Keperawatan Anak Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

2. 2. Keperawatan Anak 2. 2. 1. Filosofi Keperawatan Anak Menurut Wong 2008, keperawatan bayi dan anak merupakan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial. Falsafah keperawatan anak adalah cara memandang terhadap klien anak itu sendiri dan pendekatan dalam pelayanan keperawatan anak mencakup perhatian pada rangkaian pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit tanpa terbatas pada orientasi berfokus masalah, integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman tentang pengalaman subjektif, penerapan pengetahuan ilmiah dan penetapan hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan. 2. 2. 2. Paradigma Keperawatan Anak Ada empat komponen dalam keperawatan anak, yaitu manusia, sehat, lingkungan, dan keperawatan itu sendiri. Keempat komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2. 1. Gambar: 2. 1. Komponen Paradigma Keperawatan Anak Manusia anak Sehat-sehat Lingkungan Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2. 2. 2. 1. Manusia anak Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang daiam proses tumbuh-kembang, mempunyai kebutuhan yang spesifik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang berbeda dengan orang dewasa. Kebutuhan fisikbiologis anak mencakup makan, minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dan ancaman. 2. 2. 2. 2. Sehat Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit. Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Dengan demikian, apabila anak sakit, hal ini akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual. Sehat-sakit berada dalam suatu rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai meninggal pada kutub lainnya, dapat dilihat pada gambar 2. 2. Sehat optimal Sakit berat Meninggal Gambar 2. 2. Rentang Sehat Sakit Universitas Sumatera Utara Sepanjang rentang tersebut, anak memerlukan bantuan perawat baik secara langsung saat anak sakit maupun tidak langsung dengan melakukan bimbingan antisipasi pada orang tuanya. Dalam keadaan sehat optimal pun anak memerlukan bantuan perawat, misalnya untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan, seperti pelayanan imunisasi atau peningkatan pengetahuan tentang kebersihan perseorangan dan gizi yang memenuhi syarat kesehatan. Perbedaan persepsi antara orang tua dan perawat tentang konsep sehat- sakit tersebut, timbul masalah pemahaman keluarga tentang makna sehat-sakit. Kondisi sehat yang berat menurut persepsi perawat, dapat dipersepsikan sebagai suatu kondisi yang biasa saja oleh orang tua, untuk itu diperlukan bantuan perawat untuk menyamakan persepsi tersebut. Pada kutub ekstrim, yaitu kematian anak, orang tua tetap memerlukan bantuan perawat untuk mengantarkan anak pada kematian yang tenang melalui perawatan menjelang ajal dying care. 2. 2. 2. 3. Lingkungan Anak adalah individu yang masih bergantung pada lingkungan, yaitu orang dewasa di sekitarnya. Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal, dan dapat memengaruhi kesehatan anak. Lingkungan internal, yaitu genetik keturunan, kematangan biologis, jenis kelamin, intelektual, emosi dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit. Lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tuasaudara sekandung sibling, masyarakatkelompok sekolah, kelompokgeng, disiplin yang ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial-ekonomi, iklim, cuaca sekitar dan lingkungan fisikbiologis baik rumah maupun sanitasi di sekelilingnya. Universitas Sumatera Utara Perkembangan anak sangat dipengaruhi rangsangan terutama dari lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli dan penuh dengan kasih sayang. 2. 2. 2. 4. Keperawatan Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi kebutuhan yang spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik dengan anakkeluarga melalui perannya sebagai pembela, pemulihpemelihara kesehatankoordinator, kolaborator, pembuat keputusan etikdan perencana kesehatan. Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang terapeutik. Selama proses asuhan keperawatan dijalankan, keluarga dianggap sebagai mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kerja sama orang tua-perawat berfokus pada memfasilitasi keluarga untuk aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di rumah sakit dan memberdayakan kemampuan keluarga baik dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui interaksi yang terapeutik dengan keluarga empowering. Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan keluarganya adalah pemberian dukungan, pemberian pendidikan kesehatan dan upaya rujukan kepada tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan anak. Universitas Sumatera Utara 2. 2. 3. Pertumbuhan dan Perkembangan Wong 2008 menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah satu kesatuan yang mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama hidupn seseorang. Seluruh perubahan tersebut merupakan proses yang dinamis yang menekankan beberapa dimensi yang saling terkait. Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel. Sementara perkembangan merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran. Maturasi merupakan peningkatan kompetensi dan kemampuan adaptasi, penuaan, biasanya digunakan untuk menjelaskan perubahan kualitatif, perubahan kompleksitas struktur yang memungkinkan berfungsinya pada struktur tersebut pada tingkat yang lebih tinggi. Differensiasi adalah proses modifikasi sel dan struktur awal secara sistematik untuk mencapai sifat fisik dan kimiawi yang spesifik, digunakan untuk menjelaskan kecendrungan massa ke arah spesifikasi, perkembangan aktivitas dan fungsi dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks. Semua proses ini saling berkaitan, terjadi bersamaan dan bersifat kontinu. Proses ini bergantung pada serangkaian pengaruh endokrin, genetika, konstitusional , lingkungan dan nutrisi. Universitas Sumatera Utara 2. 2. 3. 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan a. Keturunan Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh mempunyai pengaruh besar pada perkembangan. Terdapat hubungan yang besar antara orang tua dan anak dalam hal sifat seperti tinggi badan, berat badan dan laju pertumbuhan. Karakteristik fisik, pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, keganjilan fisik diturunkan dan dapat mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan lingkungannya. Dimensi kepribadian seperti temperamen, tingkat aktivitas, koresponsifan dan kecenderungan ke arah rasa malu, diyakini dapat diturunkan. b. Faktor neuroendokrin Pusat pertumbuhan dalam regio hipotalamik bertanggung jawab untuk mempertahankan pola pertumbuhan yang ditetapkan secara genetik. Hubungan fungsional diantara hipotalamus dan sistem endokrine mempengaruhi pertumbuhan. c. Nutrisi Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan dan efeknya ditunjukkan pada cara yang beragam dan rumit. Selama periode prenatal yang cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari waktu implamantasi ovum sampai kelahiran. Selama masa bayi dan kanak-kanak, kebutuhan terhadap kalori relatif besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan tinggi dan berat badan. Pada waktu ini kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi dibandingkan pada hampir setiap periode perkembangan pasca natal. Ketika laju Universitas Sumatera Utara pertumbuhan melambat disertai dengan penurunan metabolisme, akibatnya terjadi penurunan kebutuhan kalori dan protein. d. Hubungan Interpersonal Hubungan dengan orang terdekat memiliki peranan penting dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual dan kepribadian. Tidak hanya kualitas dan kuantitas kontak dengan orang lain yang memberi pengaruh pada anak yang sedang berkembang, tetapi luasnya rentang kontak penting untuk pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat. e. Tingkat sosio ekonomi Riset menunjukkan bahwa tingkat sosio ekonomi keluarga anak mempunyai dampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan. Pada semua usia anak dari keluarga kelas atas dan menengah mempunyai tinggi badan lebih dari anak yang berasal dari keluarga dengan strata sosio ekonomi rendah. Kesehatan dan nutrisi yang kurang baik pada tingkat sosio ekonomi rendah mungkin merupakan faktor signifikan. Sumber makanan bergizi khususnya protein sulit didapat dan faktor lain ukuran keluarga besar dan ketidakteraturan dalam makan, tidur dan latihan fisik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. f. Penyakit Banyak penyakit kronik yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kegagalan pertumbuhan adalah anomali jantung kongenital dan gangguan pernafasan seperti kistik fibrosis. Gangguan apapun yang dicirikan dengan ketidakmampuan untuk Universitas Sumatera Utara mencerna dan mengabsorbsi nutrisi tubuh akan memberi efek merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan. g. Stres pada masa kanak-kanak Orang tua dan pemberi asuhan harus mengenali tanda stress untuk membantu anak menghadapi stress sebelum stress menjadi lebih berat. Tanda stress terjadi dalam banyak bentuk tetapi secara khas dapat terlihat pada anak yang teraniaya atau depresi. Bila sejumlah stress terjadi pada anak pada saat yang bersamaan, anak menjadi lebih rentan. Apabila serangkaian stress menimbulkan beban stress berlebihan, anak dapat mengalami perubahan serius dalam kesehatan danatau perilaku. Pemberi asuhan harus mendengarkan anak sehingga mereka menyadari rasa takut dan kekhawatiran anak, dan harus memberi tahu betapa pentingnya orang tua dan pengasuh. Kontak fisik menyamankan dan menenangkan anak. Menggendong, menyentuh dan memeluk anak menimbulkan relaksasi dan kenyamanan serta menfasilitasi komunikasi. Meluangkan waktu yang tidak tergesa-gesa bersama anak, jalan-jalan keluarga, liburan dan pemajanan anak pada pengaruh positif membantu membangun kekuatan dan keamanan anak. Hubungan interpersonal yang mendukung penting untuk kesejahteraan psikologis anak. h. Koping Koping adalah tahapan khusus individu terhadap stressor. Anak berespons terhadap stress setiap hari dengan mencoba mengubah lingkungan dan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan apa adanya. Setiap strategi yang memberi relaksasi akan efektif untuk menurunkan stress dan kebanyakan anak memiliki Universitas Sumatera Utara metode alamiah seperti menarik diri, melakukan aktivitas fisik, membaca, mendengar musik, mengerjakan proyek atau tidur siang. Beberapa anak mengadu ke orang tua untuk mengatasi masalah atau mereka mengembangkan strategi yang secara sosial tidak dapat diterima seperti curang, mencuri atau berbohong. Anak dapat diajarkan teknik pereda stress untuk digunakan dalam koping. Awalnya anak dibantu mengenali tanda ketegangan dan diajarkan berbagai strategi yang tepat latihan khusus, relaksasi dan pernafasan, imajinasi mental dan berbagai aktivitas sederhana lain. 2. 2. 4. Asuhan Yang Berpusat Pada Keluarga Asuhan pada anak yang dirawat di rumah sakit memerlukan keterlibatan orang tua. Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka selama 24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan pada orang tua yang terprogram secara reguler. Anak membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi Wong, 2008. Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak yang dirawat di rumah sakit, sangat diperlukan kerja sama antara orang tua dan tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun sakit paling baik dilaksanakan oleh orang tua dengan bantuan tenaga kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhannya. Prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu fasilitasi keterlibatan orang tua dalam perawatan dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anaknya. Perawat juga punya peran penting untuk Universitas Sumatera Utara memfasilitasi hubungan orang tua dan anaknya selama di rumah sakit. Harus diupayakan jangan sampai terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orang tua dan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan peran dan tugasnya merawat anak selama di rumah sakit. Perawat juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai subjek yang punya potensi untuk melaksanakan perawatan pada anaknya. Diharapkan selama perawatan anaknya di rumah sakit, terjadi proses belajar pada orang tua baik dalam hal peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan dengan keadaan sakit anaknya. 2. 2. 5. Elemen Pokok Asuhan Berpusat Pada Keluarga Hubungan anak dan orang tua adalah unik, berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespons terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit secara berbeda pula. Demikian pula orang tua mempunyai latar belakang individu yang berbeda dalam berespons terhadap kondisi anak dan perawatan di rumah sakit. Orang tua dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospital anaknya. Orang tua harus belajar melakukan tindakan keperawatan seperti memberikan kompres, mengukur suhu atau mengobservasi gejala panas pada anak melalui proses pendidikan kesehatan yang diberikan perawat. Keberhasilan dan pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung kerja sama yang aktif dari orang tua. Universitas Sumatera Utara 2. 2. 6. Peran Perawat Anak Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat anak, yaitu sebagai pembela advocacy, pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik, perencana kesehatan, pembina hubungan terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti. Perawat dituntut sebagai pembela bagi anakkeluarganya pada saat mereka membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusanmenentukan pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia, pengobatan dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga. Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi penyuluhanpendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak langsung dengan menolong orang tuaanak memahami pengobatan dan perawatan anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup pengertian dasar tentang penyakit anaknya, perawatan anak selama anak dirawat di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah. Keluarga adalah mitra perawat. Kerja sama dengan keluarga juga harus terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif. Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik dengan berdasarkan pada nilai moral yang diyakini dengan penekanan pada hak Universitas Sumatera Utara pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien. Kemampuan berpikir kritis perawat dalam melihat fenomena yang ada dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian yang telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan anak.

2. 3. Teori Proses Keperawatan Betty Neuman