CAT Children’s Apperception Test

15 muda cenderung lebih cemas mengenai perceraian, memiliki persepsi yang kurang realistis mengenai penyebabnya, dan menyalahkan diri mereka sendiri. Meskipun demikian, mereka dapat beradaptasi lebih cepat daripada anak yang lebih tua, yang memiliki pemahaman lebih baik mengenai apa yang sedang terjadi. Anak-anak usia sekolah bisa saja takut akan penelantaran dan penolakan. Anak laki-laki umumnya merasa lebih sulit beradaptasi dibandingkan anak perempuan Bray, Hetherington, Stanley-Hagan, et al. dalam Papalia, 2009. Kebanyakan anak dengan orang tua bercerai menyesuaikan diri dengan cukup baik, tetapi perceraian meningkatkan risiko masalah pada masa remaja atau dewasa, seperti perilaku antisosial. Kelly Emery dalam Papalia, 2009. Dengan demikian, banyak dampak negatif yang terjadi pada anak-anak akibat perceraian orang tua. Anak-anak merasa berbeda dengan teman sebaya, kesulitan penyesuaian hidup dengan orangtua tunggal, dan adanya kecemasan yang mengikutinya. Kecemasan ini adalah kecemasan anak akan penolakan, ketidaknyamanan, dan kehilangan kasih sayang.

D. CAT Children’s Apperception Test

CAT merupakan tes dengan menggunakan teknik proyektif aperseptif atau disebut juga tes apersepsi. Apersepsi adalah interpretasi yang bermakna atau mempunyai nilai individual yang khas, sehingga apa yang ditangkap 16 sudah merupakan sesuatu yang bermakna individual meaningfulness Prihanto, 1993 . CAT merupakan sebuah bentuk tes proyektif yang dirancang untuk memahami dinamika anak-anak dalam menghadapi masalah-masalah dalam perkembangannya. Menurut Bellak 1997, CAT digunakan untuk memahami relasi subjek dengan figur lain dan dorongannya. Gambar-gambar dalam CAT ini dirancang untuk memunculkan respon mengenai masalah makan secara khusus dan masalah oral secara umum, masalah persaingan antar saudara, relasi dengan figur orang tua, fantasi tentang agresi, tentang penerimaan dunia orang dewasa, ketakutan terkait kesendirian di malam hari, dinamika hubungan interpersonal, kumpulan drive, dan pertahanan diri mereka. Selain itu, CAT juga mampu mengungkapkan kecemasan. Ragam kecemasan pada anak-anak menurut Bellak, kecemasan terkait dengan kondisi bahaya fisik, misalnya disakiti oleh oranglain, binatang buas; kecemasan akan hukuman yang kemungkinan dihadapi; kecemasan akan kehilangan atau berkurangnya kasih sayang dari orang tua atau orang sekitar; kecemasan akan penolakan; kecemasan akan situasi kesendirian dan kesepian; dan kecemasan akan berkurangnya atau kehilangan dukungan. CAT dibagi menjadi dua, yaitu CAT animal dan CAT-H CAT- Human. CAT animal berupa kartu dengan tokoh-tokoh binatang, sedangkan CAT-H dengan tokoh manusia. CAT animal biasa diberikan pada anak usia prasekolah, karena anak-anak prasekolah lebih baik dalam merespon gambar 17 dengan tokoh binatang. CAT-H lebih efektif untuk anak usia tujuh hingga 10 tahun terutama dengan IQ tinggi Bellak, 1997. CAT terdiri dari 10 kartu bergambar, baik itu CAT animal maupun CAT-H. Masing-masing kartu terdapat tema-tema tertentu. Tema-tema tersebut antara lain : 1. Kartu 1 : deprivasi oral 2. Kartu 2 : permainan, ketakutan akan agresi, simbol masturbasi 3. Kartu 3 : gender, kebingungan peran, konflik antara kepatuhan dan otonomi 4. Kartu 4 : persaingan antar saudara, relasi dengan figur ibu 5. Kartu 5 : mengamati, menduga, kebingungan, keterlibatan emosional anak 6. Kartu 6 : kecemburuan terhadap kedekatan orangtua, menginginkan otonomi dari orangtua 7. Kartu 7 : agresifitas dalam hidup anak, ketakutan terhadap agresi 8. Kartu 8 : hubungan dengan orangtua, relasi ibu dan anaknya 9. Kartu 9 : ketakutan akan gelap, ditinggalkan sendiri, rasa ingin tahu pada apa yang terjadi di ruangan sebelah 10. Kartu 10: hukuman, konsep moral anak, toilet training

E. Kecemasan pada Anak dari Keluarga Bercerai