Kecemasan pada Anak dari Keluarga Bercerai

17 dengan tokoh binatang. CAT-H lebih efektif untuk anak usia tujuh hingga 10 tahun terutama dengan IQ tinggi Bellak, 1997. CAT terdiri dari 10 kartu bergambar, baik itu CAT animal maupun CAT-H. Masing-masing kartu terdapat tema-tema tertentu. Tema-tema tersebut antara lain : 1. Kartu 1 : deprivasi oral 2. Kartu 2 : permainan, ketakutan akan agresi, simbol masturbasi 3. Kartu 3 : gender, kebingungan peran, konflik antara kepatuhan dan otonomi 4. Kartu 4 : persaingan antar saudara, relasi dengan figur ibu 5. Kartu 5 : mengamati, menduga, kebingungan, keterlibatan emosional anak 6. Kartu 6 : kecemburuan terhadap kedekatan orangtua, menginginkan otonomi dari orangtua 7. Kartu 7 : agresifitas dalam hidup anak, ketakutan terhadap agresi 8. Kartu 8 : hubungan dengan orangtua, relasi ibu dan anaknya 9. Kartu 9 : ketakutan akan gelap, ditinggalkan sendiri, rasa ingin tahu pada apa yang terjadi di ruangan sebelah 10. Kartu 10: hukuman, konsep moral anak, toilet training

E. Kecemasan pada Anak dari Keluarga Bercerai

Perceraian orang tua adalah keadaan keluarga yang tidak harmonis, tidak stabil atau berantakan Yusuf, 2004. Menurut Save 2002, perceraian 18 dalam keluarga manapun merupakan peralihan besar dan penyesuaian utama bagi anak-anak akan mengalami reaksi emosi dan perilaku karena kehilangan satu orang tua. Secara psikologis, anak yang berasal dari keluarga bercerai memperoleh banyak tekanan, karena suasana rumah kurang harmonis. Selain itu, keadaan lingkungan juga mengharuskan anak melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan tekanan dan keadaan lingkungan sebagai akibat dari perceraian kedua orang tuanya, menyebabkan anak merasa dirinya tidak aman. Padahal, anak pada usia sekolah adalah anak yang merasa takut diejek, takut tercela, takut kehilangan miliknya, takut akan penyakit dan takut akan gagal di sekolah. Rasa tidak aman yang menyelubungi tersebut juga akan menimbulkan perasaan inferior pada anak terhadap kemampuan dan kedudukannya. Anak merasa rendah diri, menjadi takut untuk memperluas pergaulannya dengan teman-temannya Gunarsa, 2003. Menurut Save 1990, setiap tingkat usia anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru ini memperlihatkan cara dan penyelesaian berbeda. Kelompok anak yang belum berusia sekolah pada saat kasus ini terjadi ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri bila ia menghadapi masalah dalam hidupnya. Umumnya anak usia kecil itu sering tidak betah, tidak menerima cara hidup baru. Ia tidak akrab dengan orangtuanya. Anak ini sering dibayangi rasa cemas, dan selalu ingin mencari ketenangan. 19 Dalam kasus perceraian, kecemasan selalu mengikuti anak yang menjadi korban perceraian orang tua. Kecemasan merupakan sesuatu yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah yang disebabkan oleh ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diduga akan terjadi, proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan frustasi dan pertentangan batin. Menurut Singgih 1995, kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati, perubahan di dalam dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya perangsang dari luar. Istilah kecemasan juga dipakai untuk menunjukkan suatu respons emosional yang tidak menyenangkan. Kecemasan selalu didapatkan pada anak-anak yang mengalami gangguan emosional. Dengan demikian, banyak dampak negatif yang terjadi pada anak- anak akibat perceraian orang tua. Anak-anak merasa berbeda dengan teman sebaya, kesulitan penyesuaian hidup dengan orangtua tunggal, dan adanya kecemasan yang mengikutinya. Kecemasan ini adalah kecemasan anak akan penolakan, ketidaknyamanan, dan kehilangan kasih sayang. 20 Skema 1: Kerangka Penelitian: Gambaran Dampak Perceraian Orangtua

F. Pertanyaan Penelitian