Latar Belakang Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Industri kesehatan sedang mengalami transformasi untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah seperti persaingan antar rumah sakit baik dalam maupun luar negeri, tuntutan mutu pelayanan kesehatan, tuntutan hukum terhadap tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit serta tuntutan kesejahteraan dari karyawan rumah sakit. Pimpinan rumah sakit harus peka terhadap perubahan-perubahan tersebut dengan berupaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit termasuk pelayanan keperawatan anak. Pelayanan keperawatan anak yang bermutu akan memberikan kepuasan kepada pasien dan bagi perawat itu sendiri. Perawatan yang berkualitas tinggi terhadap anak-anak memberikan dorongan untuk pengembangan inisiatif layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan anak Julie, 1999. Untuk menghadapi tantangan saat berespons terhadap kebutuhan anak, rumah sakit melengkapi fasilitas asuhan kesehatan dengan unit pediatrik sehingga perawat dan staf asuhan kesehatan profesional lainnya dapat memberikan terapi berdasarkan kebutuhan individual Speer, 2007. Pendokumentasian catatan kesehatan klien yang akurat merupakan salah satu aspek terpenting dari pemberian pelayanan keperawatan. Dokumentasi asuhan keperawatan adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum etik perawat Universitas Sumatera Utara terhadap klien sudah dipenuhi dan bahwa klien telah menerima asuhan keperawatan yang bermutu Poissant, Pereira, Tambly Kawasumi, 2005. Setiap tindakan yang telah dilakukan oleh seorang perawat, tindakan independen, dependent ataupun tindakan yang sifatnya interdependen dengan petugas kesehatan lain harus dicatat dalam format asuhan keperawatan dan dicantumkan nama perawat yang melaksanakannya serta ditandatangani Depkes RI, 1997. Catatan keperawatan merupakan dokumen yang penting bagi asuhan keperawatan pasien di rumah sakit. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan yang bermutu dan didokumentasikan dengan benar, dapat meningkatkan kepuasan perawat dan berguna dilihat dari berbagai aspek antara lain: aspek hukum, jaminan mutu kualitas pelayanan, alat komunikasi, aspek keuangan, pendidikan, penelitian dan akreditasi Fisbach, 1991. Dokumentasi asuhan keperawatan sebagai prasyarat untuk perawatan pasien yang baik dan sebagai alat komunikasi penting antara perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya Laitinen, Kaunonen Kurki, 2010. Tuntutan model keperawatan saat ini berpusat kepada pasien yaitu dengan memberikan perawatan secara kompleks dan dokumentasi secara tepat waktu Zajac, 2011. Mendokumentasikan asuhan keperawatan memberikan kesempatan untuk merefleksikan interaksi yang terjadi antara perawat dan pasien Brenner, Dimitroff Nichols, 2010. Dokumentasi yang efektif dan pengelolaan asuhan keperawatan dengan maksimal sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik Debra, Sherele, Rosalie Carol, 2012. Universitas Sumatera Utara Perawat harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan. Diagnosa keperawatan harus didasarkan pada kemampuan untuk menganalisis dan mensistesis informasi pasien Paans, Sermeus, Nieweg, Krijnen Schans, 2012. Kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak akan memberikan dampak dalam proses penyembuhan pada anak karena anak memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lain. Anak sebagai individu yang unik mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan menuju kematangan, dan memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan. Rumah Sakit Umum Daerah Langsa merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan dan pusat rujukan dari 5 puskesmas di kota Langsa, dari Rumah Sakit Umum kabupaten Aceh Timur dan rujukan dari Rumah Sakit Umum kabupaten Aceh Tamiang. Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa RPA RSUD Langsa adalah salah satu ruang rawat inap yang melayani pasien yang berumur 1 hari – 15 tahun. Penulisan ke dalam format dokumentasi asuhan keperawatan pada setiap tahapan asuhan keperawatan adalah masih menggunakan cara manual. Ruang perawatan anak dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan 15 orang staf perawat dengan fasilitas 24 tempat tidur dan 1 inkubator. Hasil survei awal pada bulan Januari 2013 di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa diperoleh Bed Occupancy Rate BOR 75. Pengamatan terhadap 15 buah status catatan pasien, diperoleh hasil bahwa Universitas Sumatera Utara kelengkapan pengisian dalam pencatatan asuhan keperawatan masih rendah yaitu 22. Hasil wawancara terhadap tiga orang perawat Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa diperoleh hasil bahwa perawat menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan dengan cara menuliskan pada semua tahapan asuhan keperawatan dan format dokumentasi asuhan keperawatan yang digunakan adalah format dokumentasi asuhan keperawatan untuk pasien dewasa. Perawat kurang mengerti dan kesulitan dalam menulis dokumentasi asuhan keperawatan, karena belum pernah mengikuti pelatihan tentang dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa hanya 4 orang 27 yang sudah mengikuti pelatihan terkait dokumentasi asuhan keperawatan. Harapan perawat ruang perawatan anak memiliki format dokumentasi asuhan keperawatan yang dilengkapi dengan pedoman diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Penelitian ini menyusun format dokumentasi asuhan keperawatan anak untuk membantu perawat menetapkan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan sesuai masalah keperawatan yang dialami pasien. Kelebihan dalam menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak adalah efisien waktu, proses dokumentasi asuhan keperawatan lebih cepat dan memudahkan perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. Dalam penyusunan format dokumentasi asuhan keperawatan anak digunakan Model Sistem Neuman dengan pertimbangan bahwa anak sebagai klien Universitas Sumatera Utara dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, mempunyai kebutuhan yang spesifik fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini sesuai dengan Model Sistem Neuman yang memandang klien sebagai individu juga memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis, perkembangan, sosial budaya dan spiritual. Format catatan asuhan keperawatan anak modifikasi dari Model Sistem Neuman, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Wong, 2003, Diagnosis Keperawatan North American Nursing Diagnosis Association NANDA, intervensi Nursing Intervention Classification NIC dan kriteria hasil Nursing Outcome Classification NOC Wilkinson Ahern, 2011. Penelitian pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan anak dilakukan dengan pendekatan action research. Dengan action research memungkinkan terjadi peningkatan melalui kolaborasi antara perawat ruang perawatan anak dan peneliti Searl et al., 2009. Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka diperlukan pengembangan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

1. 2. Pertanyaan Penelitian