BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah dengan menggunakan 3 kontrol dan 4 perlakuan.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian uji antidot kombinasi natrium tiosulfat dan natrium nitrit serta diazepam pada kasus keracunan akut-oral sianida pada mencit
jantan galur swiss adalah sebagai berikut :
1. Variabel utama
Variabel utama dalam penelitian ini adalah : a. Variabel bebas : dosis natrium tiosulfat, dosis natrium nitrit, dosis diazepam.
b. Variabel tergantung : keadaan kembalinya kondisi mencit ke keadaan semula dalam detik dari gejala efek toksik yang timbul akibat pemejanan sianida.
2. Variabel pengacau
a. Terkendali
1 Umur : 60-90 hari 2-3 bulan
2 Berat badan : 20-30 gram
3 Jenis kelamin : Jantan
4 Galur :
Swiss
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Jalur pemberian : Oral sianida, i.p. natrium tiosulfat, natrium nitrit, diazepam
6 Frekuensi pemberian : satu kali
b. Tak terkendali
Jumlah asupan makanan dan minuman yang diterima hewan uji.
3. Definisi operasional
a. Kondisi semula mencit adalah keadaan mencit yang sehat sebelum pemejanan KCNS.
b. Gejala efek toksik yang timbul adalah munculnya jantung berdebar, hilang kesadaran, gangguan nafas, dan kejang setelah pemejanan KCNS.
C. Bahan Penelitian
Bahan atau materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Racun yang dipejankan adalah larutan kalium sianida KCN E.Merck,
Darmstadt, Germany. Bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium Hayati Imuno Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bahan antidotum yang digunakan adalah natrium tiosulfat E.Merck, Darmstadt, Germany dan natrium nitrit E.Merck, Darmstadt, Germany serta diazepam
Indofarma. Bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bahan pelarut yang digunakan adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Subyek uji yang digunakan berupa mencit jantan galur Swiss, umur 2-3 bulan dengan berat badan berkisar antara 20-30 g, diperoleh dari Unit Pengembangan
Hewan Penelitian UPHP, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
D. Alat dan Instrumen Penelitian
Peralatan dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Jarum tuberculin preparat peroral yang digunakan untuk pemberian larutan
sianida secara per-oral 2. Spuit intraperitoneal
3. Alat-alat gelas pyrex 4. Timbangan elektrik Mettler Toledo Tipe AB 204, Switzerland.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan larutan dan penetapan dosis KCN
Larutan KCNS 0,104 dibuat dengan cara melarutkan 52 mg KCN ditambah aquadest hingga 50 ml. Dosis KCN dipilih berdasarkan dosis letal oral KCNS yang
sudah dikonversikan ke dosis letal oral mencit yaitu 26 mgKgBB.
2. Pembuatan larutan dan penetapan dosis natrium tiosulfat
Larutan stok natrium tiosulfat dibuat berdasarkan masing-masing dosis. Dosis
IV 22.960 mgKgBB dibuat dengan cara melarutkan 92 mg natrium tiosulfat
ditambah aquadest hingga 100 ml. Dosis III 3.279 mgKgBB dibuat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melarutkan 65 mg natrium tiosulfat ditambah aquadest hingga 500 ml. Dosis II dibuat dengan mengambil 7.69 ml larutan stok dosis III ditambah aquadest hingga 50 ml
pengenceran dari dosis III karena dosis II terlalu kecil. Dan untuk dosis I dibuat dengan mengambil 3.35 ml larutan stok dosis II ditambah aquadest hingga 25 ml
pengenceran dari dosis II karena dosis I amat kecil.
3. Pembuatan larutan dan penetapan dosis natrium nitrit
Larutan natrium nitrit 0,112 dibuat dengan cara melarutkan 125 mg natrium nitrit ditambah aquadest hingga 50 ml. Dosis natrium nitrit dipilih berdasarkan
penelitian sebelumnya yang merupakan dosis efektif untuk keracunan sianida pada mencit. Dosis yang digunakan sebesar 62.46 mgKgBB.
4. Pembuatan larutan stok diazepam
Larutan diazepam 0.001 bv dibuat dengan cara melarutkan 5 mgml diazepam ditambah aquadest hingga 50 ml. Dosis diazepam dipilih berdasarkan jurnal
yang diperoleh dengan judul KCC2-deficient mice show reduce sensivity diazepam, but normal alkohol-induced motor impairment, gaboxadol-induced sedation, and
neurosteroid induced-hypnosis yaitu sebesar 2 mgKgBB.
5. Pengelompokan hewan uji
Hewan uji sebanyak 42 ekor dikelompokan secara acak menjadi 7 kelompok, yaitu :
a. Kelompok I diberi pelarut yang digunakan yaitu aquadest 25 mgKg BB p.o. untuk memastikan kondisi awal kelompok II-VII baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kelompok II diberi larutan KCN dosis 26 mgKg BB p.o. untuk memastikan efek racun yang diharapkan bisa terjadi.
c. Kelompok III diberi natrium tiosulfat dosis 22.96 mgKg BB, natrium nitrit dosis 62.46 mgKg BB dan diazepam dosis 2 mgKg BB diberikan secara i.p. untuk
memastikan bahwa efek yang tidak diharapkan tidak terjadi. d. Kelompok IV diberi larutan KCN dosis 26 mgKg BB dan secara cepat diberi
antidotumnya natrium nitrit dosis 62.46 mgKg BB, natrium tiosulfat dosis 0.067 mgKg BB dan diazepam dosis 2 mgKg BB.
e. Kelompok V diberi larutan KCN 26 mgKg BB dan secara cepat diberi antidotumnya natrium nitrit dosis 62.46 mgKg BB, natrium tiosulfat dosis 0.486
mgKg BB dan diazepam dosis 2 mgKg BB. f. Kelompok VI diberi larutan KCN 26 mgKg BB dan secara cepat diberi
antidotumnya natrium nitrit dosis 62.46 mgKg BB, natrium tiosulfat dosis 3.279 mgKg BB dan diazepam dosis 2 mgKg BB.
g. Kelompok VII diberi larutan KCN 26 mgKg BB dan secara cepat diberi antidotumnya natrium nitrit dosis 62.46 mgKg BB, natrium tiosulfat dosis 22.96
mgKg BB dan diazepam dosis 2 mgKg BB.
6. Penanganan hewan uji
Hewan uji yang digunakan diletakan dalam wadah dan diberi sekam serta makanan dan minuman. Untuk hewan uji yang sudah digunakan dan masih hidup
diletakan di wadah yang berbeda dari hewan uji yang belum digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pengamatan
Pengamatan waktu timbulnya gejala-gejala efek toksik dan kematian hewan uji dilakukan mulai dari pemberian antidot natrium nitrit dan natrium tiosulfat serta
diazepam hingga 3 jam pengamatan. Jika hewan uji sampai 3 jam pengamatan tidak mengalami kematian maka pengamatan dilanjutkan hingga 1 x 24 jam dari waktu
pemberian antidot dan diazepam. Kriteria klinik pengamatan meliputi : a. Pengamatan fisik terhadap gejala-gejala toksik, meliputi jantung berdebar, hilang
kesadaran, gangguan nafas, kejang dan mati. b. Kematian hewan uji pada masing-masing kelompok.
F. Analisis Hasil
1. Untuk melihat kenormalan dari data antar kelompok perlakuan dianalisis menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
2. Untuk keperluan uji hipotesis, H dirumuskan sebagai berikut : mean waktu
dalam detik timbulnya gejala akibat keracunan sianida akut mulai dari jantung berdebar, hilang kesadaran, gangguan nafas, kejang dan mati antar kelompok
perlakuan tidak berbeda bermakna. 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna waktu timbulnya gejala-gejala
efek toksik jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal nafas, kejang dan mati antar kelompok perlakuan tersebut menggunakan analisis statistika Kruskal
Wallis Test karena pada analisis Kolmorgov-Smirnov data yang diperoleh tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Uji lebih lanjut untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna dan perbedaan tidak bermakna tiap kelompok menggunakan analisis Mann Whitney karena data
yang diperoleh tidak terdistribusi normal p0.05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kisaran Dosis Natrium Tiosulfat yang Dikombinasikan dengan Natrium Nitrit dan Diazepam yang Mempunyai Efek Pengawaracunan pada Keracunan
Sianida
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari kisaran dosis efektif kombinasi natrium tiosulfat, natrium nitrit dan diazepam yang mempunyai potensi
sebagai antidotum sianida. Dosis intraperitoneal natrium tiosulfat yang dipilih sebagai antidotum sianida diberikan sesaat setelah pemberian sianida secara oral 26
mgKgBB berurutan sebesar : 0.067 mgKgBB, 0.468 mgKgBB, 3.279 mgKgBB dan 22.96 mgKgBB. Dosis natrium nitrit yang digunakan hanya satu peringkat dosis
yaitu 62.460 mgKgBB dan dosis diazepam sebesar 2 mgKgBB. Untuk natrium nitrit dipilih dosis 62.460 mgKgBB sebagai dosis yang akan
dikombinasikan dengan natrium tiosulfat pada ke-empat peringkat dosisnya dan diazepam. Pemberian natrium nitrit dilakukan secara i.p. sebelum pemberian natrium
tiosulfat dan diazepam. Pemberian natrium nitrit hanya satu peringkat dosis saja karena hasil penelitian sebelumnya menunjukkan apabila natrium nitrit diberikan
dalam dosis yang lebih besar maka gejala efek toksik akan tetap muncul hingga kematian, demikian pula sebaliknya bila natrium nitrit diberikan dalam dosis yang
lebih kecil. Pada dosis lebih besar dapat berefek toksik sedangkan pada dosis lebih kecil belum dapat mencegah gejala efek toksik yang ditimbulkan akibat pemberian
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI