Hubungan Kognitif dan Metakognitif

penyajian hasil. Sedangkan pada kegiatan metakognitif terjadi kegiatan melihat kembali kegiatan perencanaan, memantau langkah-langkah pemecahan soal dan mengevaluasi hasil pemecahan soal. Seperti yang diungkapkan oleh Laurens 2006 metakognisi tidak sama dengan kognisi atau proses berpikir seperti membuat perbandingan, membuat ramalan, menilai, membuat sintesis atau analisis. Metakognisi mempunyai kelbihan dimana seseorang mencoba merenungkan cara berpikir atau merenungkan proses kognitif yang dilakukan. Metakognisi mengarah pada berpikir tingkat tinggi termasuk aktivitas kontrol di atas proses kognisi yang dimanfaatkan dalam pembelajran.

2.3 Kemampuan Metakognitif

Kemampuan metakognitif seperti yang dikemukakan Livingston 1997, didalamnya terdapat 2 tahap yakni pengetahuan metakognitif dan kendali metakognitif, pengetahuan metakognitif sendiri berarti dimana seseorang dengan sadar mengetahui seberapa leveltingkat kemampuannya maupun kekurangannya dalam menghadapi suatu masalah, dikaitkan dengan pembelajaran berarti kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan dan didalam pengetahuan metakognitif tadi juga terjadi suatu proses pengetahuan pada diri seseorang tersebut. Sedangkan kendali metakognitif, yaitu kemampuan seseorang untuk mengendalikan kemampuannya seperti proses memantau dan menilaimengevaluasi apa yang dipelajari seseorang tersebut. Sehingga kemampuan Metakognitif seseorang ialah suatu kemampuan seseorang secara sadar bahwa seseorang tersebut mengetahui dimana kemampuan dan pengetahuan dirinya sendiri atau seberapa tingkat kemampuannya sendiri serta seseorang tersebut mampu untuk mengendalikan kemampuannya atau seseorang tadi dapat memantau dan menilai mengevaluasi apa yang ia pelajari.

2.4 Soal Cerita Matematika

Soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat berbentuk soal cerita dan soal non cerita. Soal cerita adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana tertera dalam buku Pedoman Umum Matematika Sekolah Dasar bahwa ilmu hitung yang dipelajari siswa harus dapat dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu kepada siswa diajarkan soal-soal yang diambil dari hal-hal yang sering dialami siswa . Di dalam buku pengajaran matematika di Sekolah Dasar dengan pendekatan CBSA menyatakan bahwa “Soal cerita adalah bentuk soal matematika yang dinyatakan dalam bentuk kalimat yang perlu diterjemahkan menjadi notasi kalimat terbuka.” seperti yang dikemukakan Topilow Yasin, 2006. Winarni Yasin, 2006 mengemukakan soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk cerita. Yasin 2006 juga mengungkapkan Soal cerita adalah soal yang bentuknya bukan dalam kalimat matematika, melainkan disajikan dalam bentuk cerita baik secara lisan maupun secara tulisan. Pada umumnya soal ini diangkat dari kegiatan keseharian yang di dalamnya terkandung berbagai konsep matematika. Selanjutnya Winarni menyatakan soal cerita adalah soal matematika yang diungkapkan dengan rangkaian kata-kata kalimat yang bermakna. Untuk

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBENTUK CERITA PADA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Kela

0 8 13

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBENTUK CERITA PADA POKOK BAHASAN Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Kelas VIII MTs Negeri Ngemplak T

1 3 16

PENDAHULUAN Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran Kelas VIII MTs Negeri Ngemplak Tahun 2015/2016.

0 2 5

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LINGKARAN Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal cerita Pada materi lingkaran (studi situs di kelas viii g semester genap mts negeri ngemplak boyolali).

1 5 16

MISKONSEPSI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI LINGKARAN Miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan soal cerita Pada materi lingkaran (studi situs di kelas viii g semester genap mts negeri ngemplak boyolali).

0 8 15

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN PANDUAN KRITERIA Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Lingkaran Dengan Panduan Kriteria Watson.

0 0 15

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN LINGKARAN DENGAN Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Lingkaran Dengan Panduan Kriteria Watson.

0 0 16

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SMP AL-AZHAR PALU | Lestari | Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako 7225 24048 1 PB

0 0 13

KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA (Eksperimentasi Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 1 Karangsembung) SKRIPSI

0 0 22

KEMAMPUAN METAKOGNITIF SISWA SMP KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA TENTANG KELILING DAN LUAS LINGKARAN

0 2 145