Pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli konsumen : studi kasus produk Mie Sedap Instan pada warga Kepuh Rt 45 Rw 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

(1)

ix

ABSTRAK

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien regresi bernilai positif dan nilai t = 3,475, sedangkan hasil pengujian Sig = 0,001 < α = 0,05. (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien regresi bernilai positif dan nilai t = 6,511, sedangkan Sig = 0,000 < α = 0,05


(2)

x ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING

INTEREST

A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product

at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta

By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.

The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.

The result of the analysis shows that: (1) there is positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle. It was based on the calculation result of the regression coefficient value which was positive, and the value of t = 3.475, whereas the result of Sig = 0.001 < α = 0.05. (2) there is positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle, The conclusion was based on the calculation of regression coefficient value which came up to be positive with the value of t = 6.511, whereas the Sig = 0.000 < α = 0.05


(3)

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Yoseph Asmed NIM: 041334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

i

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Yoseph Asmed NIM: 041334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Orang tuaku Linus Subandi & Anastasia Ata Adikku Menas Aswan, Asteria Est er & Agnes Dea Asriani Yang terkasihTheresia Septriani Atengk & Limpa Family Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(8)

v

MOTTO

Koturun obi Balai Riban tingeng”k nyak:

tingeng”k sokolah

tingeng”k nyak awas

tingeng”k nyak borasel

tingeng”k dek nongki nyak sukses

(Melanius L)


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Penulis


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yoseph Asmed

Nomor Mahasiswa : 041334019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 16 Juni 2009

Yang menyatakan


(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persuasi Iklan Televisi Dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen Mie Sedap Instan.”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan pada masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan


(12)

viii

4. Bapak Sebastianus Widanarto P, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang

dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Orang Tuaku Bapak Linus Subandi dan Ibu Anastasia Ata, adikku Menas

Aswan, Asteria Ester dan Agnes Dea Asriani, serta yang terkasih Theresia Septriani yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepada penulis.

6. Bang Yulianus Kale, S.Hut.,M.Si. yang membatu dalam penyusunan skripsi

terimakasih untuk semua buku dan triknya; teman-temanku yang berada dalam satu atap selalu bersamaku di Asrama J.C. Oeavang Oeray, atas dukungan dan semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Penulis


(13)

ix

ABSTRAK

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien regresi bernilai positif dan nilai t = 3,475, sedangkan hasil pengujian Sig = 0,001 < α = 0,05. (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien regresi bernilai positif dan nilai t = 6,511, sedangkan Sig = 0,000 < α = 0,05


(14)

x ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING

INTEREST

A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product

at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta

By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.

The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.

The result of the analysis shows that: (1) there is positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle. It was based on the calculation result of the regression coefficient value which was positive, and the value of t = 3.475, whereas the result of Sig = 0.001 < α = 0.05. (2) there is positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle, The conclusion was based on the calculation of regression coefficient value which came up to be positive with the value of t = 6.511, whereas the Sig = 0.000 < α = 0.05


(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6


(16)

xii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Periklanan ... 7

B. Televisi Sebagai Media Iklan... 13

C. Kemasan ... 16

D. Perilaku Pembeli Konsumen ... 19

E. Minat ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 34

G. Hipotesis... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37

D. Populasi ... 38

E. Operasionalisasi Variabel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data... 42

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kelurahan Klitren ... 53


(17)

xiii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data... 58 B. Analisis Data ... 61 C. Pembahasan... 65

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 69 B. Keterbatasan... 69 C. Saran... 70


(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Iklan Televisi... 40

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemasan ... 41

Tabel 3.3. Kisi-kisi Minat ... 41

Tabel 3.4. Skala Likert ... 42

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Iklan Televisi... 44

Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas kemasan... 45

Tabel 3.7. Rangkuman Uji Validitas Minat ... 46

Tabel 3.8. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 51

Tabel 5.1. Interpretasi Data Variabel Iklan Televisi ... 59

Tabel 5.2. Interpretasi Data Variabel Kemasan ... 60

Tabel 5.3. Interpretasi Data Variabel Minat ... 61

Tabel 5.4. Uji Normalitas ... 62

Tabel 5.5. Uji Linieritas ... 63


(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Ijin Penelitian ... 73

Lampiran II Kuesioner ... 79

Lampiran III Data Pra Penelitian ... 84

Lampiran IV Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

Lampiran V Data Penelitian... 91

Lampiran VI Output Uji Normalitas ... 98

Lampiran VII Output Uji Hipotesis ... 100

Lampiran VIII Deskripsi Data ... 102

Lampiran IX Daftar Tabel... 104


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang demikian cepat. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya konsumen mendapat informasi, dimana keberadaan dan segala informasi tentang produk dapat diketahui dengan cepat lewat saluran-saluran informasi yang berkembang sangat pesat.

Secara tidak sengaja kita telah mengatakan kalau kita sudah siap untuk mengikuti persaingan bebas dalam perdagangan global, karena memang dalam kenyataannya kita hanya memiliki satu pilihan yaitu harus mengikuti perdagangan bebas. Desakan dari negara luar yang begitu kuat memaksa kita untuk melakukannya

Dalam pasar global kita dapat mengetahui bahwa disana sangat banyak sekali produsen-produsen dengan produk yang hampir begitu mirip sekali. Misalnya produk mie instan ditawarkan oleh berbagai produsen dengan produk yang kegunaanya sama. Masalah lain yang dihadapi dari produk yang sejenis ini adalah ketika beberapa produsen yang degan sengaja melakukan pengemasan produknya meniru kemasan produk yang sudah populer. Hal ini sangat menuntut kepada para produsen agar berusaha lebih keras dalam mengenalkan produk-produk mereka kepada para calon konsumenya. Banyak


(21)

sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh para produsen untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas.

Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengenalkan dan menawarkan produk mereka kepada konsumen adalah melalui iklan, karena iklan dipercayai sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi. Kasali (1992 : 9) mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.

Suatu perusahaan dalam membuat iklan harus mampu menyampaikan pesan tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan mendapatkan perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen untuk memberi respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi ini berfungsi dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar dapat menanamkan sesuatu kedalam benak konsumen untuk mempengaruhi agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu sampai pada kegiatan pembelian (Indryanti, 2002;38)

Iklan dirancang sedemikian rupa agar mampu menunjukan kelebihan produk yang ditawarkan sehingga dapat membujuk dan mempengaruhi konsumen untuk membeli Produk tersebut. Iklan yang dapat mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai kekuatan persuasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, (1999;696). Persuasi adalah bujukan kepada seseorang dengan cara memberi alasan dan prospek baik yang meyakinkannya.


(22)

3

R.T.S.Masli, (2004;20) menyatakan bahwa suatu perusahaan harus memilih alternatif media periklanan yang akan digunakan untuk memasarkan produknya kepada konsumen seperti: televisi, koran, majalah, radio, baliho, dsb. Dua macam media utama yang digunakan perusahaan untuk memasarkan produk yaitu melalui media televisi dan media cetak. Iklan melalui televisi dinilai sangat efektif dalam melakukan promosi, karena dengan menayangkan iklan di Televisi masyarakat yang berada didaerah pedalaman juga bisa menikmatinya. Dengan demikian iklan yang ingin disampaikan bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat yang akan menjadi calon konsumen.

Dominasi media cetak dalam meraih iklan kemudian surut ketika pemerintah mengizinkan kelahiran televisi-televisi swasta. Dimulai dari Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) tahun 1989 yang tayangannya semula hanya bisa dinikmati dengan perangkat decorder. Kehadiran RCTI diikuti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berorientasi pada program pendidikan. Kemudian diikuti oleh SCTV, Anteve dan Indosiar (R.T.S.Masli,2004;21)

Sejak itu para produsen tertarik untuk mempromosikan produknya melalui televisi. Sehingga membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat, terlebih budaya menonton orang Indonesia lebih tinggi karena itu televisi sebagai media audio visual mampu memberi pengaruh yang cukup besar bagi motivasi beli konsumen (R.T.S.Masli,2004;22)

Untuk meningkatkan penjualan selain promosi iklan Televisi produsen juga memperhatikan kemasan produknya. Para produsen tentunya tidak hanya


(23)

puas dengan promosi iklan televisi saja, mereka juga mencoba untuk mencuri perhatian calon konsumen dengan strategi pengemasan. Kemasan penting untuk menarik minat konsumen membeli produk, karena kemasan yang menarik dimata konsumen dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk itu. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa iklan tidak mampu menjangkau semua konsumen dari target pemasaran. Satu-satunya tempat dimana perusahaan dijamin mampu dapat berbicara dengan konsumen mengenai produknya adalah pada saat pembelian.

Hanya pada saat calon konsumen berdiri di depan rak toko dan siap untuk memilih, sementara produk dari perusahaan tersebut terpajang pada bagian kompetitif. Saat itulah perusahaan mendapat kesempatan 100 % untuk menyampaikan mengapa calon konsumen harus membeli produknya dan bukan produk perusahaan lain. Disinilah mengapa strategi kemasan perlu dikembangkan oleh sebuah perusahaan, karena pengemasan adalah jalan terbaik untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan yang membuat calon konsumen membeli produk itu dari rak toko (Eric Schulz, 2003.;100)

Strategi kemasan merupakan strategi pemasaran yang diciptakan, dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah perusahaan untuk lebih memusatkan perhatian pada penciptaan, dan pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya konsumen dapat menemukan alasan-alasan yang paling kuat dan meyakinkan yang membuat mereka lebih memilih produk tersebut (Eric Schulz, 2003.;100)


(24)

5

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut Pengaruh Persuasi Iklan Televisi dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen studi kasus produk mie sedap instant pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

B. Batasan masalah

1. Konsumen dalam hal ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan

Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. 2. Atribut iklan yang diteliti dibatasi pada:

a) Audio

b) Video

c) Atribut iklan televisi

3. Atribut kemasan yang diteliti dibatasi pada:

a) Bentuk atau desain kemasan

b) Warna kemasan secara keseluruhan

c) Gambar pada kemasan

d) Label yang terdiri dari informasi mengenai cara penyajian, gizi,

komposisi produk serta manfaat produk

C. Rumusan masalah

1. Apakah ada pengaruh Persuasi iklan televisi terhadap minat beli konsumen pada produk Mie Sedap Instan ?


(25)

2. Apakah ada pengaruh Persuasi kemasan terhadap minat beli konsumen pada produk Mie Sedap Instan ?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi iklan televisi terhadap

minat beli konsumen pada produk Mie Sedap.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi kemasan terhadap minat

beli konsumen pada produk Mie Sedap.

E. Manfaat penelitian

Adapun penelitian ini bermanfaat bagi;

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambahan informasi bagi Perusahaan Mie Sedap Wings Food dalam merencanakan iklan televisi dan kemasan produk.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi di perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat digunakan untuk menanbah pengetahuan pembaca.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata dalam penyusunan karya ilmiah dan membantu menerapkan teori-teori yang pernah diperoleh selama dibangku kuliah.


(26)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu variabel kegiatan promosi yang sering dilakukan oleh perusahaan atau individu yang ditujukan untuk mencapai pasar. Menurut beberapa ahli, periklanan dapat didefinisikan sebagai berikut:

a) Menurut William G. Nickels Swasta, 1984:245

Periklanan adalah komunikasi nonindividu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu-individu

b) AMA

Any paid form of non personal presentation and promotion of

ideas, goods or services by an identified sponsor” (kasali,1992:11).

c) Masyarakat Periklanan Indonesia

Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan. Sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyrakat.


(27)

d) Menurut Peter dan Olson, 1999:181

Iklan/advertising adalah penyajian informasi non personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.

2. Tujuan Periklanan

Tujuan periklan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi yang efektif.

Selain itu masih ada beberapa tujuan lain periklanan adalah:

a) Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.

b) Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai tenaga penjual atau

salesman dalam jangka waktu tertentu.

c) Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan

mecantumkan nama dan alamat.

d) Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.

e) Memperkenalkan produk baru.

f) Menambah penjualan industri.

g) Mencegah timbulnya barang tiruan.

3. Fungsi Periklanan


(28)

9

a) Memberi informasi

Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak baik tentang barangnya, harganya ataupun informasi lain yang menpunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang berguna bagi periklanan tersebut dinamakan faedah informasi

b) Membujuk atau Mempengaruhi

Periklana sering juga tidak hanya memberi tahu saja tapi juga bersifat membujuk terutama pembeli-pembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari produk lainnya

c) Menciptakan Kesan (Image)

Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai pesan tertentu tentang apa yang diiklankan, dalam hal ini pemasangan iklan selalu

berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya

dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay out yang

menarik

d) Memuaskan Keinginan

Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang ingin diberitahu terlebih dahulu, bahka juga ingin dibujuk untuk melakukan yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat. Jadi, periklanan merupakan suatu alat yang dipakai untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang saling memuaskan.


(29)

e) Sebagai alat Komunikasi

Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi secara efisien dan efektif

4. Jenis Periklanan

Beberapa jenis periklanan dapat digolongkan atas dasar penggunaanya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam program- program periklanannya. Disini periklanan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Periklanan barang

Dalam periklanan produk pemasangan iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk ini dapat dibagi lagi menjadi:

1). Primary demand advertising

Primary demand advertising merupakan periklanan yang

berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau nama produsennya. 2). Selective demand advertising

Selective demand advertising ini hampir sama dengan

Primary demand advertising, hanya bedanya dalam selective


(30)

11

b) Periklanan kelembagaan (institutional advertising)

Periklanan kelembagaan disebut juga corporate-image

advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap

penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan

periklanan kelembagaan ini. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1). Patronage Institutional Advertising

Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukan motif membeli produk tertentu.

2). Public Relation Institutional Advertising

Di sini periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang baik tentang perusahaan kepada para karyawaan, pemilik perusahaan, atau masyarakat.

3). Public Service Institutional Advertising

Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan hati-hati.

c) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal

Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis dimana kegiatan periklanan tersebut dilakukan, yaitu:


(31)

1) Periklanan Nasional

Periklanan Nasional (National Advertising), sering juga

disebut general advertising merupakan periklanan yang biasanya

disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional, dan media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional.

2) Periklanan Regional

Periklanan Regional (Regional Advertising) adalah

periklanan yang hanya terbatas didaerah tertentudari sebuah negara.

3) Periklanan Lokal

Periklanan lokal (local advertising) disebut juga retail

advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan

kepada pasar lokal saja, apabila periklanan ini dilakukan oleh produsennya maka lebih dipentingkan merek produknya, tetapi kalau periklanan ini dilakukan oleh pengecer, maka lebih penting nama tokonya.

d) Periklanan Pasar.

Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis periklanannya tergantung pada sasaran yang dituju apakah konsumen, perantara, pedagang atau pemakai industri.


(32)

13

B. Televisi sebagai Media Iklan

Iklan televisi telah menciptakan karakteristik sendiri, dan hal tersebut menambah daya pengulangan dan keseimbangan pengaruhnya sebagai suatu bentuk media iklan. Hampir tidak ada rumah di indonesia yang tidak punya televisi. Televisi sudah merupakan barang umum yang mudah dijumpai dimana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena ia mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen (Jefkins, 1995: 109)

Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka produk- produk yang banyak diiklankan di televisi adalah barang- barang konsumsi, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan lama seperti alat- alat rumah tangga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir produk-produk barang dan jasa yang bernilai tinggi seperti mobil, motor, handphone, dan

property (perumahan) semakin sering diiklankan ditelevisi (Jefkins,1995: 108)

Iklan melalui media televisi mempunyai dua segmen yaitu gambar/visual dan suara/audio, misalnya kata- kata, musik atau suara lain. Iklan televisi biasanya lebih unggul dari iklan jenis lain bila dilihat dari penampilannya.

1. Atribut- atribut iklan televisi

Atribut- atribut dalam iklan televisi adalah sebagai berikut:

a) Audio

1) Spoken copy, yaitu kata- kata yang diucapkan dalam iklan tersebut.


(33)

iklan tersebut maupun juga kata- kata yang diucapkan oleh narator dimana hanya terdengar suara saja.

2) Sound effec, yaitu efek suara yang muncul dalam iklan televisi

tersebut. b) Video/ Visual

1) Stage directions, yaitu orang yang bermain didalam iklan televisi

tersebut. Mereka dapat disebut sebagai actor/aktris ataupun bintang iklan.

2) Scenario, yaitu merupakan kisah atau cerita yang disampaikan

melalui kata dan gambar. Scenario ini harus menggambarkan suatu

urutan tertentu yang dapat diterima dengan baik oleh pemirsa. Dengan demikian pemirsa dapat menangkap pesan yang ingin disampaikan.

2. Bentuk- bentuk iklan televisi

Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis iklan (Widyatama, 2005:91) yaitu:

a) Live Action, Video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara,

dan gerak secara bersama. Live Action yang paling banyak

diperlihatkan dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan sehari- hari masyarakat.

b) Animation, merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar-

gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik yang digambarkan dengan ketrampilan tangan maupun animasi komputer.


(34)

15

c) Stop Action, iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara tehnik

action dan tehnik animasi sehingga memberikan efek dramatik iklan, sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik.

d) Still, yaitu iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur

gambar gerak, melainkan gambar beku (diam). Gambar atau citra beku tersebut bisa hasil pemotretan fotografi ataupun ketrampilan tangan atau komputer.

e) Musik, yaitu iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai

media penyampaian pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan. Jadi, musik yang digunakan bukan sekedar sebagai pengiring ilustrasi pesan iklan, melainkan pesan iklan tersebut disampaikan dengan menggunakan musik.

f) Super imposed, bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang

diperlihatkan atas gambar lain, dalam hal ini gambar yang muncul biasanya diperlihatkan di ujung layar, sementara siaran televisi tetap berlangsung.

g) Sponsor program, bentuk iklan televisi dimana pihak sponsor

membiayai program acara televisi tentu sebagai imbalan ia dapat menyampaikan pesan iklan dengan lebih mendominasi.


(35)

h) Running text, bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul

masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu menghilang pada sebalah kiri layar.

i) Backdrop, bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada

layar belakang acara yang diadakan.

j) Caption, bentuk iklan televisi yang menyerupai Super impose, bedanya

dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja.

k) Credit title, merupakan bentuk iklan televisi dimana pesan yang

diperlihatkan pada bagian ahir ketika sebuah acara sudah selesai.

l) Ad lib, adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan

diucapkan oleh peyiar secara langsung.

m) Property Endorsment, dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan

dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya iklan ini merupakan iklan tidak langsung atau terselubung.

n) Promo ad, adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk

mempromosikan acara- acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik menonton acara yang ditayangkan. Sehingga program acara tersebut mendapat jumlah pemirsa yang cukup banyak.

C. Kemasan

1. Pengertian Kemasan

Pengemasan atau pewadahan menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut:


(36)

17

a) Peter Salim & Yenny Salim (1991:699)

Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan untuk melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya b) Eric schulz (2003:114)

Kemasan atau pewadahan adalah cara terbaik untuk menyampaikan kepada konsumen alasan yang paling menarik dan tak terbantahkan agar membeli produk anda.

2. Fungsi Kemasan

Menurut Wacana Mitra dengan berkembangnya jaman dan perilaku konsumen, kemudian fungsi kemasan berkembang pula, di antaranya:

a) Daya tarik

Sebagus apapun kualitas suatu produk, jika dijual dipasar bebas niscaya tidak akan memiliki daya tarik bagi konsumen jika dikemas secara seadanya.

b) Meningkatkan citra produk

Kemasan yang didesain secara menarik mengesankan citra dan kualitas yang baik dari produk yang ada didalamnya.

c) Sarana promosi

Dalam kemasan biasanya dicantumkan alamat lengkap produsen, contoh seperti makanan yang lazim menerima pesanan. Hal ini dapat menjadi media promosi.


(37)

d) Meningkatkan daya beli

Dengan adanya kemasan yang menarik niscaya akan membuat orang akan menjadi lebih tertarik terhadap produk tersebut.

e) Gengsi konsumen

Untuk produk tertentu yang ukurannya yang besar, kemasan cukup penting untuk menjaga gengsi konsumen yang menentengnya. f) Praktis

Dengan kemasan, konsumen dapat dengan mudah dan praktis membawa produk. Karena itu, bentuk kemasan harus memperhatikan unsur kepraktisan.

3. Atribut Kemasan

Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering di jumpai dan umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah: a) Bentuk & desain kemasan

Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang membantu menciptakan seluruh dari daya tarik visual. Bentuk sebuah kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman menunjukan bahwa perubahan dari sebuah kemasan menimbulkan suatu perbedaan (Danger, 1992: 23)

b) Warna kemasan secara keseluruhan

Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk mengandalkan permainan warna dalam kemasan dalam menarik konsumennya, memudahkan menentukan produk tersebut dari ribuan


(38)

19

produk di sebuah toko dan memudahkan konsumen mengingatnya. Pemilihan warna adalah salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respon pengunjung, karena warna adalah hal yang pertama dilihat oleh seorang pengunjung (Idarmadi, 2003: 2)

c) Gambar pada kemasan

Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik pelanggan adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa (Danger, 1992: 21)

d) Label kemasan

Label pada kemasan terdiri dari informasi mengenai manfaat produk, cara penyajian, komposisi produk, berat, tanda yang jelas mengenai bahaya, instuksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi kemasan (Danger, 1992: 137-138)

D. Perilaku Pembeli Konsumen

1. Pengertian Perilaku Pembeli Konsumen

Kita tidak hanya: mengetahui tentang apa yang ada dalam pikiran seseorang pembeli pada waktu ia sebelum, sedang, dan setelah membeli sesuatu. Kadang-kadang penjelasan tentang perilaku pembeli itu sendiri.

Perilaku pembeli konsumen adalah perilaku penbeli konsumen akhir, mereka yang membeli produk untuk penggunaan pribadi atau keluarga bukan untuk tujuan bisnis (Pride, 1995:182). Sedangkan menurut


(39)

James F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan dari induvidu yang secara langsung terlibat di dalam mendapat serta menggunakan barang-barang dan jasa ekonomis termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan (Engel, 1995:9)

Para pemasar harus menganalisis perilaku pembeli konsumen

karena beberapa alasan. Pertama, mereaksi pembeli terhadap strategi

pemasaran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan

perusahaan. Kedua, konsep pemasaran menekankan bahwa sebuah

perusahaan harus menciptakan bauran pemasaran yang memuaskan

konsumen. Ketiga, dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli, para pemasar dapat lebih baik dalam memperkirakan bagaimana konsumen menanggapi strategi pemasaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan konsumen Pembeli

Setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tertentu selalu didasari oleh faktor-faktor yang sangat penting, baik dari dalam maupun dari luar pribadinya untuk memastikan keputusan pembelian itu. Menurut Wiliam M Pride, ada tiga faktor utama dalam mempengaruhi proses keputusan pembeli, antara lain:

a) Faktor Pribadi

Faktor pribadi adalah faktor yang sangat unik untuk orang tertentu. Dalam faktor yang dikategorikan faktor pribadi adalah:


(40)

21

1) Faktor Demografi

Faktor demografi adalah ciri-ciri individual seperti jenis kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus kehidupan keluarga, dan pekerjaan. Faktor demografi ini berkaitan dengan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Pihak merek, pilihan kemasan, pilihan toko, serta waktu pembelian adalah bidang-bidang lain yang juga dipengaruhi oleh faktor demografi. 2) Faktor Situasional

Faktor situasional adalah keadaan atau kondisi eksternal yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian. Faktor-faktor situasional dapat mempengaruhi tindakan konsumen pada setiap tahap dalam proses keputusan pembeli, dan dalam berbagai cara. Waktu yang tersedia untuk membuat keputusan adalah sebuah faktor situasional yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Jika hanya tersedia sedikit waktu untuk memilih dan membeli produk, seseorang kemungkinan menetapkan pilihan secara dan membeli produk yang telah tersedia. Jumlah waktu yang tersedia juga mempengaruhi cara konsumen memproses informasi yang terkandung dalam iklan dan jumlah tahap dalam proses keputusan.

3) Tingkat Keterlibatan.

Banyak aspek dalam keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tingkat keterlibatan individu, pentingnya produk


(41)

dan besar minat terhadap produk dalam situasi tertentu. Tingkat keterlibatan pembeli menetapkan mengapa ia termotivasi untuk mencari informasi tentang produk dan kemasan lainnya. Para pembeli yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah kemungkinan menetapkan sikap terhadap sebuah produk dalam mengevaluasi sebuah ciri-ciri produk tersebut setelah membelinya dan bukan sebelumnya.

b) Faktor Psikologi

Faktor-faktor psikologis yang bekerja di dalam diri para individu sebagai menetapkan perilaku umum orang-orang tersebut dan dengan demikian mempengaruhi perilaku mereka sebagai konsumen. Pengaruh-pengaruh psikologis yang utama terhadap perilaku konsumen, antara lain:

1) Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna. Masukan informasi adalah sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan

2) Motif

Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaina sasaran. Tindakan seseorang pembeli pada setiap saat dipengaruhi oleh sekelompok motif dan bukan hanya satu motif.


(42)

23

3) Kemampuan dan Pengetahuan

Pada dasarnya individu mempunyai kemampuan yang beragam, kesanggupan dan efisiensi dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah kemampuan seseorang individu untuk belajar. Pembelajaran merujuk pada perubahan dalam, perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi dan pengalaman. Aspek lain dari kemampuan seorang individu adalah pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari dua komponen yaitu pengenalan akan produk dan keahlian yang merupakan kemampuan individual untuk menggunakan produk.

4) Sikap

Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau negatif terhadap sebuah obyek atau kegiatan tertentu. Seorang individu mempelajari sikap melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

5) Kepribadian

Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang membuat seseorang itu unik. Setiap kepribadian yang unik dari seseorang ini berasal dari keturunan dan pengalaman pribadi.


(43)

c) Faktor Sosial

Kekuatan-kekuatan yang dikerahkan oleh orang lain terhadap perilaku pembelian disebut faktor-faktor sosial. Faktor ini dapat dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu:

1) Peran dan Pengaruh Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Dalam menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan sebagai siapa pengambil inisiatif membeli, siapa pengambil keputusan pembelian dan siapa yang melakukan pembelian (Prabu,1998:47).

2) Kelompok Refrensi

Kelompok refferensi di definisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen.

3) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk para individu yang memiliki tingkat sosial serupa. Mereka kemungkinan memiliki sikap, nilai, pola bahasa, dan kepemilikan yang serupa.


(44)

25

4) Budaya

Budaya adalah hasil kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi berikut-nya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Budaya terdiri dari berbagai benda berwujud seperti makanan, perabot, bangunan, pakaian, dan peralatan serta konsep-konsep yang tidak berwujud seperti pendidikan, kesejahteraan, dan hukum.

3. Proses Keputusan Pembeli

Ada 7 (tujuh) tahap proses pengambilan keputusan dalam pembelian, yaitu:

a) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinigkan.

b) Pencarian Informasi

Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Melalui pengumpulan informasi, konsumen mengetahui produk-produk yang bersaing dan keistimewaan masing-masing produk. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:

1). Sumber Pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) 2). Sumber Niaga (periklanan, penjual, pameran)


(45)

3). Sumber Umum (media massa, organisasi konsumen)

4). Sumber Pengalaman (pernah menangani, menguji, menggunakan)

c) Penilaian Alternatif

Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari suatu produk tersebut. Konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen bersikap berbeda-beda dalam melihat atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol. Mereka akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari.

d) Keputusan untuk Membeli

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, kemasan, penjual, kuantitas, dan lain-lain.

e) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai setelah produk


(46)

27

tersebut dibeli oleh konsumen, namun akan terjadi hingga periode waktu pasca pembelian.

f) Kepuasan setelah pembelian

Kepuasaan setelah pembelian merupakan fungsi dari seberapa dekat antara pembeli atas produk tersebut. Jika produk tersebut memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas, jika produk itu melebihi apa yang diharapkan konsumen akan merasa sangat puas, jika produk tersebut dibawah tingkat yang diharapkan, maka konsumen merasa tidak puas. Konsumen membentuk pengharapan-pengharapan mereka berdasasarkan pada pesan-pesan yang mereka peroleh dari para penjual, teman-teman, dan sumber-sumber informasi lain. Jika para penjual melebih-lebihkan keuntungan yang akan diperoleh, konsumen akan mengalami pengharapan yang tak terpenuhi yang akan menyebabkan ketidak puasan. Makin besar jurang antara pengharapan dan hasil, maka besar pula ketidak puasan konsumen.

g) Tindakan-tindakan setelah pembelian

Kepuasan atau ketidak puasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.


(47)

E. Minat

Minat seseorang merupakan suatu kecendrungan yang bersifat menetap (Winkel,1991:533), kecendrungan hati yang tinggi atau suatu gairah atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu (KBBI), sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang ingin mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya (Hurlock,1990:144), ketertarikan atau keterlibatan sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan (The Liang Gie, 1994:28), suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu objek yang disertai dengan adanya kecendrungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut (Walgito,1997:38), bagian dari kepribadian (Sukardi,1988:61-62)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah minat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi atau suatu gairah atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu. Minat biasanya diikuti oleh suatu pengambilan keputusan untuk bertindak atau berperilaku. Apabila seseorang mahasiswa mempunyai minat untuk memilih profesi guru biasanya akan diikuti pengambilan keputusan untuk memilih profesi guru. Menurut Winkel (1991:533) minat adalah suatu kecenderungan yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan senang dalam kegiatan yang berkaitan dengan bidang tersebut.

Menurut Hurlock (1986:144) minat adalah sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berbeda dengan kesenangan. Bila orang melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,


(48)

29

biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya. Minat lebih bersifat menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara atau tidak menetap.

Giartama 1990;6 (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa; 2008) menggolongkan minat menjadi dua, yaitu :

1. Minat secara intrinsik

Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, presepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensia.

a) Sikap

Menurut Thurstone, sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis, afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian obyek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.

b) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya.Ada tiga komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi. Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal ini tergantung dari ketiga komponen persepsi. Dengan


(49)

adanya perbedaan seleksi dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi yang ada.

c) Prestasi belajar

Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan biasanya menunjukan ketidak senangan. Hal ini dapat di lihat dalam kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan pekerjaan yang tidak di sukai. Besarnya minat seseorang terhadap pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221).

d) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

e) Jenis kelamin

Laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah. Laki-laki menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh


(50)

31

kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak terlampau bergengsi. Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani orang lain seperti mengajar atau merawat (Elizabeth B. Hurlock, 1997:221)

f) Intelegensi

Dalam buku pengantar Psikologi Umum, Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya ( kamus pedagogik, 1953) Intelegensi masing-masing individu berbeda-beda, karena perbedaan tersebut maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.

2. Minat secara ekstrinsik

Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain timbul karena latar belakang ekonomi, minat, orang tua dan teman sebaya.


(51)

a) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b) Minat orang tua

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

c) Minat teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena perwujudannya yang menggejala pada perilaku sangat dipengaruhi oleh


(52)

33

kondisi lingkungan dan kejiwaan. Terhadap komploeks dan keunikan minat itu, banyak ahli melakukan penelitian yang berupaya memahami kondisi lingkungan dan kejiwaan dalam kaitannya dengan pelacakan mewujudnya, kegairahan, rasa senang, intensitas, dan situasi kondisi kejiwaan lainnya yang diperlihatkan manusia dalam meresponsi sesuatu yang ada dihadapannya atau yang ada disekitarnya. Atas dasar responsi yang menggejala pada perilaku itulah secara konkret minat dapat ditangkap, diamati, dan diukur (Rachman, Soejono, Sunoto, Aminudin, Kusnan Adiwiryawan, Muskin Ahmadi, Iksan 1985:1).

Minat beli adalah tingkat konsumen membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan sebagai sarana untuk menunjang pemasaran, yaitu dengan mengeluarkan sejumlah biaya yang relatif besar. Kita juga sering dapat melihat bagaimana besarnya persaingan-persainagn yang ditampilkan dari sebuah iklan untuk menonjolkan sebuah produk, tetapi bagaimanapun juga sebuah iklan harus dapat memberikan perbedaan dari yang lain. Bagi konsumen ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali dari sebuah iklan yaitu bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat memberikan

minat (interest) yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka

berminat dan ingin lebih dan timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci (Kasali,1993:84). Menurut Kotler ada beberapa elemen yang dapat digunakan untuk mengukur minat , yaitu: keluarga, pekerjaan, masyarakat, rekreasi, mode, makanan,rumah, prestasi (kotler,1995:213).


(53)

F. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen

Pengaruh persuasi iklan televisi adalah suatu dampak atau akibat yang muncul atas iklan ditelevisi. Kekuatan persuasi merupakan suatu bujukan yang disampaikan kepada seorang konsumen dengan cara memberi alasan dan prospek baik meyakinkan, dimana reaksi yang diharapkan agar bisa menerima produk tersebut.

Ada beberapa hal dalam iklan televisi yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen, di antaranya: audio, model peran iklan, kualitas iklan, keunikan ide iklan, adegan yang dilakukan dalam iklan. Misalnya audio yang unik dan menarik dapat mengundang selera masyarakat untuk menyaksikan iklan tersebut, sehingga dapat menimbulkan pengaruh untuk membeli produk tersebut. Model peran sudah sangat pasti bisa mempengaruhi minat beli konsumen, dapat dilihat dari beberapa produk yang menggunakan model peran yang sangat popular.

Selain dari materi iklan tersebut masih ada hal lain yang bisa membujuk konsumen. Dengan iklan televisi diharap kan iklan yang disampaikan bisa disaksikan oleh masyarakat luas yang tidak hanya didaerah tertentu saja. Karena saat ini televisi bukan hal yang asing lagi dalam masyarakat. Sehingga mudah menyampaikan iklan.

Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir tersebut dapat diduga terdapat pengaruh persuasi iklan televisi terhadap minat beli


(54)

35

konsumen. Oleh karena itu semakin menarik iklan televisi semakin tinggi pula minat beli konsumen.

2. Pengaruh Persuasi Kemasan terhadap Minat Beli Konsumen.

Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan untuk melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya. Kemasan yang dimaksud disini adalah Kemasan primer. Kemasan primer adalah kemasan dari produk eceran atau produk yang dijual satuan dipasaran.

Kemasan mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah: daya tarik, meningkatkan citra produk, sarana promosi, memacu daya beli, gengsi konsumen, praktis. Dari beberapa fungsi kemasan tersebut sudah disinggung bahwa kemasan mempunyai suatu peran dalam memberi pengaruh persuasi kepada konsumen.

Minat akan muncul ketika seorang konsumen melihat suatu kemasan yang menarik, karena dengan kemasan yang menarik dapat menimbulkan berbagai persepsi dimata konsumen. Dengan kemasan yang menarik dapat menambah citra produk, daya tarik, gengsi konsumen, praktis.

Beberapa faktor inilah yang mempengaruhi minat beli konsumen. Dengan membuat desain kemasan yang bergaya elegan/mewah akan membuat suatu kebanggaan ketika seorang konsumen menenteng kemasan tersebut. Karena dengan menenteng kemasan tersebut seolah-olah orang yang bergaya elegan.


(55)

Kemasan yang praktis juga bisa menjadi pemicu seorang konsumen mengidolakan suatu produk, karena dengan kemasan yang praktis produk tersebut bisa dibawa kemana-mana oleh konsumen.

Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir tersebut dapat diduga terdapat pengaruh persuasi kemasan terhadap minat beli konsumen. Oleh karena itu semakin menarik kemasan semakin tinggi pula minat beli konsumen.

G. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2003:82). Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen


(56)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian studi kasus. Menurut Umar (1999; 29), penelitian studi kasus adalah penelitian yang terperinci mengenai satu obyek dalam kurun waktu tertentu. Studi kasus merupakan suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas dan kesimpulan yang akan ditarik hanya berlaku pada daerah penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kepuh RT 45 RW 11 Kelurarah Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diselenggarakan pada tanggal April 2009 sampai dengan Mei 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Konsumen Mie Sedap Instan, yaitu:

Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta .


(57)

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian, yaitu : Pengaruh persuasi iklan televisi & kemasan terhadap minat beli konsumen pada produk mie sedap instan

D. Populasi 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari pada obyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi penelitian ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta yang berjumlah 117 orang, karena warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman adalah warga yang mempunyai banyak waktu untuk menyaksikan iklan televisi mie sedap, selain itu juga sering mengkonsumsi mie sedap instan.

2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian terkecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi (Arikunto, 2006 :131). Sejumlah 65 orang Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta dijadikan konsumen, karena sudah bisa membuat keputusan dan mempunyai kemampuan untuk membeli mie sedap instant.

3. Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive nonprobability sampling yaitu dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas


(58)

39

strata, random atau daerah tetapi didasar atas adanya tujuan tertentu (Sugiyono, 2003 : 61). Teknik ini dilakukan karena ingin meneliti warga yang sudah bisa membuat keputusan dan mempunyai kemampuan untuk membeli mie sedap instant. Warga yang sudah bisa membuat keputusan dan mempunyai kemampuan untuk membeli dibatasi dengan status sudah menikah. Adapun data warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan Jenis klamin

1) Laki-laki : 64 Orang

2) Perempuan : 53 Orang

Jumlah Kepala Keluarga ada 35 KK, dari 35 KK 2 KK yang menyandang status duda dan 3 KK yang menyandang status janda. Sehingga total yang sudah menikah ada 65 orang.

E. Operasionalisasi variabel 1. Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek pengamatan atau faktor yang berperan dalam gejala yang akan diteliti. Sugiyono (1999:3) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti adalah:


(59)

a) Pengaruh persuasi iklan televisi

b) Pengaruh persuasi kemasan

c) Minat beli konsumen.

Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: 1) Iklan televisi adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam

promosi. Tabel 3.1 Iklan Televisi No butir Dimensi Indikator Positif Negatif

Dialog yang menarik 1, 2

Suara pengiring 3

Bintang iklan. 4, 5

Cerita yang disampaikan melalui kata dan gambar.

6 live action memotivasi untuk

membeli

7

Animasi kreatif 8

Animasi nyata 9

Musik pengiring dalam iklan 10

Mendominasi iklan dalam suatu acara

11 Iklan muncul pada saat acara

berlangsung

12

Iklan muncul diahir acara 13

Iklan televisi

Iklan disampaikan presenter acara


(60)

41 2) Kemasan Tabel 3.2 Kemasan No Butir Dimensi Indikator Positif Negatif

Menumbuhkan rasa suka 1

kemasan terbuat dari bahan aman

2

Alamat perusahaan 3

Gambar mie 4

Mewah 5

Mudah dibawa 6

Mempermudah penyimpanan 7

Warna mencolok 8

Warna mendominasi 9

Logo produk 10

Nama produk 11

Tanggal kadaluarsa 12

Manfaat produk 13

Cara penyajian 14

Komposisi produk 15

Berat 16 Kemasan

Isi kemasan 17

3) Minat Tabel 3.3 Minat No Butir Dimensi Indikator Positif Negatif Mie sedap untuk kalangan pria

& wanita

1

Merasa tertarik untuk membeli 2

Perasaan senang terhadap mie sedap

3

Ekonomi menengah 4

Dukungan dari orang tua 5

Minat


(61)

b) Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi variabel bebas lainnya (Sugiyono,1999:3). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat beli konsumen.

2. Pengukuran variabel

Dalam penelitian ini, variabel bebas diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam kuesioner yang dibagikan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert, dengan pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju(STS) 1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pernyataan tertulis kepada responden dengan harapan memberi keterangan-keterangan yang dibutuhkan dan memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian (Umar,1997:221)


(62)

43

Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar pernyataan kepada para responden, untuk mendapatkan tanggapan mereka terhadap iklan televisi dan kemasan produk mie sedap instan. Responden diminta untuk menjawab pernyataan yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden di luar sampel dan kuesioner tersebut digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat pengukur dalam penelitian ini.

1. Uji kesahihan/validitas.

Uji kesahihan/ validitas untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi

product moment (Sutrisno Hadi, 2001:44).

Rumusnya:

(

)(

)

(

) }

{

(

)

}

{

ΝΣΧ 2 ΣΧ 2 ΝΣΥ 2 ΣΥ 2

ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ

=

xy

r

Keterangan:

rxy : Korelasi Product Moment

N : Jumlah Subjek X : Skor Butir


(63)

Y : Skor Faktor

Apabila nilai r hitung (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan

lebih besar dari r tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua

variasi tersebut dan dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid. Tetapi apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka alat pengukur

yang digunakan tidak valid.

a) Uji validitas variabel iklan televisi

Hasil uji empat belas pernyatan pada variabel iklan televisi, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengukuran Validitas Iklan Televisi

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1. 0,360 0,239 Valid

2. 0,373 0,239 Valid

3. 0,344 0,239 Valid

4. 0,371 0,239 Valid

5. 0,529 0,239 Valid

6. 0,590 0,239 Valid

7. 0,341 0,239 Valid

8. 0,414 0,239 Valid

9. 0,301 0,239 Valid

10. 0,715 0,239 Valid

11. 0,279 0,239 Valid

12. 0,299 0,239 Valid

13. 0,483 0,239 Valid

14. 0,357 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk mengukur persuasi iklan televisi valid semua karena corrected item –


(64)

45

b) Uji validitas variabel kemasan

Hasil uji validitas tujuh belas pernyataan pada variabel kemasan, adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil perhitungan Validitas Variabel Kemasan

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1. 0,738 0,239 Valid

2. 0,346 0,239 Valid

3. 0,431 0,239 Valid

4. 0,311 0,239 Valid

5. 0,334 0,239 Valid

6. 0,273 0,239 Valid

7. 0,561 0,239 Valid

8. 0,391 0,239 Valid

9. 0,335 0,239 Valid

10. 0,370 0,239 Valid

11. 0,303 0,239 Valid

12. 0,356 0,239 Valid

13. 0,347 0,239 Valid

14. 0,444 0,239 Valid

15. 0,304 0,239 Valid

16. 0,264 0,239 Valid

17. 0,306 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total

correlation lebih dari 0,239.

c) Uji validitas variabel minat beli

Hasil uji validitas dari enam pernyataan pada variabel minat beli, adalah sebagai berikut :


(65)

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Validitas Minat Beli

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1 0,327 0,239 Valid

2 0,658 0,239 Valid

3 0,541 0,239 Valid

4 0,414 0,239 Valid

5 0,524 0,239 Valid

6 0,506 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total

correlation lebih dari 0,239.

2. Uji Keandalan/ Reliabilitas.

Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan instrumen untuk dipercaya. Untuk uji realibilitas menggunakan Cronbach

Alpha (Husein, 2003:96) sebagai berikut:

Rumusnya:

(

)

Σ

=

1

1

22

t i k k i

s

s

r

Keterangan:

ri : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pernyataan

s

i 2

: jumlah varian butir

s

t 2

: varian total

Jumlah varian butir harus dicari dahulu dengan cara mencari nilai varians tiap butir. Kemudian dari nilai varians tiap-tiap butir tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians butir.


(66)

47

Rumus yang digunakan:

(

)

n n X X

= 2 2 2 α Keterangan: 2

α : Varian butir

n : Jumlah responden

∑X : Total skor dari nomor-nomor butir pertanyaan

Apabila r hitunglebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%,

maka berarti kuesioner sebagai alat ukur telah memenuhi syarat

reliabilitas. Begitu pula sebaliknya r hitung lebih kecil dari r tabel dengan

taraf signifikansi 5%, maka berarti kuesioner tidak memenuhi syarat reliabilitas sebagai alat ukur. Selanjutnya harga ri dikonsultasikan dengan

kategori nilai r, dengan pedoman sebagai berikut (Arikunto 2001:75) :

Tabel 3.8

Interpretasi koefisien secara konservatif

No Koefisien Alfa Tingkat Keterandalan

1 2 3 4 5 0,800-1,000 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0 -0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Dari hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden pada taraf signifikansi 5% atau 0,05 dengan bantuan SPSS versi 13.0 didapatkan hasil ri seperti tabel di bawah ini


(67)

Tabel 3.9

Ringkasan Hasil Uji Reabilitas

No Variabel yang diteliti Indeks Status

1 2 3 Iklan televisi Kemasan Minat beli 0,782 0,792 0,752 Andal Andal Andal

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,1998:112). Untuk mendeskripsikan pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli menggunakan pengujian statistik deskriptif (Sri Mulyono,1991)

2. Pengujian Prasyarat Analisis a) Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi data yang terjaring dalam penelitian. Untuk menguji

normalitas distribusi data setiap variabel digunakan one sample

Kolmogrov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan

program SPSS 12.0. Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah α = 0,05, maka distribusi data tersebut tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Gozali,2002:36), sebagai berikut:


(68)

49

D = Maksimum [F

0

(X

1

) - S

n

(X

1

)]

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

F

0

(X

1

) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

S

n = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai F hitung > dari nilai F tabel pada taraf signifikansi

5% (α = 0,05) maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Sebaliknya jika nilai F hitung < dari nilai F tabel maka distribusi data

dikatakan normal. b) Linieritas

Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Antara variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linier, apabila kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Uji linier ini dilakukan dengan bantuan komputer program

SPSS 12 for windows. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Tuna

Cocok Regresi Linier (Sudjana, 1996 : 332), yaitu :

2 2 e TC

S

S

F

=

Keterangan :

F = Harga bilangan untuk uji kelinieran 2

TC

S = Rata – rata kuadrat tuna cocok 2

e


(69)

Pengujian ini dipakai untuk menguji kelinieran regresi, yaitu menguji apakah model linier yang telah diambil benar-benar cocok dengan keadaannya ataukah tidak (Sudjana, 1996:331). Kriteria pengujian linieritas yaitu jika Fhitung < Ftabel, di mana db pembilang adalah k – 2 dan db penyebut n – k dengan taraf signifikansi 5%, maka model linier ini diterima atau jika nilai probabilitas > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. Demikian pula untuk kriteria yang sebaliknya

3. Pengujian Hipotesis

a) Rumusan Hipotesis

Hipotesis pertama

Ho : Tidak ada pengaruh antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan

Ha : Ada pengaruh antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan

Hipotesis kedua

Ho : Tidak ada pengaruh antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan

Ha : Ada pengaruh antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan b) Pengujian Hipotesis

1) Hipotesis pertama

Teknik analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen (iklan televisi) terhadap variabel dependen (minat beli). Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi


(70)

51

sederhana. Dengan rumus sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 1997:64):

Y = a + bX

keterangan :

X : Iklan Televisi

Y : Minat beli konsumen

a : Bilangan konstanta sebagai titik potong b : Koefisien regresi

2) Hipotesis kedua

Teknik analisis regresi untuk mengetahui pengaruh variabel independen (kemasan) terhadap variabel dependen (minat beli). Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Dengan rumus sebagai berikut (Freddy Rangkuti, 1997:64):

Y = a + bX

keterangan :

X : Kemasan

Y : Minat beli konsumen

a : Bilangan konstanta sebagai titik potong b : Koefisien regresi

c) Untuk memberi interpretasi terhadap kuat lemahnya pengaruh maka

dapat digunakan Pedoman Interpretasi Koefisien Regresi (Sugiyono, 1999:183)

Tabel 3.10

Interpretasi koefisien secara konservatif

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi


(71)

d) Pengujian signifikansi koefisien regresi

Pengujian signifikansi dilakukan dengan memperbandingkan nilai signifikansi dengan alpha (α) 0,05

e) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian regresi ini digunakan taraf signifikansi 5 %. Ho ditolak jika Asymp Sig < dari α 0,05 ini berarti:

1) Ada pengaruh positif antara iklan televisi (X1) dengan minat beli mie sedap instan (Y)

2) Ada pengaruh positif antara kemasan (X2) dengan minat beli mie

sedap instan (Y) .


(72)

53 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Kelurahan Klitren 2. Batas wilayah

a) Luas Desa / Kelurahan : 67 884 Ha. b) Batas wilayah :

1) Sebelah Utara : Catur Tunggal Kecamatan Depok

2) Sebelah Selatan : Kelurahan Baciro, Kecanatan Gondokusuman

3) Sebelah Barat : Kelurahan Terban, Kecanmatan Gondokusuman

4) Sebelah Timur : Kelurahan Demangan, Kecamatan Gondokusuman

3. Kondisi geografis

a) Ketinggian tanah dari permukaan laut : 115 M

b) Banyaknya curah hujan : 1000 mm/ Thn

c) Tofografi (dataran rendah, tinggi, pantai) : Dataran rendah d) Suhu udara rata-rata : 22 C

4. Orbitan (jarak dari pusat pemerintahan desa/ kelurahan) a) Jarak dari pusat pemerintaan kecamatan : 0,75 Km b) Jarak dari pusat pemerintahan kota Administratif : 0 Km

c) Jarak dari Ibu Kota Kabupaten/ Kotamadya daerah tingkat II : 1,55 Km d) Jarak dari Ibu Kota Negara : 565 Km


(73)

5. Penduduk a) Jenis klamin

1) Laki-laki : 5 966 Orang

2) Perempuan : 5 839 Orang

b) Kepala Keluarga : 2 526 KK

c) Kewarganegaraan

1) WNI

(a) Laki-laki : 5 964 Orang

(b) Perempuan : 5 839 Orang

2) WNA

(a) Laki-laki : 2 Orang

(b) Perempuan : 0 Orang

d) Usia

1) Kelompok pendidikan

(a) 00 – 03 tahun : 466 orang

(b) 04 – 06 tahun : 428 orang

(c) 07 – 12 tahun : 991 orang

(d) 13 – 15 tahun : 497 orang

(e) 16 – 18 tahun : 487 orang

(f) 19 – keatas : 8936 orang

2) Kelompok tenaga kerja

(a) 10 – 14 tahun : 832 orang


(74)

55

(c) 20 – 26 tahun : 1342 orang

(d) 27 – 40 tahun : 3414 orang

(e) 41 – 56 tahun : 2792 orang

(f) 57 – keatas : 1233 orang

e) Mata Pencaharian

1) Karyawan

(a) Pegawai Negeri Sipil : 1171 orang

(b) ABRI : 44 orang

(c) Swasta : 2472 orang

2) Wiraswasta/pedagang : 1367 orang

3) Tani : 1 orang

4) Pertukangan : 10 orang

5) Buruh tani : 2 orang

6) Pensiunan : 333 orang

7) Nelayan : 1 orang

8) Pemulung : 0 orang

9) Jasa : 15 orang

f) Penduduk miskin/keluarga miskin

1) Penduduk miskin : 711 orang

2) Kepala keluarga miskin : 409 KK

3) Kelurga menuju sejahtera : 172 KK


(75)

6. Pembina Rt/Rw

a) Jumlah Rt : 63 unit

b) Jumlah Rw : 16 unit

c) Jumlah pengurus Rt dan Rw tertatar : 452 orang

B. Gambaran Umum Rt 45 Kepuh Rw 11

Rw 12 Rt 45 Kepuh adalah salah satu rukun tetangga yang berada di Kelurahan Klitren, adapun demograpi Rw 12 Rt 45 adalah sebagai berikut: 7. Batas wilayah

a) Luas RT : 1,2 Ha. b) Batas wilayah :

1) Sebelah Utara : Rt 44

2) Sebelah Selata : Rt 47

3) Sebelah Barat : Rt 50

4) Sebelah Timur : Rw 11

8. Penduduk

a) Jenis klamin

1) Laki-laki : 64 Orang

2) Perempuan : 53 Orang

b) Kepala Keluarga : 35 KK

c) Kewarganegaraan

1) WNI


(76)

57

(b) Perempuan : 53 Orang

2) WNA

(a) Laki-laki : 0 Orang


(77)

58 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Data

Untuk mengukur persuasi iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli mie sedap instan menggunakan skala pengukuran dengan menyediakan alternatif jawaban SS, S, TS dan STS. Masing-masing alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

Jawaban SS = skor 4

Jawaban S = skor 3

Jawaban TS = skor 2

Jawaban STS = skor 1

Skor tertinggi yang dicapai dari angket adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Selanjutnya untuk menentukan pengaruh persuasi variabel iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli menggunakan PAP II. Dalam PAP

Tipe II ini. Skor minimal yang merupakan passing score atau batas

keleluasaan adalah 56% dari total skor yang seharusnya dicapai. Jadi passing

score terletak pada persentil 56. tuntutan pada persentil 56 sering disebut

persentil minimal. Disebut persentil minimal karena passing score pada

persentil 56 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah. Kategori kecenderungan menurut PAP tipe II :

81% - 100% = Sangat tinggi

66% - 80% = Tinggi


(78)

59

46% - 55% = Rendah

Kurang 46% = Sangat rendah

Berdasarkan kriteria di atas, maka kategori kecenderungan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel Iklan Televisi

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya pengaruh persuasi iklan televisi terhadap minat beli mie sedap menggunakan PAP II adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 14 butir x 4 = 56 Skor terendah yang mungkin dicapai = 14 butir x 1 = 14 Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

a) 14 + 81% (56-14) = 48,02 dibulatkan 48 b) 14 + 66% (56-14) = 41,72 dibulatkan 42 c) 14 + 56% (56-14) = 37,52 dibulatkan 38 d) 14 + 46% (56-14) = 33,32 dibulatkan 33

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel sebagai berikut :

Tabel.5.1

Interprestasi data Variabel Iklan Televisi

Interval Frekuensi Presentasi Kategori kecenderungan

variabel

48 – 56 21 32,30 % Sangat tinggi

42 – 47 31 47,69 % Tinggi

38 – 41 10 15,38 % Cukup

33-37 3 4,62 % Rendah

< 32 0 0 % Sangat rendah


(79)

2. Variabel Kemasan

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya persuasi kemasan terhadap minat beli mie sedap instan menggunakan PAP II adalah sebagai berikut:

Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 17 butir x 4 = 68 Skor terendah yang mungkin dicapai = 17 butir x 1 = 17 Skor = Nilai terendah + %(Nilai tertinggi – nilai terendah)

a) 17+ 81% (68-17) = 58,31 dibulatkan 58 b) 17+ 66% (68-17) = 50,66 dibulatkan 51 c) 17+ 56% (68-17) = 45,56 dibulatkan 46 d) 17+ 46% (68-17) = 40,46 dibulatkan 40

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel sebagai berikut :

Tabel.5.2

Interprestasi data Variabel Kemasan

Interval Frekuensi Prosentasi Kategori kecenderungan

variabel

58-68 41 63,08 % Sangat tinggi

51-57 17 26,15 % Tinggi

46-50 5 7,69 % Cukup

40-45 2 3,08 % Rendah

< 39 0 0 % Sangat rendah

Jumlah 65 100 %

3. Variabel Minat Beli

Batas-batas untuk menentukan tinggi rendahnya minat beli terhadap mie sedap instan menggunakan PAP II adalah sebagai berikut: Skor tertinggi yang mungkin dicapai = 6 butir x 4 = 24


(80)

61

Skor terendah yang mungkin dicapai = 6 butir x 1 = 6 Skor = Nilai terendah + % (Nilai tertinggi – nilai terendah)

a) 6 + 81% (24-6) = 20,58 dibulatkan 21 b) 6 + 66% (24-6) = 17,88 dibulatkan 18 c) 6 + 56% (24-6) = 16,08 dibulatkan 16 d) 6 + 46% (24-6) = 14,28 dibulatkan 14

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kategori kecenderungan variabel sebagai berikut :

Tabel.5.3

Interprestasi data Minat Beli

Interval Frekuensi Presentasi Kategori kecenderungan

variabel

21-24 33 50,77 % Sangat tinggi

18-20 20 30,77 % Tinggi

16-17 8 12,30% Cukup

14-15 4 6,15 % Rendah

< 13 0 0 % Sangat rendah

Jumlah 65 100 %

B. Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data a) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi variabel iklan televisi, kemasan dan minat beli mie sedap instan. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS 12 tampak sebagai berikut :


(1)

121


(2)

122


(3)

123


(4)

124


(5)

125


(6)

126


Dokumen yang terkait

Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Labelisasi Halal Produk Mie Instan Indomie Terhadap Minat Beli Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Tembung Kecamatan Medan Tembung Kota Medan)

2 77 98

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI LISTERINE MOUTHWASH VERSI SIMPOSIUM PDGI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK (Studi Pada Warga Rt 03 Rw 04 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Malang)

1 9 18

PENGARUH TERPAAN IKLAN PRODUK MIE SEDAP VERSI "MIE SEDAP BASO" DI TELEVISI TERHADAP TINGKAT BRAND RECALL (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMY Yogyakarta)

0 4 77

PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi) Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi).

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi).

0 2 6

PENGARUH KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Empiris Pada Produk Mie Sedap Cup Di Kab. Ngawi).

0 3 17

Pengaruh Iklan Televisi terhadap Minat Beli Produk Bengbeng.

3 18 21

Pengaruh citra merek terhadap minat beli produk mie instan "Pop Mie" studi kasus: konsumen produk mie instan "Pop Mie" di Kampus II Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

3 10 94

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAM BELAJAR MASYARAKAT (JBM) DI KAMPUNG KEPUH RT 50 RW 13 KLITREN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA.

4 22 135

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

0 1 143