BAB 3 METODE PENELITIAN
3. 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan Action Research AR yang bertujuan menciptakan format dokumentasi asuhan
keperawatan anak di ruang perawatan anak. Action research sebagai metode yang paling cocok untuk penelitian di keperawatan karena sifatnya situasional,
kolaboratif, partisipasi dan self evaluative. Disamping itu action research dapat menjembatani kesenjangan teori-praktik sehingga mendapat kesempatan untuk
mempersempit kesenjangan melalui kolaborasi peneliti dan praktisi Greenwood, 1994; Rolfe, 1996 dalam Badger, 2000.
3. 2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah RPA RSUD Kota Langsa dengan pertimbangan
RPA RSUD Langsa adalah sebagai pusat rujukan dari 5 puskesmas di kota Langsa, dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Aceh Timur dan rujukan dari Rumah
Sakit Umum Kabupaten Aceh Tamiang dengan rata-rata jumlah pasien yang dirawat 142 orang bulan.
Disamping itu RPA RSUD Langsa memberi pelayanan kepada seluruh pasien dengan berbagai jenis asuransi kesehatan yaitu asuransi kesehatan pegawai
negeri sipil ASKES PNS, asuransi kesehatan masyarakat miskin ASKESKIN, jaminan sosial tenaga kerja JAMSOSTEK dan jaminan kesehatan Aceh JKA.
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2013.
3. 3. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah perawat Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa berjumlah 15 orang.
3. 4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, dengan alat dan metode pengumpulan data sebagai berikut :
3. 4. 1. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
pedoman wawancara, panduan focus group discussion FGD, self report dan format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Alat
pengumpulan data utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan kata lain peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti menggunakan dirinya sendiri untuk
mengumpulkan deskripsi yang “kaya” tentang proses dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
Pengembangan alat pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan terlebih dahulu melakukan uji literatur. Instrumen yang disusun adalah
panduan wawancara, panduan FGD, kuesioner pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan kuesioner kepuasan perawat terhadap
dokumentasi asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya adalah peneliti melakukan content validity kepada satu orang expert keperawatan anak yaitu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M.Kep,
Sp. Kep. An untuk menilai content validity instrumen dan memberikan rekomendasi terhadap instrumen tersebut. Instrumen akan dinyatakan valid
apabila Content Validity Index CVI berada diatas 0,78 Polit Beck, 2008. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pedoman wawancara. Panduan wawancara terdiri dari lima pertanyaan terbuka tentang
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak diajukan kepada partisipan. Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih,
M. Kep, Sp. Kep. An. Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap panduan wawancara oleh expert, maka dilanjutkan dengan perhitungan dan memperoleh
hasil seluruh pertanyaan sudah relevan. Perhitungan content validity index adalah 1,00 sehingga diambil kesimpulan bahwa instrument sudah valid.
2. Kuesioner Kuesioner yang digunakan adalah dua jenis kuesioner, yaitu: kuesioner
pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan KPP-DAK dan kuesioner kepuasan perawat KKP.
KPP-DAK digunakan untuk mengukur pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan terdiri dari 25 butir pernyataan positif dan
pernyataan negatif dengan pilihan jawaban benar dan salah. Apabila partisipan menjawab dengan benar maka skor yang diberikan adalah 1 dan sebaliknya jika
partisipan menjawab dengan salah maka skor yang diberikan adalah 0.
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp. Kep. An. Uji validitas terhadap KPP-DAK memperoleh hasil bahwa butir
pernyataan nomor 23, 24 tidak relevan dan butir pernyataan no 2, 5, 6 sebagian relevan sehingga tidak bisa digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil
koreksi tersebut, maka KKP-DAK terdiri dari 20 pernyataan dengan distribusi pernyataan positif terdapat pada butir pernyataan nomor urut 1, 2, 3,4, 7, 8, 9,
10, 11, 12,13, 14, 15, 16, 17, 19 dan 20. Sedangkan pernyataan negatif berada pada butir pernyataan nomor urut 5, 6dan 18. Perhitungan content validity index
adalah 0,80 sehingga diambil kesimpulan bahwa instrument sudah valid. KKP digunakan untuk mengukur kepuasan perawat terhadap pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan. Kuesioner terdiri dari 10 pernyataan dengan empat pilihan jawaban bertingkat yaitu sangat puas skor 4, puas skor 3,
kurang puas 2, tidak puas 1. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dengan merujuk kepada konsep tentang dokumentasi asuhan keperawatan yang meliputi
tujuh domain yaitu pengertian dokumentasi asuhan keperawatan, tujuan dokumentasi asuhan keperawatan, standar dokumentasi asuhan keperawatan,
hambatan dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi pengkajian keperawatan, dokumentasi diagnosa keperawatan dan dokumentasi rencana
asuhan keperawatan. Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp.
Kep. An. Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap kuesioner kepuasan perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan oleh expert, maka dilanjutkan dengan
perhitungan. Uji validitas terhadap KKP memperoleh hasil bahwa butir
Universitas Sumatera Utara
pernyataan no 7 sebagian relevan sehingga perlu dirubah kalimatnya. Perhitungan content validity index adalah 0,90 maka diambil kesimpulan bahwa instrument
sudah valid. 3. Panduan Focus Group Discussion FGD
Panduan FGD terdiri dari 7 pertanyaan tentang dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Uji
validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp. Kep. An. Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap panduan FGD oleh expert, maka
dilanjutkan dengan perhitungan dan memperoleh hasil seluruh pertanyaan sudah relevan. Perhitungan content validity index adalah 1,00 sehingga diambil
kesimpulan bahwa instrument sudah valid. 4. Format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.
Format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan DEPKES,1997 yang terdiri dari 22 aspek yang dinilai meliputi lima domain
yaitu pendokumentasian tahap pengkajian, pendokumentasian tahap diagnosa keperawatan, pendokumentasian perencanaan keperawatan, pendokumentasian
tindakan keperawatan serta pendokumentasian evaluasi tindakan keperawatan. Setiap status catatan dinilai berdasarkan nomor pada kolom kode berkas rekam
medik. Tanda 1 satu bila 75 dokumentasi yang terisi, dan beri tanda 0 nol bila kurang dari 75 dokumentasi yang terisi.
3. 4. 2. Metode Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
wawancara mendalam in-depth interview, self-report, focus group discussion
Universitas Sumatera Utara
FGD dan observasi. Wawancara mendalam in-depth interview dilakukan dengan berpedoman pada panduan wawancara dan setiap satu kali wawancara
dilakukan dalam waktu lebih kurang 30 menit. Wawancara dilakukan satu kali yaitu pada tahap reconnaissance terhadap tiga orang partisipan yaitu partisipan
pertama adalah kepala ruangan yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun dengan latar belakang pendidikan sekolah perawat kesehatan, partisipan kedua adalah
perawat pelaksana yang baru bekerja satu tahun di ruang perawatan anak dan memiliki latar belakang pendidikan sarjana keperawatan.
Partisipan ketiga adalah perawat pelaksana yang sudah memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dengan pendidikan terakhir diploma III
keperawatan. Wawancara dilakukan pada ruangan yang nyaman dantenang dari kebisingan. Wawancara direkam, kemudian ditranskrip untuk dianalisis.
Self-report dilakukan dengan cara pengisian kuesioner KPP-DAK dan KKP. Penyebaran kuesioner dilakukan dua kali. Pertama pada tahap
reconnaissance dan penyebaran kuesioner kedua dilakukan pada minggu keenam setelah format dokumentasi asuhan keperawatan anak diimplementasikan di
ruang perawatan anak. Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara terstruktur. Partisipan dalam penyebaran kuesioner ini adalah perawat
ruang perawatan anak sebanyak 15 orang. Focus group discussion FGD dilakukan satu kali pada tahap akhir proses
penelitian yaitu pada tahapan refleksi, partisipan yang terlibat dalam FGD ini sebanyak enam orang dan dilakukan di ruang diskusi ruang perawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
Observasi dilaksanakan untuk mengukur pencapaian pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah
Langsa. Observasi dilakukan dua kali. Pertama pada tahap reconnaissance dan observasi kedua dilakukan pada minggu keenam setelah format dokumentasi
asuhan keperawatan anak diimplementasikan di ruang perawatan anak. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan format checklist. Observasi
dilakukan terhadap 15 pencatatan asuhan keperawatan pasien di ruang perawatan anak.
3. 4. 3. Tahapan Penelitian AR Langkah-langkah prosedural AR dalam pengembangan dokumentasi
asuhan keperawatan di ruang perawatan anak adalah sebagai berikut: 3. 4. 3. 1. Reconnaisance Phase Tahap Persiapan
Reconnaisance merupakan tahap persiapan untuk mendapatkan data dasar mengenai pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak.
Pada tahap persiapan hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Mempelajari informasi tentang teknik dan metodologi penelitian, artikel penelitian terakhir terkait dan literature, mempelajari filosofi keperawatan anak
dan dokumentasi asuhan keperawatan. 2.
Hasil interview dengan kepala Ruangan Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa RPA RSUD pada bulan Januari 2013, didapatkan data jumlah
perawat diruang perawatan anak sebanyak 15 orang dengan latar belakang pendidikan sekolah perawat kesehatan SPK 2 orang sedang melanjutkan
pendidikanS1 keperawatan, 1 orang sarjana keperawatan dan lulusan DIII
Universitas Sumatera Utara
Keperawatan 12 orang. Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak dilakukan secara manual dengan menggunakan format
dokumentasi asuhan keperawatan yang belum memiliki pedoman dalam pengisian pada tahapan diagnosa keperawatan dan tahap intervensi
keperawatan. 3.
Mendiskusikan masalah dan rencana penelitian kepada kepala bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
4. Pertemuan diselenggarakan dari partisipan yang terdiri dari kepala ruangan
perawatan anak dan perawat ruang perawatan anak untuk menyampaikan deskripsi proyek penelitian, tujuannya dan kegiatan penelitian. Para partisipan
diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian untuk jangka waktu dua bulan, dengan frekwensi satu kali dalam satu minggu, setiap pertemuan akan
dilaksanakan dalam waktu 1-2 jam. Para partisipan diberi kebebasan penuh dalam pengambilan keputusan selama siklus penelitian.
3. 4. 3. 2. Siklus AR. Siklus AR dibagi dalam 4 langkah, yaitu :
Langkah 1: Planning perencanaan Penerapan penggunaan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di
ruang perawatan anak dengan menyelenggarakan diskusi penyusunan format dokumentasi asuhan keperawatan anak dengan kepala seksi asuhan keperawatan,
kepala ruangan, katim dan perawat ruang perawatan anak. Mengukur pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
Menggali permasalahan tentang dokumentasi asuhan keperawatan. Menyusun
Universitas Sumatera Utara
proposal seminar tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan workshop implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Langkah 2 : Action tindakan Membentuk tim dokumentasi asuhan keperawatan kemudian bersama-
sama menyusun format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Selanjutnya menyelenggarakan seminar dan workshop implementasi format dokumentasi
asuhan keperawatan anak. Langkah 3 : Observation pengamatan
Melakukan observasi terhadap peningkatan kelengkapan pengisian format dokumentasi asuhan keperawatan anak, perubahan pengetahuan perawat tentang
dokumentasi asuhan keperawatan serta peningkatan kepuasan perawat. Langkah 4 : Reflection refleksi
Proses ini merupakan hasil akhir terhadap evaluasi kegiatan satu siklus, mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari penelitian yang dilaksanakan.
Pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan dengan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di ruang perawatan anak diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan, kepuasan perawat dan meningkatkan kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan
keperawatan. Pada tahapan reflection juga menemukan hambatan dan faktor pendukung
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dengan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di ruang perawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
3. 5. Definisi Operasional