1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian cepat. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya konsumen mendapat
informasi, dimana keberadaan dan segala informasi tentang produk dapat diketahui dengan cepat lewat saluran-saluran informasi yang berkembang
sangat pesat. Secara tidak sengaja kita telah mengatakan kalau kita sudah siap untuk
mengikuti persaingan bebas dalam perdagangan global, karena memang dalam kenyataannya kita hanya memiliki satu pilihan yaitu harus mengikuti
perdagangan bebas. Desakan dari negara luar yang begitu kuat memaksa kita untuk melakukannya
Dalam pasar global kita dapat mengetahui bahwa disana sangat banyak sekali produsen-produsen dengan produk yang hampir begitu mirip sekali.
Misalnya produk mie instan ditawarkan oleh berbagai produsen dengan produk yang kegunaanya sama. Masalah lain yang dihadapi dari produk yang
sejenis ini adalah ketika beberapa produsen yang degan sengaja melakukan pengemasan produknya meniru kemasan produk yang sudah populer. Hal ini
sangat menuntut kepada para produsen agar berusaha lebih keras dalam mengenalkan produk-produk mereka kepada para calon konsumenya. Banyak
sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh para produsen untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.
Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengenalkan dan menawarkan produk mereka kepada konsumen adalah melalui iklan, karena
iklan dipercayai sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi.
Kasali 1992 : 9 mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Suatu perusahaan dalam membuat iklan harus mampu menyampaikan pesan tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan
mendapatkan perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen untuk memberi respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi
ini berfungsi dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar dapat menanamkan sesuatu kedalam benak konsumen untuk mempengaruhi
agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu sampai pada kegiatan pembelian Indryanti, 2002;38
Iklan dirancang sedemikian rupa agar mampu menunjukan kelebihan produk yang ditawarkan sehingga dapat membujuk dan mempengaruhi
konsumen untuk membeli Produk tersebut. Iklan yang dapat mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai
kekuatan persuasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, 1999;696. Persuasi adalah bujukan kepada seseorang dengan cara memberi alasan dan
prospek baik yang meyakinkannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R.T.S.Masli, 2004;20 menyatakan bahwa suatu perusahaan harus memilih alternatif media periklanan yang akan digunakan untuk memasarkan
produknya kepada konsumen seperti: televisi, koran, majalah, radio, baliho, dsb. Dua macam media utama yang digunakan perusahaan untuk memasarkan
produk yaitu melalui media televisi dan media cetak. Iklan melalui televisi dinilai sangat efektif dalam melakukan promosi, karena dengan menayangkan
iklan di Televisi masyarakat yang berada didaerah pedalaman juga bisa menikmatinya. Dengan demikian iklan yang ingin disampaikan bisa dinikmati
oleh semua kalangan masyarakat yang akan menjadi calon konsumen. Dominasi media cetak dalam meraih iklan kemudian surut ketika
pemerintah mengizinkan kelahiran televisi-televisi swasta. Dimulai dari Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI tahun 1989 yang tayangannya
semula hanya bisa dinikmati dengan perangkat decorder. Kehadiran RCTI diikuti Televisi Pendidikan Indonesia TPI yang berorientasi pada program
pendidikan. Kemudian diikuti oleh SCTV, Anteve dan Indosiar R.T.S.Masli,2004;21
Sejak itu para produsen tertarik untuk mempromosikan produknya melalui televisi. Sehingga membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat,
terlebih budaya menonton orang Indonesia lebih tinggi karena itu televisi sebagai media audio visual mampu memberi pengaruh yang cukup besar bagi
motivasi beli konsumen R.T.S.Masli,2004;22 Untuk meningkatkan penjualan selain promosi iklan Televisi produsen
juga memperhatikan kemasan produknya. Para produsen tentunya tidak hanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
puas dengan promosi iklan televisi saja, mereka juga mencoba untuk mencuri perhatian calon konsumen dengan strategi pengemasan. Kemasan penting
untuk menarik minat konsumen membeli produk, karena kemasan yang menarik dimata konsumen dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli produk itu. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa iklan tidak mampu menjangkau semua konsumen dari target pemasaran. Satu-
satunya tempat dimana perusahaan dijamin mampu dapat berbicara dengan konsumen mengenai produknya adalah pada saat pembelian.
Hanya pada saat calon konsumen berdiri di depan rak toko dan siap untuk memilih, sementara produk dari perusahaan tersebut terpajang pada
bagian kompetitif. Saat itulah perusahaan mendapat kesempatan 100 untuk menyampaikan mengapa calon konsumen harus membeli produknya dan
bukan produk perusahaan lain. Disinilah mengapa strategi kemasan perlu dikembangkan oleh sebuah perusahaan, karena pengemasan adalah jalan
terbaik untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat calon konsumen membeli produk itu dari rak toko Eric
Schulz, 2003.;100 Strategi kemasan merupakan strategi pemasaran yang diciptakan,
dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah perusahaan untuk lebih memusatkan perhatian pada penciptaan, dan
pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya konsumen dapat menemukan alasan-alasan yang paling kuat dan meyakinkan yang membuat
mereka lebih memilih produk tersebut Eric Schulz, 2003.;100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijabarkan di atas,
maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut Pengaruh Persuasi Iklan Televisi dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen
studi kasus produk mie sedap instant pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
B. Batasan masalah