melakukan evaluasi kegiatan penelitian terhadap enam orang partisipan terkait kelemahan, kelebihan, manfaat dan kendala dari format dokumentasi asuhan
keperawatan anak dengan pendekatan FGD. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kemmis dan Taggart 1988 bahwa
tahapan reflection berusaha memahami proses, masalah, issue dan hambatan yang dimanifestasikan dalam tindakan strategis, memperhitungkan berbagai perspektif
situasi yang muncul. Reflection biasanya dibantu dengan diskusi peserta kelompok penelitian dengan wacana mengarah ke rekonstruksi makna situasi dan
memberikan dasar bagi rencana revisi. Reflection memiliki asfek evaluatif untuk mempertimbangkan pengalaman, menilai efek tindakan yang dilakukan.
5. 2. Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Proses penelitian satu siklus action research ini telah menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang paling sesuai dengan
kondisi partisipan perawat yang bertugas di ruang perawatan anak. Selain itu juga menunjukkan beberapa perubahan kearah yang lebih baik.
Hasil analis kualitatif dari FGD yang dilaksanakan pada akhir siklus penelitian di temukan tema bahwa partisipan menyatakan adanya peningkatan pengetahuan
yang dirasakan setelah implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Hasil analisis kualitatif di atas juga didukung oleh analisis kuantitatif. Hasil
uji ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat bertambah secara signifikan setelah pelaksanaan proses action research.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan pernyataan Robertson 2006, bahwa penelitian action research menyediakan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan
menjadi lebih sadar terhadap kemungkinan perubahan. Holter dan Barcott 1993, juga menyatakan hal yang sama bahwa penelitian action research adalah metode
berharga dalam menghasilkan pengetahuan yang dikembangkan berdasarkan pada situasi praktek yang sebenarnya.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Setiawan, Hattakhit, Boonyoung Engebretson 2010 yang melakukan penelitian di ruang perawatan intensif stroke
rumah sakit Pirngadi Medan. Penelitian yang bertujuan untuk menciptakan suasana caring dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
memperoleh hasil bahwa perawat merasakan ada peningkatan pengetahuan mereka setelah diberikan implementasi dalam penelitian tersebut.
Penelitian oleh Bergdahl, Benzein, Ternestedt dan Andershed 2010, juga menemukan fenomena yang sama. Penelitian pengembangan kemampuan
perawat menciptakan caring terhadap pasien di perawatan paliatif menunjukkan bahwa perawat memahami klinis sejalan dengan peningkatan pengetahuan
perawat. Terjadinya peningkatan pengetahuan perawat terhadap dokumentasi
asuhan keperawatan, hal ini terkait dengan pelaksanan seminar dan workshop tentang dokumentasi asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dalam penelitian
ini. Demikian juga hasil yang diperoleh hari uji statistik terhadap pengukuran
kepuasan perawat menunjukkan hasil bahwa kepuasan perawat meningkat secara
Universitas Sumatera Utara
signifikan setelah implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan yang dihasilkan dari pelaksanaan proses action research.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Fisbach 1991, bahwa dengan melaksanakan asuhan keperawatan yang bermutu dan didokumentasikan dengan
benar, dapat meningkatkan kepuasan perawat dan berguna dilihat dari berbagai aspek antara lain: aspek hukum, jaminan mutu kualitas pelayanan, alat
komunikasi, aspek keuangan, pendidikan, penelitian dan akreditasi.
5. 3. Pelajaran Yang diDapat dari Penelitian Action Research Lesson