnes Fitisia Bella Krisdia 129114122

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN MOTTO

y yourself no matter what they say and never be

y y y

:

, y


(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini kepada :

Tuhan Yesus yang selalu memberikanku berkat yang melimpah, perlindungan, kemudahan, kelancaran, kesehatan, dan

kekuatan dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Untuk Papa yang selalu sabar dan memberikan semangat anaknya untuk menyelesikan skripsi ini.

Untuk Mama yang tak henti-hentinya memberikanku semangat, nasihat, kasih sayang, dan tak pernah bosan untuk

mendengarkan keluh kesahku.

Untuk Abang yang selalu mengingatkan saya untuk selalu mengerjakan skripsi dan bantuan yang ia berikan kepadaku.

Dan untuk semua orang-orang yang terlibat dan orang-orang yang ada disekitarku.


(6)

(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA (IBU) DALAM PENDIDIKAN DENGAN

PRESTASI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Agnes Fitisia Bella Krisdia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Metode pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dan teknik dokumentasi berupa nilai raport matematika semester 1. Teknik analisis yang digunakan adalah Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini dibuktikan dengan nilai r sebesar 0,655 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan matematika positif, maka prestasi matematika akan meningkat.


(8)

viii

RELATIONSHIP BETWEEN PERCEIVED PARENTAL INVOLVEMENT (MOTHER) IN EDUCATION AND MATHEMATIC ACHIEVEMENT

AMONG FIFTH GRADER

Agnes Fitisia Bella Krisdia

ABSTRACT

This study aimed to examine the relationship between perceived parental involvement (mother) in mathematics education and mathematic achievement among fifth grader. Hypothesis in this research was there is a correlation between perceived parental involvement in mathematic education and mathematic achievement among fifth grader. Data were collected using perceived parental involvement in education scale and documentation techniques in the form of semester math report value 1. The analysis technique used in this study was Spearman's rho correlation. The result shows that there is a positive and significant relationship between perceived parental involvement in mathematics education and mathematics achievement among fifth grader with r = 0,655 ; p = 0.000 (p <0.05). This data means that the positive perceived parental involvement in mathematics education, the better mathematical achievement someone can get.


(9)

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih banyak atas bimbingan, bantuan, waktu, saran dan kesabaran yang telah diberikan.

4. Bapak Hadrianus Wahyudi, selaku Dosen Pembimbing Akademik terimakasih atas bantuan dalam segala proses kuliah selama ini. 5. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

6. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Khususnya Mas Muji, Mas Gandung, dan Bu Nanik yang telah membantu segala urusan perkuliahan.

7. Seluruh responden penelitian saya yang sudah bersedia membantu dan meluangkan waktunya.

8. Terima kasih Papa Mama yang selalu memdoakan, memberikan kasih sayang, memberikan semangat dan nasihat, biaya yang papa


(11)

xi

mama keluarkan, serta bantuan yang kalian berikan selama ini. Akhirnya anakmu ini bisa menyelesaikan skripsi berkat doa dan kesabaran mama papa.

9. Terima kasih untuk abangku Franciscus Bondhan CBK, S.E yang sabar membimbing adiknya ini dengan penuh kasih sayang, bantuan dan saran yang abang berikan selama ini sangat bermanfaat. Thankyou My Bro!!

10.Terima kasih untuk Embah, Pakde Yoyok, dan Bude Novi yang selalu memberikan semangat. Terima kasih buat segala bantuan yang diberikan sejak saya masuk kuliah hingga selesai. Maaf kalo saya belum bisa membalas semua kebaikan yang embah, pakde, dan bude berikan.

11.Terima kasih untuk teman seperjuanganku Oliv dan Rizky kelompok prestasi matematika yang telah banyak membantu, membimbing, memberikan bantuan dan saran dalam proses pengerjaan skripsiku ini. Hehehe maaf yah kalo saya sering merepotkan kalian berdua dan paling banyak nanya.

12.Terima kasih untuk Ibu Fransiska Suyanti yang telah membantu saya dalam proses pengambilan data di SDN Benteng 2 Sukabumi. Tunggu kehadiran saya yah tante buat jalan-jalan di Sukabumi dan mau ngerepotin tante lagi.

13.Terima kasih Teteh, Lona, Rere, Lintang, dan Devita yang selalu mengingatkan dan mengajakku untuk mengerjakan skripsi.


(12)

xii

Terima kasih buat segala bantuan, saran, hebohnya, gilanya yang membuat hidupku lebih berwarna, dan mendengarkan keluh kesahku selama ini. Tanpa kalian mungkin saya selalu nangis setiap kali ngerjain skripsi hehe. Sukses terus buat kita semua, ditunggu jalan-jalan barengnya yang udah direncanakan.

14.Terima kasih buat teman-teman kesayangan group ”big hug”: Ivie, Rege, Lindi, Devita, dan Sakti. Terimakasih kalian selalu ada disaat saya membutuhkan bantuan, kalian yang banyak memberikanku pelajaran akan kerasnya dunia ini, kalian yang selalu membuat hari-hariku bahagia saat masa-masa kuliah, banyak suka dan duka yang sudah kita lewati bersama. Pokoknya tetep jaga komunikasi dan sukses terus buat kita semua.

15. Terima kasih buat “Geng Cobra” tercintaaa Teteh, Lona, Lintang, Komang, Sonia, Unyil, Wisnu, Gede, Yosua, dan Yuda. Terimakasih kalian sudah menjadi sahabat yang baik dalam hidupku. Terimakasih kalian sudah membantuku untuk menjadi orang yang lebih dewasa dan menjadi ibu peri buat kalian semua hehe. Sukses buat kita semua dan langgeng terus yah keluarga cemaraku.

16.Terima kasih buat kelompok KKN 13 Trembono 1, Vita, Agnes, dan Okta. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik dan canda tawa yang kita buat bersama saat KKN berlangsung. Cerita


(13)

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7


(15)

xv

BAB II. LANDASAN TEORI ... 8

A. Matematika ... 8

B. Prestasi Matematika ... 9

1. Definisi Prestasi Matematika ... 9

2. Komponen-komponen Prestasi Matematika ... 9

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika ... 10

C. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16

1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 16

2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 18

3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan... 19

D. Siswa Sekolah Dasar ... 21

1. Definisi Siswa Sekolah Dasar ... 21

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 21

E. Dinamika Hubungan antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dengan Prestasi Matematika ... 22

F. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III. METODELOGI PENELITIAN ... 28

A.Jenis Penelitian ... 28

B. Variabel Penelitian ... 28

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan ... 28


(16)

xvi

D. Responden Penelitian ... 29

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30

1. Penyusunan Blue Print ... 30

2. FGD (Focus Group Disscussion) ... 32

3. Penyusunan Butir Item ... 35

4. Review dan Revisi Item ... 38

5. Perhitungan Validitas Isi ... 38

6. Uji Coba Alat Ukur ... 40

F. Reliabilitas Alat Ukur ... 44

G. Metode Analisis Data ... 44

1. Uji Asumsi Data Penelitian ... 44

2. Uji Hipotesis Data Penelitian ... 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

A.Hasil Penelitian ... 47

1. Pelaksanaan Penelitian ... ... 47

2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian ... 47

3. Reliabilitas Data Penelitian ... 51

4. Hasil Uji Asumsi ... 51

5. Analisis Tambahan ... 54

B.Pembahasan ... 55

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59


(17)

xvii

B. Saran ... 60

1. Bagi Orang Tua ... 60

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu)

dalam Pendidikan ... 31

Tabel 2 Daftar Pertanyaan FGD ... 33

Tabel 3 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Sebelum Uji Coba ... 36

Tabel 4 Skor Berdasarkan Kategori Jawaban ... 38

Tabel 5 Blue Print Skala Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 42

Tabel 6 Blue Print Final Skala Persepsi terhadap Keterlibatan (Ibu) dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ... 43

Tabel 7 Data Responden Penelitian ... 48

Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 49

Tabel 9 Hasil Reliabilitas Data Penelitian... 51

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ... 52

Tabel 11 Hasil Uji Linearitas ... 52

Tabel 12 Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua dengan Prestasi Matematika ... 53

Tabel 13 Uji Korelasi Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dengan Prestasi Matematika ... 54


(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Materi Matematika Kelas V Semester 1 ... 66

Lampiran 2 Validitas Isi ... 69

Lampiran 3 Perhitungan Validitas Isi (IVI-S) ... 82

Lampiran 4 Skala Uji Coba ... 85

Lampiran 5 Reliabilitas Skala Uji Coba... 92

Lampiran 6 Skala Penelitian ... 97

Lampiran 7 Deskripsi Responden ... 104

Lampiran 8 Reliabilitas Skala Penelitian ... 106

Lampiran 9 Uji Asumsi ... 107

Lampiran 10 Uji Hipotesis ... 109

Lampiran 11 Analisis Tambahan ... 111


(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

Skema 1 Hubungan Antara Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang cukup berperan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas dalam kehidupan sehari-hari (Novita, 2012). Untuk itu pembelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak di sekolah dasar agar siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan untuk bekerjasama (Depdiknas, 2006). Siswa diharapkan dapat memahami konsep matematika dengan kemampuannya sendiri dan aktif dalam memecahkan masalah, mulai dari memahami masalah sampai mencari solusi tentang masalah tersebut (Bull, Espy, & Wiebe, 2008). Dengan cara seperti itu siswa dapat berpikir secara logis dan kritis (Santrock, 2009).

Selama ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Kesulitan dalam belajar matematika menyebabkan siswa mendapatkan prestasi belajar yang rendah (Agung & Saptono, 2000). Berdasarkan penelitian dari Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS), prestasi matematika pada siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Indonesia berada di peringkat bawah (TIMSS, 2015). Berdasarkan TIMSS, skor rata-rata prestasi matematika di Indonesia berada dalam peringkat 45 dari 50 negara. Hal ini dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diajarkan


(22)

kurang membuat siswa berpikir kreatif dan kondisi kelas yang monoton (Kompas, 2016).

Untuk mendapatkan prestasi siswa yang baik memerlukan usaha keras dari semua pihak baik dari siswa sendiri, guru, orang tua, lingkungan maupun pemerintah. Hal ini disebabkan karena prestasi siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) siswa. Faktor internal mencakup faktor fisiologis dan psikologis, sedangkan faktor eksternal mencakup faktor sosial yaitu teman sebaya, guru, serta lingkungan keluarga (Slameto, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik diantaranya ada kemampuan spasial (Kyttala, Aunio, Luit, & Hautamaki, 2003; Van Garderen, 2006; Verdine, Irwin, Golinkoff, & Hirsh-Pasek, 2014), kemampuan kognitif (Bull, Espy, & Wiebe, 2008), mental imagery (Douville & Pugalle, 2003), kemampuan belajar (Diperna, Volpe & Elliot, 2005), peran guru (Beilock, Guderson, Ramirez, & Levine, 2010), peran orang tua (Pezdek, Berry, & Renno, 2002), keterlibatan orang tua (Sheldon & Epstein, 2005), kualitas kelas (Blankson & Blair, 2015), motivasi siswa (Zakaria & Nordi, 2008), kondisi sosial ekonomi siswa (Gathercole, Pickering, Knight, & Stegman, 2004; Verdine, Irwin, Golinkoff, & Hirsh-Pasek, 2014), tingkat pendidikan orang tua dan lingkungan pengasuhan anak (Christian, Morisson & Bryan, 2002), serta kualitas kelas (Blankson & Blair, 2015).


(23)

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti faktor eksternal yang memengaruhi prestasi akademik siswa yang terkait dengan faktor keterlibatan orang tua. Pemilihan tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa pendidikan dalam keluarga tidak hanya membangun kepribadian anak, tetapi juga mendorong anak untuk berprestasi. Cara orang tua mendidik siswa memegang peranan penting dalam menanamkan dan mendorong siswa untuk berprestasi di bidang akademik. Hal ini juga diungkapkan oleh Slameto (2010) bahwa cara orang tua mendidik sangat besar pengaruhnya terhadap belajar dan prestasi siswa. Keterlibatan orang tua yang dimaksud di sini adalah merupakan cara orang tua mendidik dan berelasi dengan anaknya.

Keterlibatan orang tua umumnya orang tua merupakan pendidik yang pertama dalam membantu mengembangkan potensi siswa. Orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama, karena orang tualah yang pertama kali mendidik anaknya sejak lahir dan pendidikan yang diberikan merupakan dasar yang sangat menentukan perkembangan siswa selanjutnya (Zulifah, 2011). Oleh karena itu, orang tua sangat berperan dalam upaya meningkatkan prestasi dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mendorong siswa untuk meningkatkan prestasinya. Partisipasi orang tua terhadap peningkatan prestasi matematika dapat berupa memberikan waktu yang cukup, memenuhi kebutuhannya, memberikan motivasi, serta keterlibatan dalam belajar (Tolada, 2012).

Penelitian ini berfokus pada keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa. Orang tua yang memiliki keterlibatan dalam pendidikan akan


(24)

membantu perkembangan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Mutodi (2014) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara keterlibatan orang tua dengan kinerja matematika siswa. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua melalui pengelolaan rumah, membuat suasana rumah yang kondusif sebagai lingkungan untuk belajar, memotivasi serta memberikan harapan yang realistis dalam meningkatkan kinerja.

Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa keterlibatan orang tua mencakup beberapa unsur pendukung, yakni perhatian yang cukup dari orang tua, ketersediaan waktu, memberikan motivasi belajar (Rogers, Theule, Ryan, Adams, & Keating, 2009), serta membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah (Cooper, Lindsay, & Nye, 2000). Perhatian orang tua akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang tidak kekurangan kasih sayang sehingga merasa dihargai dan disayangi oleh lingkungannya terutama oleh orang tua. Hal ini didukung oleh penelitian Rogers, Theule, Ryan, Adams, & Keating (2009) yang mengatakan bahwa keterlibatan orang tua seperti memberikan dorongan dan pujian memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi siswa di sekolah. Sebaliknya, jika orang tua menekan siswa dengan menggunakan perintah, hukuman, atau pemaksaan maka dapat menurunkan prestasi siswa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Catsambis (dalam Padavick, 2009), efek dari keterlibatan orang tua dalam prestasi salah satunya adalah siswa menjadi sukses dalam pembelajaran di sekolah, karena orang tua


(25)

mendukung dan terlibat dalam pendidikan siswa. Keterlibatan orang tua di rumah berupa bimbingan belajar dan dukungan lain agar siswa dapat mencapai prestasi belajar di sekolah. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheldon & Epstein (2005) yang mengatakan bahwa keterlibatan orang tua (seperti fasilitator, relawan, dan komunikasi orang tua dengan siswa mengenai progress di sekolah) dan masyarakat tidak secara signifikan memiliki hubungan dengan prestasi matematika di tingkat sekolah.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, peneliti tertarik untuk membuktikan hubungan antara keterlibatan orang tua khususnya ibu dengan prestasi matematika di Indonesia. Sebagai orang yang paling dekat dengan siswa di rumah, ibu adalah orang yang diharapkan mampu terlibat dalam mendidik dan membina anaknya dalam keluarga. Selain itu, diperkuat dengan hasil FGD (focus group discussion) yang dilakukan oleh peneliti yang memperoleh kesimpulan bahwa, ibu memiliki relasi yang sangat dekat dengan siswa.

Keterlibatan orang tua dapat dirasakan secara berbeda antara orang tua dan anak. Dalam penelitian ini, yang ingin peneliti lihat adalah keterlibatan orang tua menurut persepsi anak. Peneliti memilih responden pada siswa kelas V sekolah dasar karena siswa kelas V sekolah dasar berada pada puncak tahapan operasional konkret. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk dapat berpikir logis serta mampu memecahkan masalah yang bersifat konkret. Kemapuan yang dimiliki siswa ini dapat berguna dalam pembelajaran matematika di sekolah khususnya pada siswa kelas V sekolah dasar.


(26)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan pretasi belajar matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui rendahnya prestasi matematika di Indonesia. Solusi untuk mengatasi rendahnya prestasi matematika yaitu mencari faktor yang memengaruhi prestasi matematika tersebut. Dalam hal ini salah satu faktor yang memengaruhinya adalah keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti “apakah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V sekolah dasar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari solusi atas permasalahan yang sudah diuraikan sebelumnya dengan menguji ada atau tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orangtua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.


(27)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi penelitian psikologi dan menambahkan keragaman penelitian psikologi, terutama penelitian psikologi pendidikan pada siswa sekolah dasar dalam hal prestasi belajar terutama matematika. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi baru dalam penelitian lain yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para orangtua agar mereka dapat mengetahui pentingnya keterlibatan orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pelajaran matematika.


(28)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. MATEMATIKA

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 2000) mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dapat berkomunikasi, dan bernalar secara logis. Susanto (2013) mendefinikan matematika sebagai disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi, memberi kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Matematika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang struktur yang abstrak serta pola hubungan yang ada di dalamnya. Pada dasarnya belajar matematika adalah belajar mengenai konsep, struktur, dan mencari hubungan antar konsep dan struktur (Subarinah, 2006). Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui suatu kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat dalam pemecahan suatu masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat pemecahan masalah melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan suatu gagasan (Prihandoko, 2006).

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan para ahli seperti diuraikan sebelumnya, maka dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, beragumentasi,


(29)

bernalar secara logis, berkomunikasi, serta memecahkan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.

B. PRESTASI MATEMATIKA

1. Definisi Prestasi Matematika

Menurut Arifin (2012) prestasi matematika adalah hasil dari kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan yang dihadapi. Abidin (2011) mengatakan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang berupa penguasan, keterampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan simbol, angka dan huruf.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika. Prestasi matematika dapat dilihat dari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah khususnya dalam mata pelajaran matematika.

2. Komponen-komponen Prestasi Matematika

Komponen prestasi matematika dapat dilihat dari nilai ujian tengah semester satu, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Matematika adalah sebesar 65. Materi yang diujikan pada ujian


(30)

tengan semester satu adalah materi mata pelajaran matematika dengan kompetensi dasar yaitu :

2.1 Bilangan Bulat

2.1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran. 2.1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan

FPB.

2.1.3 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana. 2.2 Pengukuran

2.2.1 Melakukan operasi hitung satuan waktu. 2.2.2 Mengenal satuan jarak dan kecepatan.

2.2.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan.

2.3 Luas Bangun Datar

2.3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang. 2.4 Volume Kubus dan Balok

2.4.1 Menghitung volume kubus dan balok.

3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Matematika

Menurut Syah (2008), prestasi matematika seseorang secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut yaitu :


(31)

3.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal terdapat 3 aspek yaitu aspek fisiologis, aspek psikologis, dan aspek intelektual.

3.1.1 Aspek Fisiologis

Aspek ini meliputi kondisi umum jasmani dan fungsi organ tubuh yang berperan dalam proses belajar matematika siswa. Dalam proses belajar matematika, siswa menggunakan sebagian besar organ maupun anggota tubuhnya. Adanya gangguan pada bagian tubuh tertentu akan mengakibatkan proses belajar matematika menjadi terganggu, misalnya dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya menjadi tidak berbekas.

3.1.2 Aspek Psikologis 3.1.2.1Sikap siswa

Sikap adalah gelaja internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap, baik secara positif maupun yang negatif. Sikap positif dari siswa terhadap guru dan materi pelajaran matematika menunjukkan kesuksesan awal dalam proses belajar matematika. Hal ini akan meminimalkan


(32)

kesulitan belajar yang dialami siswa (Mubeen, Saeed, & Arif, 2013).

3.1.2.2Minat siswa

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat matematika akan menaruh perhatian lebih pada hal tersebut, sehingga siswa akan berusaha untuk mencari tahu banyak tentang hal yang berkaitan dengan matematika dan memengaruhi prestasi matematika siswa.

3.1.2.3Motivasi siswa

Motivasi dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Sumber yang berasal dari diri siswa disebut dengan motivasi intrinsik dan sumber yang berasal dari luar diri siswa disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi yang berasal dari diri siswa atau motivasi intrinsik lebih memiliki pengaruh yang positif terhadap prestasi matematika daripada sumber yang berasal dari luar diri siswa.


(33)

3.1.3 Aspek Intelektual 3.1.3.1 Inteligensi Siswa

Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat. Tingkat inteligensi siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Semakin tinggi tingkat inteligensi siswa, maka semakin berhasil dalam proses belajar matematika.

3.1.3.2Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap siswa memiliki bakat atau potensi untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Ketika siswa memiliki bakat dalam bidang matematika maka siswa tersebut akan memiliki prestasi dalam bidang tersebut.

3.2 Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor sosial mencakup lingkungan keluarga, metode sekolah, serta faktor masyarakat (Slameto, 2010).


(34)

3.2.1 Lingkungan keluarga

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan keluarga antara lain:

3.2.1.1Cara orang tua mendidik

Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka tidak memperhatikan akan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar anak, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, dan tidak mengetahui kemajuan prestasi anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan mereka. Oleh karena itu, cara orang tua mendidik sangat memegang peranan penting sehingga keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi prestasi siswa.

3.2.1.2 Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Relasi yang baik adalah hubungan yang penuh perhatian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk prestasi siswa di sekolah.


(35)

3.2.1.3 Suasana rumah

Suasana rumah yang dimasudkan adalah situasi yang sering terjadi di dalam keluarga ketika siswa belajar. Suasana rumah yang tenang, aman, dan tentram akan memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa ketika belajar.

3.2.1.4 Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekomomi keluarga berhubungan dengan terpenuhinya kebutuhan siswa seperti makan, pakaian, perlindungan kesehatan, serta fasilitasi yang mendukung prestasi siswa yakni alat tulis, buku-buku, dan sebagainya. Dengan terpenuhinya kebutuhan siswa dapat membantu dan mendukung siswa dalam proses belajar.

3.2.1.5 Pengertian orang tua

Siswa perlu mendapatkan dorongan dan pengertian dari orang tua ketika sedang menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Hal ini dikarenakan mampu membuat siswa termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik.

3.2.1.6 Latar belakang keluarga

Tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Orang tua perlu


(36)

menanamkan kebiasan-kebiasan yang baik agar mendorong semangat siswa untuk belajar.

3.2.2 Metode sekolah

Siswa akan mampu menyerap pengetahuan secara maksimal apabila metode yang diterapkan guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru haruslah mempunyai kemampuan yang tepat agar mampu meningkatkan kompetensi siswa. Guru harus mampu memfasilitasi peningkatan kompetensi siswa. 3.2.3 Faktor masyarakat

Lingkungan ini juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan dari masyarakat sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada.

C. PERSEPSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM

PENDIDIKAN

1. Definisi Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan

Menurut Hawes dan Jesney (dalam Padevick, 2009), keterlibatan orang tua diartikan sebagai partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman dalam belajar siswa baik di sekolah maupun di tempat lain yang dapat mendukung kemajuan siswa. Menurut Wiyanti (2009)


(37)

menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran siswa.

Suryabrata (2000) mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah orang tua yang ikut mengurusi suatu masalah siswa dengan cara memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, dan memberikan pengarahan dalam belajar.

Fan dan Chen (2001) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yaitu bagaimana cara orang tua untuk berkomunikasi kepada anaknya mengenai prestasi di sekolah, harapan dan tujuan orang tua untuk keberhasilan siswa di masa depan, serta orangtua melakukan pengawasan di rumah. Menurut Schunk (2010) keterlibatan orang tua dapat ditunjukkan ketika mengunjungi siswa saat di sekolah, bertemu dengan guru, mengikuti aktivitas dan kegiatan yang diadakan di sekolah, mengikutsertakan siswa dalam kursus belajar, mengikuti perkembangan kemajuan prestasi akademik siswa, serta memberikan biaya pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan merupakan partisipasi dari orang tua terhadap pendidikan siswa bisa berupa pengawasan kegiatan proses belajar, memberikan dukungan atau dorongan untuk belajar,


(38)

berkomunikasi kepada siswa mengenai prestasi di sekolah, menghadiri kegiatan dan aktivitas siswa di sekolah serta memberikan solusi-solusi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada keterlibatan orang tua khususnya ibu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan adalah partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

2. Definisi Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Slameto (2003) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi ke dalam otak manusia melalui persepsi, manusia akan terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan penciuman. Menurut Riswandi (2009) mengatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif psikologis dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan seseorang untuk memaknai objek persepsi. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu.

Berdasarkan penjelasan di atas, persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah penilaian dan perasaan siswa


(39)

mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas.

3. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang tua dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa yang dikemukakan oleh Epstein dan Salinas (2004) dibedakan menjadi enam bentuk keterlibatan orang tua, yakni sebagai berikut :

3.1 Pengasuhan (parenting)

Keterlibatan orang tua dalam bentuk pengasuhan yang dimaksud adalah bagaimana cara orang tua memberikan kenyamanan bagi siswa pada saat di rumah. Orang tua dapat melakukan pembimbingan, perhatian dalam kesehatan dan pembinaan berdasarkan latar belakang keluarga. Bentuk parenting meliputi : memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa.

3.2 Komunikasi (communicating)

Keterlibatan orang tua dalam bentuk komunikasi ini berupa keterlibatan orang tua dalam komunikasi tentang proses dan perkembangan pendidikan siswa baik di sekolah maupun di rumah. Bentuk communicating meliputi : Ibu bertanya kepada siswa mengenai pendidikan di sekolah.


(40)

3.3 Sukarelawan (Volunteering)

Keterlibatan orang tua dalam bentuk volunteer atau sukarelawan ini berupa bantuan dan dukungan orang tua secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Bentuk volunteer meliputi : orang tua khususnya ibu hadir dalam kegiatan yang dilakukan siswa.

3.4 Pembelajaran di rumah (Learning at home)

Keterlibatan orang tua dalam pembelajan di rumah (learning at home) adalah bagaimana orang tua (ibu) memberikan dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Bentuk learning at home meliputi : menciptakan kondisi rumah yang mendukung pendidikan siswa, memberikan dukungan moral maupun emosional, memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendukung proses belajar.

3.5 Membuat keputusan (decision making)

Keterlibatan orang tua dalam pengambilan keputusan (decision making) yaitu orang tua membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan serta memberikan saran. Bentuk decision making meliputi : membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan memberikan informasi mengenai bagaimana menyelesaikan tugas.


(41)

3.6 Bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community)

Keterlibatan orang tua dalam kegiatan yang menghubungkan orang tua, guru, murid, dan masyarakat membuat kesepakatan tentang bagaimana mereka bekerja sama untuk membantu anak dalam proses pendidikannya.

D. SISWA SEKOLAH DASAR

1. Definisi Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menyebutkan bahwa siswa sekolah dasar berada dalam tahapan anak usia tengah dan akhir, dimulai dari usia sekitar 6 tahun sampai dengan 11 tahun. Siswa kelas lima sekolah dasar termasuk dalam usia antara 10 sampai dengan 11 tahun. Dalam usia ini, anak-anak menguasai keterampilan dasar dalam membaca, tulisan, matematika, prestasi menjadi tema yang lebih utama, dan pengendalian diri meningkat. Dalam tahapan ini, anak berinteraksi dengan dunia luar yang lebih luas dari keluarga mereka, seperti dalam masyarakat dan sekolah.

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Santrock (2014) menjelaskan bahwa karakteristik anak usia 6 sampai 11 tahun adalah sebagai berikut:

2.1 Perkembangan kognitif mulai berkembang. Siswa mampu berpikir logis, memahami konsep percakapan, mengorganisasikan objek ke


(42)

dalam klasifikasi mampu mengingat, memahami dan memecahkan masalah yg bersifat konkret. Hal ini masuk dalam tahapan operasional konkret menurut Piaget.

2.2 Pertumbuhan fisik ditandai dengan lebih berat, kuat, dan tinggi. Sistem tulang dan sistem otot mulai berkembang yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan dalam gerakan.

2.3 Perkembangan bahasa ditandai dengan meningkatnya kemampuan membaca dan juga bertambahnya kosa kata serta perbendaharaan kata. Siswa perempuan akan lebih banyak berbicara daripada anak laki-laki.

2.4 Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan siswa untuk memahami aturan dan norma yang ada di dalam masyarakat. Siswa akan belajar bagaimana berperilaku dari teman sebayanya.

E. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI MATEMATIKA

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas. Persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dikemukakan oleh Epstein dan Salinas (2004) dibagi menjadi enam bentuk


(43)

keterlibatan orang tua. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dimaksud merupakan dasar untuk pengukuran variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua meliputi pengasuhan (parenting), komunikasi (communicating), sukarelawan (volunteering), pembelajaran di rumah (learning at home), membuat keputusan (decision making), dan bekerjasama dengan komunitas masyarakat (collaborating with the community).

Bentuk keterlibatan orang tua yang pertama adalah parenting atau pengasuhan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) yaitu memberikan perlindungan, keamanan, serta memperhatikan kesehatan. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pengasuhan orang tua akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang kedua adalah communicating atau komunikasi, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa komunikasi antara ibu dengan siswa dan bercerita mengenai pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunikasi akan membuat siswa menjadi pribadi yang berani mengungkapkan pendapat dan ide kepada orang lain sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang ketiga adalah volunteering atau sukarelawan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa bantuan dan dukungan secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa di sekolah


(44)

maupun di rumah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap sukarelawan membuat siswa merasakan kehadiran dan keterlibatan ibu dalam pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan menumbuhkan semangat belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang keempat adalah learning at home atau pembelajaran di rumah, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa dukungan, bantuan maupun semangat kepada siswa ketika berada di rumah dalam proses belajar. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap pembelajaran di rumah akan membuat siswa merasa sangat terbantu jika orang tua melakukan hal-hal tersebut. Hal ini dikarenakan siswa merasa bahwa ibu sangat mendukung dalam proses belajar sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang kelima adalah decision making atau membuat keputusan, dalam hal ini keterlibatan orang tua (ibu) berupa bantuan ketika siswa mengambil keputusan, memberikan informasi yang baik serta membantu siswa menyelesaikan masalah. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap membuat keputusan akan membuat siswa merasa sangat diperhatikan oleh ibunya dalam memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Bentuk keterlibatan orang tua yang terakhir adalah collaborating with the community atau bekerjasama dengan komunitas masyarakat, dalam hal ini


(45)

keterlibatan orang tua berupa pertemuan rutin dengan orang tua lain dan saling mengkomunikasikan perkembangan dan proses belajar masing-masing siswa. Manfaat dari penilaian dan perasaan yang positif dari siswa terhadap komunitas masyarakat akan menimbulkan motivasi untuk berprestasi sehingga membuat siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi.

Dalam penelitian ini, penilaian siswa terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan mencoba untuk menjadi jembatan bagi siswa dalam prestasi matematika yang telah dicapai. Bentuk-bentuk keterlibatan orang tua yang dijelaskan oleh Epstein dan Salinas (2004) menunjukkan bahwa ada hubungan antara siswa dengan orang tua khususnya pada ibu. Oleh karena itu peneliti tertarik dalam topik ini yaitu apakah ada hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Gambaran dinamika hubungan antara persepsi keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika dapat diliat pada skema 1.


(46)

Skema 1.

Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika.

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua positif

- Parenting

Ibu memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa

- Communicating

Adanya komunikasi antara ibu dengan siswa

- Volunteering

Ibu hadir dalam kegiatan siswa - Learning at home

d. Ibu menciptakan kondisi rumah yang mendukung e. Ibu memberikan dukungan

moral maupun emosional f. Ibu memberikan fasilitas

utuk mendukung proses belajar

- Decision making c. Ibu membantu

menyelesaikan masalah d. Ibu memberikan informasi

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua negatif

- Parenting

Ibu tidak memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa

- Communicating

Tidak adanya komunikasi antara ibu dengan siswa

- Volunteering

Ibu tidak hadir dalam kegiatan siswa

- Learning at home

a. Ibu tidak menciptakan kondisi rumah yang mendukung b. Ibu tidak memberikan

dukungan moral maupun emosional

c. Ibu tidak memberikan fasilitas utuk mendukung proses belajar - Decision making

a. Ibu tidak membantu menyelesaikan masalah b. Ibu tidak memberikan

informasi

Tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat

- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok

Tidak tercapainya komponen-komponen prestasi matematika yang tercermin dalam nilai matematika dengan kompetensi dasar, yaitu : - Bilangan bulat

- Pengukuran - Luas bangun datar - Volume kubus dan balok

Prestasi Matematika Tinggi Prestasi Matematika Rendah Persepsi terhadap Keterlibatan Orang tua (ibu) dalam Pendidikan


(47)

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan suatu hipotesis penelitian yaitu ada hubungan positif antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika. Jika responden memiliki persepsi keterlibatan orang tua yang positif, maka prestasi matematika responden tinggi, namun jika responden memiliki persepsi keterlibatan orang tua yang negatif, maka prestasi matematika responden rendah.


(48)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (x) : Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan

2. Variabel tergantung (y) : Prestasi matematika

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

Definisi operasional kedua variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua (Ibu) dalam Pendidikan

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah penilaian dan perasaan siswa mengenai partisipasi ibu terhadap pendidikan siswa yang berupa pengawasan, memotivasi, berkomunikasi, ikut serta dalam


(49)

kegiatan-kegiatan siswa, serta membantu siswa pada saat menyelesaikan tugas, yang diukur dengan menggunakan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua. Skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Epstein dan Salinas (2004).

2. Prestasi Matematika

Prestasi matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa karena pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan dalam belajar matematika. Prestasi matematika dapat diketahui dari hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal dan pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika. Prestasi matematika responden didapatkan dengan metode dokumentasi yaitu melalui nilai yang didapatkan dari tugas yang diberikan oleh guru kelas. Pada penelitian ini, dokumentasi nilai dilakukan dengan meminta rekap nilai matematika pada guru matematika.

D. RESPONDEN PENELITIAN

Responden dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu siswa dan siswi kelas V sekolah dasar dengan umur antara 10 sampai 11 tahun.


(50)

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode yaitu metode skala dan metode dokumentasi. Dalam menyusun skala yang digunakan ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu :

1. Penyusunan Blue Print

1.1 Persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan

Dalam penelitian ini skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua memiliki 6 karakteristik yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang akan diukur. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan bentuk-bentuk menurut Epstein dan Salinas (2004).

Pada penelitian ini, tidak semua bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat dijadikan sebagai alat penelitian hal ini dikarenakan adanya perbedaan budaya. Skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan terdiri dari lima bentuk yang dapat dilihat dalam tabel 1.


(51)

Tabel 1.

Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan.

Bentuk Item

Favorabel Unfavorable 1. Parenting

- Memperhatikan kesehatan,

perlindungan, dan keamanan siswa

4 3

2. Communicating

- Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah

3 3

3. Volunteering

- Ibu hadir dalam kegiatan-kegiatan siswa

3 3

4. Learning at home

- Menciptakan kondisi rumah yang mendukung siswa

4 3

- Memberikan dukungan moral

maupun emosional 3 3

- Memberikan fasilitas kepada siswa

untuk mendukung proses belajar 3 3

5. Decision making

- Membantu menyelesaikan masalah 3 3

- Memberikan informasi tentang

bagaimana menyelesaikan tugas 3 3


(52)

1.2 Prestasi matematika

Dalam penelitian ini, prestasi matematika responden diukur dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan melihat nilai tugas, ulangan harian, dan uts (ujian tengah semester) yang diberikan oleh guru kelas. Pada penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan meminta rekap nilai raport matematika semester 1 siswa kelas V sekolah dasar. Nilai matematika yang diperoleh ini berdasarkan materi matematika semester 1 kelas V sekolah dasar. Materi matematika semester 1 kelas V sekolah dasar dapat dilihat pada lampiran 1.

2. FGD (Focus Group Disscussion)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan FGD untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai indikator serta mampu memahami konteks, baik yang favorable maupun unfavorable dari persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan calon responden penelitian. FGD dilakukan pada tanggal 8 Desember 2016 pada 8 orang siswa kelas V SD Kanisius Condongcatur. Untuk keperluan FGD ini, peneliti memilih 8 orang siswa berdasarkan tingkat prestasi matematikanya, dari 8 siswa ada sebanyak 3 orang siswa memiliki prestasi matematika yang tinggi, 3 orang siswa yang memiliki prestasi matematika sedang, dan 2 orang siswa


(53)

memiliki prestasi matematika yang rendah. Daftar pertanyaan FGD dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Daftar pertanyaan FGD.

Bentuk Indikator Pertanyaan

Parenting Memperhatikan

kesehatan, perlindungan dan keamanan siswa.

Dari skor 1-10, bentuk

perhatian orang tua (ibu) buat kalian berapa? Contohnya?

Communic-ating

Komunikasi antara orang tua (ibu) dan anak mengenai pendidikan di sekolah.

Apakah orang tua (ibu) kalian pernah menanyakan kesulitan yang kalian alami di sekolah?

Volunteering Orang tua (ibu) hadir dalam kegiatan siswa.

Dari skor 1-10, seberapa sering ibu hadir dalam kegiatan kalian dalam belajar? contohnya seperti apa?

Learning at Home

Menciptakan kondisi rumah yang mendukung untuk pendidikan siswa.

Bagaiamana suasana di rumah saat kalian sedang belajar? Contohnya seperti apa? Memberikan dukungan

moral maupun emosional.

Bagaimana bentuk dukungan orang tua (ibu) saat kalian sedang belajar di rumah? Memberikan fasilitas

kepada siswa untuk mendukung proses belajar.

Untuk mendukung pendidikan kalian, apakah orang tua memberikan kalian fasilitas ? contohnya ?

Decision Making

Membantu

menyelesaikan masalah.

Saat kalian kesulitan belajar di rumah, siapa yang lebih sering membantu? Contoh bantuannya bagaimana?

Memberikan informasi tentang bagaimana menyelesaikan tugas.

Apakah orang tua (ibu) kalian memberikan informasi

mengenai cara untuk menyelesaikan tugas? Contohnya?


(54)

Dari hasil FGD yang diberikan kepada 8 orang siswa, selanjutnya peneliti membuat verbatim dari hasil FGD sebagai acuan dalam penyusunan butir item. Hasil FGD pada indikator memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan, siswa mengatakan bahwa orang tua memperhatikan mereka dalam bentuk mengingatkan untuk makan, membantu mengecek kembali jadwal mata pelajaran agar tidak tertinggal, meminta siswa untuk tidak tidur larut malam, serta memberikan uang saku yang cukup. Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa orang tua pernah bertanya mengenai kesulitan yang siswa alami khususnya dalam mata pelajaran matematika di sekolah dan orang tua menanggapi cerita yang disampaikan oleh siswa tersebut. Selain itu, hasil FGD juga mengatakan bahwa orang tua sering hadir dalam kegiatan mereka seperti mengingatkan siswa untuk belajar dan menanyakan perkembangan belajar siswa pada guru saat ada pertemuan di sekolah.

Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa suasana yang tercipta saat mereka sedang belajar adalah hening dan tenang sehingga mereka dapat berkonsentrasi belajar saat di rumah. Namun, disisi lain ada siswa juga mengatakan bahwa saat ia sedang belajar di rumah, orang tua tidak menciptakan suasana yang mendukung seperti televisi tetap menyala ketika mereka sedang belajar. Hasil FGD pada indikator memberikan dukungan moral maupun emosional, siswa mengatakan bahwa orang tua memberikan semangat agar mendapatkan nilai matematika yang baik serta orang tua


(55)

mereka berjanji untuk memberikan hadiah ketika mereka meraih pretasi yang baik. Selain itu, pada hasil FGD siswa mengatakan bahwa orang tua mereka memberikan mereka fasilitas seperti meminta mereka untuk mengikuti bimbingan belajar (les) dan memberikan buku-buku seperti rumus-rumus matematika untuk membantu mereka dalam belajar matematika.

Berdasarkan hasil FGD, siswa mengatakan bahwa yang sering membantu mereka ketika kesulitan mengerjain tugas matematika adalah ibu. Siswa mengatakan bentuk bantuan yang diberikan oleh ibu mereka yaitu berupa memberikan solusi dan membuatkan soal latihan. Selain itu dari hasil FGD, siswa mengatakan bahwa ibu mengingatkan mereka untuk tidak menunda-nunda tugas dan meminta siswa untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan di sekolah.

3. Penyusunan Butir item

Berdasarkan hasil pemahaman konteks melalui FGD, peneliti menyusun butir item-item berdasarkan kondisi yang dirasakan siswa kelas V sekolah dasar. Skala ini terdiri 50 butir item yang terdiri dari 26 item bersifat favorable dan 24 item bersifat unfavorable. Pembagian item favorable dan unfavorable ditunjukkan pada tabel 3.


(56)

Tabel 3.

Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan sebelum uji coba.

Bentuk No Item Jumlah

Favorabel Unfavorabel 1. Parenting

Memperhatikan kesehatan, perlindungan, dan keamanan siswa

1, 3, 5, 7 13, 15, 17 7

2. Communicating

Komunikasi antara ibu dan siswa mengenai pendidikan di sekolah

18, 20, 22 27, 29, 31 6

3. Volunteering

Ibu hadir dalam kegiatan siswa

19, 24, 28 32, 34, 36 6

4. Learning at home : a. Menciptakan kondisi

rumah yang mendukung pendidikan siswa

2, 4, 6, 8 10, 12, 14 7

b. Memberikan dukungan moral maupun

emosional

26, 30, 33 37, 40, 42 6

c. Memberikan fasilitas kepada siswa untuk mendukung proses belajar

9, 11, 16 21, 23, 25 6

5. Decision making : a. Membantu

menyelesaikan masalah

35, 38, 46 41, 44, 47 6

b. Memberikan informasi tentang bagaimana menyelesaikan tugas

39, 43, 49 45, 48, 50 6

Total 26 24 50

Pada tabel 3 tampak bahwa bentuk parenting dan learning at home


(57)

Hal ini dikarenakan dari hasil FGD, banyak indikator-indikator perilaku yang mengarah ke bentuk-bentuk tersebut dibandingkan bentuk-bentuk lain.

Skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert berarti skala yang berisi pernyataan dalam rangka mengukur atribut psikologis tertentu sehingga responden diminta menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum (Supraktiknya, 2014). Setiap pernyataan dalam skala diberikan 4 kategori jawaban yang didasarkan pada metode Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Alternative jawaban dibuat menjadi empat kategori dengan maksud agar responden mampu memberikan respon yang benar-benar diyakini oleh responden dan tidak memberikan respon netral atau ragu-ragu (Azwar, 2012).

Penilaian skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh oleh responden maka semakin tinggi kecenderungan responden merasakan keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan begitu sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh responden maka semakin rendah kecenderungan responden merasakan keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan. Penilai skor item pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dapat dilihat pada tabel 4.


(58)

Tabel 4.

Skor berdasarkan kategori jawaban.

Jawaban Pernyataan

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

4. Review dan Revisi Item

Review item skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Hal ini dilakukan untuk melihat ketepatan definisi konseptual, pemilihan kata-kata dalam setiap item, serta kesesuaian item dengan indikator-indikator persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selanjutnya, peneliti melakukan revisi item guna mengevaluasi masukan yang diberikan oleh dosen pembimbing skripsi terkait item-item yang sudah disusun. Setelah itu, peneliti melanjutkan ke tahap pengujian validitas isi.

5. Perhitungan Validitas Isi

Validitas adalah kualitas penting yang menunjukkan bahwa sejauh mana tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi. Validitas isi yang dilakukan peneliti bertujuan


(59)

untuk melihat kesesuaian antara aspek dan atribut yang diukur pada skala dengan menggunakan metode professional judgement. Peneliti meminta bantuan pada dosen pembimbing skripsi dan empat mahasiswa yang sama-sama sedang mengerjakan skripsi.

Tahap berikutnya setelah meminta penilaian pada professional judgement, peneliti melakukan perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I adalah indeks validitas isi pada taraf item yang menunjukkan taraf relevansi item dengan atribut psikologis yang diukur. Kategori penilaian menjadi dua bagian yaitu penilaian 1 dan 2 diberi skor 0 yang berarti tidak relevan, sedangkan penilaian 3 dan 4 diberi skor 1 yang berarti relevan.

Tahap yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menghitung IVI-I dengan cara jumlah penilai yang memberikan skor 3 atau 4 dibagi dengan jumlah total penilai. Item dapat dikatakan relevan apabila skor yang diperoleh mencapai skor >0,78, jika kurang dari itu item perlu direvisi atau digugurkan. Pada penelitian ini, peneliti memperoleh item yang relevan sebanyak 41 item sedangkan 9 item tidak relevan sehingga peneliti perlu melakukan revisi agar bisa dapat dikatakan relevan.

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan perhitungan IVI-S. IVI-S adalah indeks validitas isi skala yaitu rerata proporsi item-item yang mendapatkan penilaian 3 atau 4 dengan skor 1 oleh semua penilai. IVI-S dapat dihitung dengan cara jumlah IVI-I dibagi dengan jumlah item. Sebuah skala dapat memiliki validitas isi yang baik jika skor IVI-S nya


(60)

memperoleh skor sebesar >0,90. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh skor IVI-S sebesar 0,948 sehingga dapat dikatakan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki validitas isi yang baik (Supratiknya, 2014).

6. Uji Coba Alat Ukur

Setelah melakukan validitas, peneliti melakukan uji coba alat ukur untuk menentukan apakah item-item pada skala dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk penelitian. Uji coba skala ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13 Maret 2017. Alat ukur ini diujicobakan pada kelompok responden yang memiliki karakteristik sama dengan kelompok responden penelitian yang sesungguhnya, yaitu 75 siswa dan siswi kelas V SDN Babarsari dan SDN I Duwet Wonosari yang dilakukan di dalam kelas.

Adapun prosedurnya, peneliti membagikan skala kepada responden, selanjutnya peneliti meminta mereka untuk membaca petunjuk pengisian skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk mengisi skala tersebut sesuai dengan keadaan responden saat ini. Dalam penelitian ini tidak ada batasan waktu yang diberikan pada saat responden mengisi skala tersebut. Peneliti menyebar 75 booklet skala pada uji coba ini, 75 booklet kembali dan semua memenuhi syarat sehingga dapat dianalisis.

Berdasarkan hasil uji coba alat ukur yang telah dilakukan, peneliti melakukan seleksi item dengan bantuan SPSS 18 for windows. Seleksi item


(61)

dalam penelitian ini berdasarkan dari korelasi item total yang memiliki

batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 2012). Item yang memperoleh hasil dengan

koefisien korelasi item total minimal 0,30 dapat dikatakan memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, item yang memperoleh hasil dengan koefisien item total kurang dari 0,30 dapat dikatakan memiliki daya diskriminasi yang rendah sehingga harus digugurkan. Dari perhitungan skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan, diperoleh hasil korelasi item total terdapat 9 item yang gugur karena nilai korelasi item total berada dibawah 0,30. Setelah itu, terdapat 9 item yang digugurkan dengan alasan untuk menyamakan jumlah komposisi setiap bentuk.

Blue print skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 5 :


(62)

Tabel 5.

Blue print skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.

Bentuk No Item Jumlah Hasil

Favorabel Unfavorabel

1. Parenting 1, 3, 5, 7 13*, 15*,

17*

7 4

2. Communicating 18, 20,

(22^)

27, 29, (31^) 6 4

3. Volunteering 19, (24^),

28

32, 34, (36^) 6 4

4. Learning at home : - Menciptakan kondisi

rumah

2, 4, (6^), (8^)

10, 12*, 14 7 4

- Memberikan dukungan

26, 30*, 33

37, 40, 42* 6 4

- Memberikan fasilitas 9, 11, 16 21, 23*, 25* 6 4 5. Decision making :

- Membantu

menyelesaikan masalah

35, 38, (46^)

41, 44, (47^) 6 4

- Memberikan informasi

(39^), 43, 49

45, 48*, 50 6 4

Total 26 24 50 32

Keterangan : (*) item yang gugur (^) item yang digugurkan

Berdasarkan hasil pada tabel 5, skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan menunjukkan bahwa terdapat 9 item yang gugur. Sebaran item-item yang gugur adalah item dengan nomor 12, 13, 15, 17, 23, 25, 30, 42, 48. Selanjutnya untuk menyeimbangkan item skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan, peneliti melakukan pengguguran item yang kedua secara langsung dengan melihat skor terendah sehingga jumlah komposisi pada setiap bentuk sama. Item-item


(63)

yang digugurkan untuk menyamakan komposisi setiap bentuk terdapat 9 item yaitu item dengan nomor 6, 8, 22, 24, 31, 36, 39, 46, 47. Setelah melakukan pengguguran item yang kedua, peneliti mendapatkan hasil jumlah item yang lolos sebanyak 32 item sehingga dapat dipakai menjadi alat tes. Blue print

skala persepsi keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.

Blue print final skala persepsi terhadap keterlibatan (ibu) dalam pendidikan setelah uji coba.

Bentuk No Item Jumlah Bobot

Favorabel Unfavorabel

1. Parenting 1, 3, 5, 7 - 4 12,5%

2. Communicating 12, 14 17, 19 4 12,5%

3. Volunteering 13, 18 20, 22 4 12,5%

4. Learning at home : - Menciptakan

kondisi rumah

2, 4 8, 10 4 12,5%

- Memberikan dukungan

16, 21 24, 26 4 12,5%

- Memberikan fasilitas

6, 9, 11 15 4 12,5%

5. Decision making :

- Membantu

menyelesaikan masalah

23, 25 27, 29 4 12,5%

- Memberikan informasi

28, 31 30, 32 4 12,5%


(64)

F. RELIABILITAS ALAT UKUR

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Koefisien reliabilitas dalam penelitian ini ditentukan dalam rentang angka dari 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi mendekati angka 1,00 maka dapat dikatakan pengukuran tersebut semakin reliabel (Azwar, 2012). Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis Alpha Cronbach. Penghitungan estimasi reliabilitas Alpha mengunakan alat bantu SPSS 18 for Windows. Koefisien reliabilitas pada skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan adalah sebesar 0,934 dari 41 item. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki reliabilitas yang baik.

G. METODE ANALISIS DATA

Sebelum melakukan uji hipotesis peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebagai prasyarat dalam teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 18 for windows.

1. Uji Asumsi Data Penelitian 1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2010). Normal atau tidaknya sebaran data ditentukan dari signifikansi. Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) maka


(65)

data dapat dikatakan terdistribusi secara normal, sedangkan apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan tidak terdistribusi secara normal (Santoso, 2010).

1.2 Uji Linearitas

Uji liniearitas adalah uji yang dilakukan untuk menyatakan hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan kuantitas di suatu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Jika uji linearitas menghasilkan p < 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan linear, sebaliknya jika uji linearitas menghasilkan p > 0,05 maka data tersebut tidak linear atau lemah (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis Data Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Oleh karena itu, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah uji korelasi. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Korelasi product moment bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang memiliki hubungan yang searah (Siregar, 2013).


(66)

Umumnya penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data pada setiap variabel penelitian membentuk disribusi yang normal. Bila tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan sebagai alat analisis penelitian. Sebagai gantinya digunakan analisis statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data harus berdistribusi normal. Teknik statistik ini adalah statistik nonparametris dari Charles Spearman (Siregar, 2013).


(67)

47 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Maret 2017 sampai dengan tanggal 30 Maret 2017 di SDN Benteng 2 Sukabumi yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A sejumlah 46 siswa dan kelas V B sejumlah 46 siswa. Prosedur pengambilan data ini tidak berbeda dengan proses pengambilan data pada tahap uji coba. Peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, kemudian peneliti membagikan skala pada responden. Setelah itu, peneliti meminta responden untuk membaca petunjuk pengisian skala dan menulis identitas mereka. Responden diminta untuk mengisi skala tersebut secara jujur dan tidak ada batasan waktu pada saat responden mengisi skala tersebut.

2. Deskripsi Responden dan Data Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan responden dari kalangan siswa-siswi kelas V SDN Benteng 2 Sukabumi. Responden penelitian yang digunakan adalah sebanyak 92 siswa yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil penyebaran skala didapatkan data-data mengenai identitas responden dapat dilihat pada tabel 7.


(68)

Tabel 7.

Data responden penelitian. Deskripsi

Responden

Keterangan Jumlah Total

Jenis Kelamin Laki-laki 44

92

Perempuan 48

Mata Pelajaran yang disukai responden

Ilmu Pengetahuan Sosial 29

92

Matematika 24

Ilmu Pengetahuan Alam 17 Bahasa Inggris 11

Olahraga 6

Bahasa Indonesia 5 Mata pelajaran

yang tidak disukai

Matematika 28

92 Bahasa Inggris 23

Pendidikan Kewarganegaraan

19 Ilmu Pengetahuan Alam 12 Bahasa Indonesia 10

Jumlah Saudara 0 10

92

1 25

2 27

3 18

4 12

Pekerjaan Ayah Wiraswasta 25

92

Buruh 13

Pegawai Swasta 12

Tentara 11

PNS 10

Guru 9

Polisi 7

Pensiunan 5

Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 55

92

Wiraswasta 15

PNS 12

Guru 10

Berdasarkan hasil dari tabel 7 diketahui bahwa responden penelitian terdiri dari 44 siswa laki-laki dan 48 perempuan. Mata pelajaran yang banyak


(69)

disukai responden adalah ilmu pengetahuan sosial sebanyak 29 responden dan mata pelajaran yang tidak disukai responden adalah matematika sebanyak 28 responden. Sebagian besar responden memiliki 2 bersaudara sebanyak 27 siswa, selanjutnya dilihat dari pekerjaan ayah yang paling banyak adalah sebagai wiraswasta sebanyak 25 dan pekerjaan ibu responden yang paling banyak adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 55. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diperoleh gambaran mengenai skor skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan matematika dengan prestasi matematika yang dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8.

Hasil analisis deskriptif data penelitian.

Statistik Prestasi Matematika Persepsi terhadap Keterlibatan Orangtua Teoritis Empiris Teoritis Empiris

N 92 92 92 92

Xmax 100 93 128 128

Xmin 0 60 32 84

Mean 50 72,23 80 110,04

SD 10 10,622 16 8,937

Sig. 0,000 0,000

Pada tabel 8 dijelaskan bahwa variabel prestasi matematika sebanyak 92 respoden dengan skor maksimum sebesar 93, skor minimum sebesar 60, mean sebesar 72,23, dan standar deviasi sebesar 10,622. Sebaliknya, pada variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan


(70)

sebanyak 92 responden dengan skor maksimum sebesar 128, skor minimum sebesar 84, mean sebesar 110,04, dan standar deviasi sebesar 8,937.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh nilai mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritis merupakan rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur. Mean empiris yaitu rata-rata skor data yang diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata skor hasil penelitian. Skor persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki mean teoritis sebesar 80 sedangkan mean empirisnya sebesar 110,04 (mean empiris > mean teoritis), jarak perbedaaan mean sebesar 30.

Berdasarkan hasil uji data dari one sample t-test variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris antara kedua variabel. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dan prestasi matematika pada responden penelitian cenderung tinggi.


(71)

3. Reliabilitas Data Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,853. Hal ini dapat diartikan bahwa alat ukur penelitian ini yaitu skala persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan adalah reliabel. Hasil penghitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9.

Hasil reliabilitas data penelitian.

Variabel Jumlah Item Alpha Cronbach Persepsi terhadap keterlibatan

orang tua (ibu) dalam pendidikan

32 0,853

4. Hasil Uji Asumsi

Pada penelitian ini menganalisis mengenai ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Dalam uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan linearitas.

4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui distribusi sebaran suatu data bersifat normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu SPSS 18 for windows dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji normalitas variabel dependen dan independen pada penelitian ditampilkan pada tabel 10.


(72)

Tabel 10.

Hasil uji normalitas.

Prestasi Matematika Persepsi terhadap Keterlibatan Orang Tua Signifikansi 0,000 0,200

Keterangan Tidak Normal Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 10, didapatkan bahwa distribusi sebaran variabel prestasi matematika bersifat tidak normal. Hal ini dikarenakan signifikansi variabel prestasi matematika lebih kecil daripada 0,05 (p<0,05). Sedangkan variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan bersifat normal. Hal ini dikarenakan signifikansi variabel keterlibatan orang tua dalam pendidikan lebih besar daripada 0,05 (p>0,05).

4.2 Uji Linearitas

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji linearitas dengan menggunakan test for linearity dari program SPSS 18 for windows, hasilnya dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11.

Hasil uji linearitas.

Uji Linearitas F Sig

Prestasi Matematika (combined) Linearity

Deviation from linearity

2,804 54,356 1,193

0,000 0,000 0,275 Persepsi terhadap

Keterlibatan Orangtua


(73)

Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel 16, didapatkan hasil taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar mengikuti fungsi linear. Hal ini dikarenakan taraf signifikansi untuk linearitas lebih kecil dari pada 0,05 (p<0,05).

4.3 Uji Hipotesis

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel prestasi matematika tidak berdistribusi normal, maka digunakan teknik korelasi tata jenjang dari Charles Spearman dalam program SPSS 18 for windows. Hasil uji korelasi persepsi terhadap keterlibatan orang tua dengan prestasi matematika dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12.

Hasil uji korelasi persepsi terhadap keterlibatan orang tua dengan prestasi matematika.

Hubungan antara persepsi terhadap keterlibatan

orangtua dengan prestasi matematika

Spearman Correlation Sign

0,655 0,000

Berdasarkan hasil tabel 12 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi untuk variabel persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika adalah 0,655 dengan


(74)

taraf signifikansi 0,00 (p<0,01). Hasil analisis data ini membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

5. Analisis Tambahan

Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tambahan mengenai korelasi antara bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan terhadap prestasi matematika. Hasil uji korelasi bentuk-bentuk keterlibatan orang tua dalam pendidikan dengan prestasi matematika dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13.

Uji korelasi bentuk-bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan dengan prestasi matematika.

Prestasi Matematika Correlation Coefficient Sign. (1-tailed)

Parenting .236 .012

Communicating .537 .000

Volunteering .545 .000

Learning at Home .607 .000

Decision Making .550 .000

Pada tabel 13 menunjukkan bahwa bentuk parenting terhadap prestasi matematika memiliki korelasi sebesar 0,236, bentuk communication terhadap prestasi matematika memiliki korelasi sebesar 0,537. Bentuk volunteering terhadap prestasi matematika sebesar 0,545, bentuk learning at home terhadap


(75)

prestasi matematika sebesar 0,607, dan bentuk decision making terhadap prestasi matematika sebesar 0,550. Berdasarkan hasil korelasi tersebut dapat diketahui bahwa korelasi yang paling besar terhadap prestasi matematika adalah bentuk learning at home dari keterlibatan orangtua sebesar 0,607.

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan dengan prestasi matematika siswa kelas V sekolah dasar. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa adanya hubungan positif antara persepsi terhadap keterlibatan orang tua (ibu) dalam pendidikan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar diterima. Semakin tinggi keterlibatan orang tua yang dirasakan siswa maka semakin tinggi pula prestasi matematika yang dicapai. Sebaliknya semakin rendah keterlibatan orang tua yang dirasakan siswa maka semakin rendah pula prestasi matematika yang dicapai oleh siswa kelas V sekolah dasar.

Persepsi terhadap keterlibatan orang tua khususnya ibu dalam pendidikan memiliki hubungan dengan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sheldon dan Epstein (2005) yang mengatakan bahwa orangtua memiliki peranan yang penting dalam prestasi matematika siswa di sekolah. Berbagai bentuk keterlibatan orang tua


(1)

Lampiran 11


(2)

Korelasi Bentuk-bentuk Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dengan Prestasi Matematika

Correlations

Parenting

Communi-cation Voluntering

Learning atHome

Decision Making

Prestasi Matematika Spearman's

rho

Parenting Correlation Coefficient 1.000 .408** .190* .119 .238* .236*

Sig. (1-tailed) . .000 .035 .129 .011 .012

N 92 92 92 92 92 92

Communication Correlation Coefficient .408** 1.000 .596** .614** .714** .537**

Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .000

N 92 92 92 92 92 92

Voluntering Correlation Coefficient .190* .596** 1.000 .635** .532** .545**

Sig. (1-tailed) .035 .000 . .000 .000 .000

N 92 92 92 92 92 92

LearningatHome Correlation Coefficient .119 .614** .635** 1.000 .740** .607**

Sig. (1-tailed) .129 .000 .000 . .000 .000

N 92 92 92 92 92 92

DecisionMaking Correlation Coefficient .238* .714** .532** .740** 1.000 .550**

Sig. (1-tailed) .011 .000 .000 .000 . .000


(3)

PrestasiMatematika Correlation Coefficient .236* .537** .545** .607** .550** 1.000

Sig. (1-tailed) .012 .000 .000 .000 .000 .

N 92 92 92 92 92 92

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).


(4)

Lampiran 12

Rekap Nilai Raport Matematika

Semester 1 Kelas V


(5)

Rekap Nilai Raport Matematika Semester 1 Kelas Va

No. Nama Nilai

1. AR 93

2. AM 82

3. AYP 62

4. ADR 83

5. AS 63

6. ADA 62

7. AMD 62

8. AA 88

9. AJH 93

10. AGS 84

11. AK 74

12. BIB 73

13. BA 62

14. DG 78

15. DS 77

16. EG 72

17. IMI 85

18. MAF 62

19. MAA 62

20. MRA 62

21. MA 78

22. MINH 64

23. MRW 76

24. MI 65

25. MR 71

26. MSM 72

27. NPR 67

28. NFR 93

29. NA 82

30. NR 62

31. OWL 86

32. OSF 73

33. RSP 62

34. RNR 92

35. RA 62

36. RAZ 75

37. RDI 62

No. Nama Nilai

38. SAS 62

39. SPG 75

40. SN 88

41. SS 79

42. SSF 62

43. YFN 81

44. AS 75

45. MN 65


(6)

Rekap Nilai Raport Matematika Semester 1 Kelas Vb

No. Nama Nilai

1. AB 60

2. AL 78

3. AS 60

4. ANK 70

5. ASR 87

6. ALG 70

7. AD 60

8. A 65

9. AP 67

10. AFS 76

11. APA 62

12. BCA 74

13. DPK 66

14. DAN 75

15. FAS 66

16. GJ 61

17. IH 64

18. IY 74

19. IF 60

20. IM 63

21. KP 88

22. MPR 63

23. MWI 91

24. MAY 88

25. MR 65

26. MWJ 61

27. NAA 88

28. RAE 91

29. RRS 68

30. RM 88

31. RSQ 65

32. RA 75

33. SR 64

34. SZL 90

35. SEP 80

36. SAS 92

37. SPI 86

No. Nama Nilai

38. SAN 71

39. SH 68

40. SF 60

41. SC 72

42. TK 60

43. V 66

44. YA 60

45. NL 62


Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas V SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bekasi

0 5 91

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DENGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH IBU SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI.

0 1 15

PENGARUH POLA ASUH DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA PENGARUH POLA ASUH DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KEDAWUNG 2 TAHUN PELAJARA

0 1 14

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU Hubungan Persepsi Dengan Keterlibatan Ibu Dalam Pengembangan Literasi Dasar Anak Prasekolah Dan Perbedaan Keterlibatan Ditinjau Dari Pendidikan Formal Ibu.

0 0 16

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN KETERLIBATAN IBU Hubungan Persepsi Dengan Keterlibatan Ibu Dalam Pengembangan Literasi Dasar Anak Prasekolah Dan Perbedaan Keterlibatan Ditinjau Dari Pendidikan Formal Ibu.

0 1 16

Hubungan antara Kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar.

1 1 105

Hubungan antara Kecemasan terhadap matematika dan prestasi matematika pada siswa kelas V sekolah dasar

0 4 103

Hubungan antara Keterlibatan Orang Tua

0 2 13

BAB V - Hubungan antara persepsi remaja terhadap harapan orang tua dengan prestasi belajar matematika - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 13