Struktur organisasi ruang perawatan anak dapat dilihat pada gambar 4. 2.
Keterangan : PP = Perawat
Pelaksana
Gambar 4. 2. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
Perawat ruang perawatan anak dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien anak juga melaksanakan tugas non job keperawatan. Penulisan
dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak dilakukan secara manual dengan menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan yang
belum memiliki pedoman dalam pengisian pada tahapan diagnosa keperawatan dan tahap intervensi keperawatan.
2. Persepsi perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan
Persepsi perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan, yaitu: 1 persepsi tentang dokumentasi asuhan
Kepala Ruangan
Ketua Tim I
Ketua Tim II
1. PP 1
2. PP 2
3. PP 3
4. PP 4
5. PP 5
6. PP 6
1. PP 1
2. PP 2
3. PP 3
4. PP 4
5. PP 5
6. PP 6
Universitas Sumatera Utara
keperawatan, 2 pelaksanaan dokumentasi sekarang ini 3 manfaat dokumentasi 4 hambatan dokumentasi dan 5 harapan terkait dokumentasi.
1. Persepsi tentang dokumentasi asuhan keperawatan Dalam penelitian ini partisipan mengungkapkan bahwa pemahaman
perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan adalah merupakan proses pencatatan mulai pengkajian, diagnosa, perencanaan dan implementasi serta
evaluasi. Partisipan lain juga mengungkapkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan adalah sistem pencatatan segala macam tindakan perawat yang
diaplikasikan ke pasien dan dokumentasi asuhan keperawatan merupakan suatu bentuk aplikasi yang nyata dan tertulis dan dilakukan secara berkesinambungan
dan kontinu. Defenisi ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini:
“…… dokumentasi asuhan keperawatan di ruang anak ini, merupakan suatu bentuk aplikasi yang nyata dan tertulis dan
dilakukan secara berkesinambungan, kontinu” P3, L12. 2. Pelaksanaan dokumentasi sekarang ini
Partisipan menyatakan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan yang sedang berjalan di ruang perawatan anak sekarang ini belum maksimal dan masih
dalam pencapaian persentase yang rendah. Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak memang sudah berjalan, tetapi karena waktu yang dimiliki
perawat RPA lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasien sehingga menyebabkan tindakan yang dilakukan tidak langsung ditulis.
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi asuhan keperawatan baru dilakukan ketika ada waktu renggang. Sering ditemukan juga pada pasien yang sudah pulang tetapi
dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien tersebut belum dilakukan. Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan
partisipan seperti pada kutipan berikut ini: “…. dokumentasinya itu untuk lebih ke askepnya itu seringnya
sampai pada saat pasien pulang, terkadang itu pun belum juga di tulis, belum juga di dicatat yah, jadi sering telat, bisa dibilang….”
P2, L77. “…. sudah mulai menulis tapi belum efektif…… kira-kira 30 sudah
mulai menulis” P1, L155. 3. Manfaat dokumentasi
Partisipan menyampaikan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan sangat bermanfaat untuk perawat yaitu dapat memberi kemudahan bagi perawat dalam
melaksanakan tugas. Hal ini dijelaskan dengan adanya dokumentasi asuhan keperawatan perawatdapat langsung merujuk pada dokumentasi asuhan
keperawatan ketika ditemukan masalah keperawatan pada pasien. Manfaat lain adalah memudahkan menghitung rekening terhadap tindakan
yang diberikan kepada pasien dan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat perawat serta merupakan bukti nyata tindakan seorang perawat.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini:
“Manfaatnya pada suatu saat, kita gak tau nanti ke depan, apa yang terjadi ke depan, kalo ada tuntutan ke depan, kita ada
dokumentasi……” P1, L172. “….. dokumentasi jelas sangat mempermudah perawat bekerja,
jadi di saat pasien itu menanyakan kepada perawat, apa-apa saja tindakan yang telah diberikan,misalnya pasien itu kambuh lagi
penyakitnya, jadi kita bisa melihat, jam berapa obatnya itu sudah diberikan. Maksudnya lebih mempermudahlah memang dalam
bekerja”P3, L214. 4. Hambatan dokumentasi
Dalam penelitian ini, partisipan mengungkapkan bahwa beberapa kendala yang dihadapi perawat dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
yaitu: 1 Perawat ruang perawat anak sering dihadapkan dengan situasi kritis sehingga lebih berfokus dalam memberikan tindakan kepada pasien dibandingkan
dengan mencatat pada status pasien, 2 kesulitan dalam menegakkan diagnosa keperawatan karena pada format diagnosa keperawatan masih kosong, tidak ada
memiliki daftar diagnosa keperawatan yang sesuai dengan diagnosa medis yang diderita pasien, 3 kurangnya waktu yang dimiliki perawat untuk menulis karena
waktu yang dimiliki perawat lebih cenderung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasien anak, 4 terbatasnya tenaga yang benar-benar mampu dan mau
mendokumentasikan asuhan keperawatan.Kendala dokumentasi asuhan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut ini:
“…… kita lakukan implementasi dulu, baru kita melakukan pencatatan. Itu biasanya pun dilakukan pencatatan di saat kita pada
saat waktu yang renggang, karena sepertinya di ruangan anak ini lebih terfokus kepada kebutuhan si pasien. Berikan tindakan dulu
baru di catat”P2, L45. “…… kekurangan itu, diagnosanya tidak ada pada form itu,
maunya…lebih variatif diagnosa-diagnosanya, karena pada dasarnya akan muncul diagnosa-diagnosa yang lain lagi…”P3,
L163. 5. Harapan terkait dokumentasi
Harapan perawat ruang perawatan anak adalah tersedianya sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang di dalam tahapan diagnosa
keperawatan sudah dilengkapi dengan pilihan semua diagnosa keperawatan yang akan muncul pada pasien anak sesuai dengan diagnosa medis yang dialaminya.
Demikian juga pada tahapan intervensi keperawatan sudah dilengkapi dengan seluruh intervensi keperawatan baik intervensi mandiri perawat maupun
intervensi yang dilakukan perawat secara kolaborasi pada setiap diagnosa keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Harapan perawat ruang perawatan anak terhadap dokumentasi asuhan keperawatan ini sesuai dengan pernyataan partisipan seperti pada kutipan berikut
ini: “…… dibuat berbentuk yang sudah ada semua gitu, tabelnya udah
ada perencanaan,diagnosanya udah ada, tinggal kita pindah nomornya aja,” P1, L332.
“…..diagnosa keperawatan itu di dicantumkan segala macam opsi dari diagnosa, jadi perawat tinggal menentukan pilihan diagnosa
yang tepat untuk pasien tersebut” P2, L291. “Menuliskan tindakan apa yang akan dilakukan, itu sudah ada
pedomannya tidak perlu…..dipikirkan ulang lagi, udah ada, jadi waktupun lebih hemat” P3, L387.
3 Kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan
Peneliti juga melakukan observasi pengisian dokumentasi terhadap 15 catatan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak. Secara keseluruhan
kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan mencapai rata-rata 22. Sementara hasil skor rata-rata pengisian pada tahapan pengkajian adalah sebanyak
0, tahapan diagnosa keperawatan sebanyak 42, tahapan intervensi keperawatan 44, tahapan implementasi keperawatan 23,3 dan pada tahapan
evaluasi diperoleh skor rata-rata pengisisan dokumentasi sebanyak 0.
Universitas Sumatera Utara
4 Pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil kuesioner pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan KPP-DAK maka diperoleh hasil bahwa skor rata-rata
adalah 87 pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
5 Kepuasan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil kuesioner kepuasan perawatKKP maka didapatkan data bahwa 53 perawat merasa puas terhadap dokumentasi asuhan keperawatan
dan 47 menunjukkan perawat kurang puas. Pada tahap reconnaissance yang sudah dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan yang adadi ruang
perawatan anak terkait dengan dokumentasi asuhan keperawatan. Secara garis besar ada beberapa masalah yang muncul pada tahap reconnaissance, yaitu :
1. Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak belum
berjalan dengan baik. 2.
Perawat ruang perawat anak membutuhkan format pencatatan asuhan keperawatan yang memudahkan perawat dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan. 3.
Kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan 22 4.
Pengetahuan perawat tentang dukomentasi asuhan keperawatan menunjukkan hasil skor rata-rata 87.
5. Kepuasan perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan 47 kurang
puas. Dari permasalahan yang ditemukan maka disusunlah tahap planning untuk
merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
4. 3. 2. Tahap Planning, Action dan Observation serta Reflection Pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Perawatan
Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dilaksanakan dengan pendekatan action research melalui tiga tahapan yaitu planning, action dan observation serta
reflection. Pada setiap tahapan action research peneliti melakukan beberapa kegiatan. Peneliti melaksanakan satu siklus action research dalam waktu delapan
minggu dimulai tanggal 22 April 2013 sampai dengan tanggal 15 Juni 2013.
Tahap Planning. Untuk mewujudkan harapan dari perawat ruang
perawatan anak dalam menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak direncanakan beberapa tindakan untuk mendukung tercapainya
rencana tujuan yang dirumuskan. Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah pertemuan dengan
manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, pembentukan tim perumus format
dokumentasi asuhan keperawatan anak, mengadakan pertemuan rutin dengan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak sebanyak tiga kali
pertemuan yaitu: 1 perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentative, 2 revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 3 revisi 2
format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Selain itu peneliti juga merencanakan pelaksanakan kegiatan seminar dan
workshop tentang dokumentasi asuhan keperawatan anak terhadap seluruh partisipan, merencanakan finalisasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak
dan merencanakan aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
Tahap Action. Pada tahap action ada 9 kegiatan yang dilakukan, yaitu:
1 pertemuan dengan tim manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, 2 pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa, 3 pembentukan
tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 4 perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif, 5 revisi 1 format dokumentasi
asuhan keperawatan anak, 6 revisi 2 format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 7 pelaksanaaan kegiatan seminar tentang dokumentasi asuhan
keperawatan dan workshop implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 8 finalisasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak,
9 aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak. 1.
Pertemuan dengan tim manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Pada tanggal 22 April 2013 diadakan pertemuan dengan kepala staf medis
fungsional anak, kepala bidang keperawatan, kepala seksi asuhan keperawatan dan kepala ruangan perawatan anak. Peneliti menyampaikan keinginan perawat
ruang perawatan anak memiliki format dokumentasi asuhan keperawatan anak dan mendeskripsikan siklus action research yang akan dijalankan di ruang perawatan
anak dengan selalu berkolaborasi dengan partisipan. Kepala staf medis fungsional anak, kepala bidang keperawatan, kepala
seksi asuhan keperawatan dan kepala ruangan perawatan anak sangat mendukung kegiatan penelitian penyusunan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di
ruang perawatan anak. Kepala bidang keperawatan juga merekomendasikan nama-nama anggota
tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak terdiri dari delapan
Universitas Sumatera Utara
orang yaitu kepala seksi asuhan keperawatan,kepala ruangan RPA, ketua Tim I, Ketua Tim II, dua orang perawat pelaksana dari tim I dan dua orang perawat
pelaksana dari tim II. Kepala seksi asuhan keperawatan selalu mendampingi kegiatan penelitian
dengan tujuan hasil dari perumusan format asuhan keperawatan anak mencapai finalisasi sesuai dengan kebutuhan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang
perawatan anak dan memiliki desain yang paling efesien sehingga memiliki peluang besar disetujui pihak manajemen untuk diadopsi di ruang perawatan
anak. 2.
Pertemuan dengan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Pada tanggal 07 Mei 2013 peneliti menjumpai Bapak Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Langsa dalam kaitannya mendeskripsikan kegiatan penelitian yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapat dukungan terkait
dengan pelaksanaan siklus action research terhadap kurang optimalnya dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan anak di ruang perawatan anak.
Bapak Direktur menyambut baik kegiatan ini dan memberi dukungan penuh atas kegiatan penelitian action research yang sedang dilaksanakan di ruang
perawatan anak dalam rangka membantu perawat RPA menghasilkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Bapak Direktur menyampaikan harapan penelitian ini berespon pada peningkatan kesembuhan pasien dan tingkat kepuasan pasien meningkat serta
meningkatkan kinerja perawat terkait dengan pendokumentasian asuhan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan. Selain itu bapak direktur juga berharap kegiatan hasil penelitian dapat diseminarkan di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.
3. Pembentukan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak
Pembentukan tim ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2013 di hadiri oleh delapan orang partisipan dan peneliti. Tim perumus format dokumentasi
asuhan keperawatan anakterdiri dari delapan orang yaitu kepala seksi asuhan keperawatan, kepala ruangan RPA, ketua Tim I, ketua Tim II, dua orang perawat
pelaksana dari Tim I dan dua orang perawat pelaksana dari Tim II. Tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan sepakat untuk
mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang akan disusun sampai mencapai finalisasi sebanyak tiga
kali pertemuan.Untuk itu setiap minggu dijadwalkan pertemuan tim dalam merumuskan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif dan terus
menerus memperbaharui format dokumentasi asuhan keperawatan anak tersebut. 4.
Perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif Perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif
dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013 di ruang diskusi ruang perawatan anak yang dihadiri oleh peneliti dan 5 orang partisipan. Setelah memperkenalkan
format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif, peneliti dan partisipan mendiskusikan bersama-sama, membahas inovasi penting terkait kesulitan yang
dirasakan dan merevisi format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif sehingga dapat dihasilkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak sesuai
kebutuhan perawat ruang perawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
Pada diskusi tersebut berlangsung dalamwaktu 60 menit. Format dokumentasi asuhan keperawatan tentatif adalah sebuah format dokumentasi
asuhan keperawatan anak modifikasi dari Model Sistem Neuman, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Wong, 2003, Diagnosis Keperawatan North American
Nursing Diagnosis Association NANDA, intervensi Nursing Intervention Classification NIC dan kriteria hasil Nursing Outcome Classification NOC
Wilkinson Ahern, 2011. Partisipan memberikan koreksi terhadap format dokumentasi asuhan
keperawatan anak tentatif, dirasakan oleh partisipan sangat banyak pengisian yang harus dilakukan terutama dalam tahapan pengkajian keperawatan. Pada diagnosa
keperawatan dan intervensi keperawatan, partisipan masih merasa kesulitan dalam pengisiannya dikarenakan harus memilih opsi dari etiologi diagnosa keperawatan
dan intervensi keperawatan yang harus dipilih, kalimatnya terlalu panjang dan terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami.
Pada akhir diskusi ditemukan kesimpulan bahwa format dokumentasi asuhan keperawatan anak tentatif perlu direvisi dengan rekomendasi diagnosa
keperawatan dan intervensi keperawatan yang dimasukkan dalam format dokumentasi asuhan keperawatan anak adalah murni dari keperawatan anak tanpa
dimodifikasi dengan intervensi Nursing Intervention Classification NIC dan kriteria hasil Nursing Outcome Classification NOC.
Hasil diskusi juga mendapatkan kesepakatan dari tim perumus bahwa format dokumentasi asuhan keperawatan anak harus disesuaikan dengan sepuluh
penyakit terbanyak di ruangan perawatan anak terkait diagnosa keperawatan yang
Universitas Sumatera Utara
akan dicantumkan. Demikian juga pada tahapan pengkajian, perlu direvisi dalam hal mengurangi banyaknya pengisian yang harus dilakukan.
5. Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak
Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawataan anak dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2013 yang dihadiri oleh peneliti dan 8 orang partisipan.
Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak ini sudah ditampilkan bentuk format dokumentasi asuhan keperawatan anak pada tahapan diagnosa
keperawatan memiliki daftar diagnosa keperawatan berdasarkan sepuluh penyakit terbanyak di ruang perawatan anak dan dilengkapi daftar rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sudah ditegakkan.
Pembahasan dalam pertemuan ini memperoleh temuan beberapa revisi berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa format dokumentasi asuhan keperawatan
anak revisi 1 masih memiliki beberapa kekurangan. Partisipan memberi masukan yang bertujuan untuk kesempurnaan format dokumentasi asuhan keperawatan
anak yang paling sesuai dengan kondisi perawat ruang perawatan anak. Revisi 1 format dokumentasi asuhan keperawatan anak ini lebih
mengarah kepada content dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak yaitu kalimat-kalimat dalam intervensi keperawatan yang terlalu panjang dan sulit
di pahami maknanya. Tahapan pengkajian juga masih menjadi sasaran dalam revisi, termasuk tabel analisa data tidak digunakan oleh partisipan dengan alasan
sulit dan menyita waktu dalam mengisi tabel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
6. Revisi 2 format dokumentasi asuhan keperawatan anak
Revisi 2 format asuhan keperawatan anak dilaksanakan peneliti dan tim perumus format dokumentasi asuhan keperawatan anak pada tanggal 16 Mei 2013
di ruang diskusi ruang perawatan anak yang dihadiri oleh peneliti dan 8 orang partisipan.
Partisipan memberikan koreksi terhadap beberapa item terkait kesalahan pengetikan. Partisipan tidak banyak melakukan koreksi terhadap format
dokumentasi asuhan keperawatan anak revisi 2 karena format dokumentasi tersebut sudah sesuai dan dianggap mendekati sebagaimana format dokumentasi
asuhan keperawatan anak yang diinginkan untuk digunakan di ruang perawatan anak.
Format dokumentasi asuhan keperawatan anak hampir mencapai finalisasi, karena dalam perumusan format dokumentasi asuhan keperawatan anak revisi 2
akan dihasilkan format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang sesuai dengan kebutuhan perawat ruang perawatan anak. Peneliti dan partisipan membuat
sebuah kesepakatan bahwa akan dilakukan seminar tentang dokumentasi asuhan keperawatan anak dan workshop terhadap implementasi format dokumentasi
asuhan keperawatan anak kepada seluruh partisipan yaitu seluruh perawat yang bertugas di ruang perawatan anak dan akan melakukan aplikasi format
dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
7. Melaksanakan seminar dan workshop tentang dokumentasi asuhan keperawatan
Seminar keperawatan dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013 pukul
11.00 – 12.30 WIB di ruangan diskusi ruang perawatan anak dengan tema “Pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan”. Seminar ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan perawat ruang perawatan anak tentang dokumentasi dan meningkatkan kemauan perawat ruang perawatan anak dalam
mendokumentasikan asuhan keperawatan. Seminar dihadiri oleh 8 orang partisipan perawat ruang perawatan anak.
Materi yang diberikan dalam seminar ini adalah tentang dokumentasi asuhan keperawatan. Pembicara dalam seminar ini adalah peneliti sendiri dengan
waktu presentasi 45 menit. Selama pemberian materi peserta tampak memperhatikan penjelasan dari nara sumber. Pada saat diskusi peserta
memberikan pertanyaan terkait dengan materi yang diberikan dan salah satu perawat ruang perawatan anak menanggapi bahwa sebenarnya perawat ruang
perawatan anak sudah melaksanakan tindakan keperawatan dengan benar akan tetapi dokumentasi asuhan keperawatan belum dilaksanakan dengan baik.
Selain itu, perawat ruang perawatan anak juga menyampaikan bahwa dalam melaksanakan tugas di ruang perawatan anak lebih memprioritaskan
memenuhi kebutuhan pasien, setelah kondisi pasien teratasi baru dilakukan dokumentasi asuhan keperawatan.
Workshop implementasi format dokumentasiasuhan keperawatan anak
dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2013 pukul 13.00 – 15.00 WIB di ruangan
Universitas Sumatera Utara
diskusi ruang perawatan anak. Pelaksanaan workshop ini dibimbing langsung oleh peneliti. Workshop ini bertujuan mengorientasikan partisipan format dokumentasi
asuhan keperawatan anak dan berlatih mempraktikkan langsung
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Workshop dihadiri oleh 8 orang partisipan
perawat ruang perawatan anak. Peserta workshop yang berjumlah 8 orang dibagi peserta menjadi tiga
kelompok kecil yaitu kelompok satu terdiri dari partisipan 1, partisipan 2, dan partisipan 3. Kelompok dua terdiri dari tiga anggota yaitu partisipan 4, partisipan
5 dan partisipan 6. Sedangkan kelompok tiga terdiri dari dua orang peserta yaitu terdiri dari partisipan 7 dan partisipan 8.
Ketiga kelompok diberikan ketetapan terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan pasien yang sedang di rawat saat ini di ruang perawatan anak
sehingga para partisipan dapat memberikan secara nyata asuhan keperawatan dan langsung mengaplikasikan pendokumentasiannya.
Kelompok satu melakukan pendokumentasian terhadap asuhan keperawatan anak pada pasien encephalitis, kelompok dua melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan anak yang diberikan terhadap pasien dengan diagnosa medis gastroenteritis. Sementara kelompok tiga menerapkan
pendokumentasian asuhan keperawatan anak terhadap pasien marasmus. Ketiga kelompok mempresentasikan pendokumentasian asuhan
keperawatan anakterhadap pasien sesuai dengan diagnosa medis masing-masing kelompok dimulai dari kelompok satu, kemudian kelompok yang lain
Universitas Sumatera Utara
memberikan respon. Demikian dilanjutkan oleh presentase kelompok dua dan diakhiri dengan presentase dan responsif terhadap kelompok tiga.
Kegiatan workshop dilakukan dalam beberapa tahap. Hal ini dikarenakan partisipan yang hadir pada waktu yang ditentukan hanya 8 orang partisipan.
Tahapan selanjutnya dilakukan sesuai shift jaga partisipan. Tahap dua dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 jam 19.30 WIB terhadap tiga partisipan shift jaga sore.
Tahap ketiga dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 jam 22.00 WIB terhadap tiga partisipan shift jaga malam. Sedangkan tahap empat dilakukan pada tanggal 24
Mei 2013 jam 17.15 WIB terhadap dua partisipan shift jaga sore. Dengan selesainya tahapan empat, maka seluruh partisipan sudah mendapatkan
penambahan pengetahuan dan mengimplementasikan langsung cara menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
8.Finalisasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak Setelah selesai seminar tentang dokumentasi asuhan keperawatan anak
dan workshop terhadap implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak selesai dilakukan, peneliti juga menyampaikan bahwa mulai hari ini ruang
perawatan anak sudah mulai menjalankan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Format dokumentasi asuhan keperawatan anak sudah mencapai finalisasi yaitu lahirnya sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Format
dokumentasi asuhan keperawatan anak terdiri dari tiga bagian yaitu: 1 bagian pertama terdiri dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang
menguraikan pendokumentasian pada tahapan pengkajian, 2 bagian kedua adalah
Universitas Sumatera Utara
format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang terdiri dari tahapan diagnosa keperawatan yang sudah disediakan daftar diagnosa keperawatan dan dilengkapi
dengan daftar rencana tindakan keperawatan sebagai dasar pengisian dokumentasi asuhan keperawatan anak pada tahapan intervensi keperawatan dan 3 bagian
ketiga terdiri dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak tahapan implementasi keperawatan dan diikuti dengan format dokumentasi asuhan
keperawatan anak tahapan evaluasi. 9.Aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Aplikasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak dilaksanakan selama lima belas hari kerja yaitu sejak tanggal 24 Mei 2013 sampai dengan
tanggal 13 Juni 2013.Peneliti menvalidasi kepada partisipan, masing-masing bagian dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak yaitu bagian pertama
dan bagian ketiga format dokumentasi asuhan keperawatan anak dapat dilihat langsung pada status pasien dan untuk bagian kedua dari format dokumentasi
asuhan keperawatan anak berada pada map dengan judul yang berbeda berdasarkan masing-masing diagnosa medis.
Sepuluh map disusun dalam dua buah box file yang diletakkan di meja perawat. Sehingga setiap menerima pasien baru, perawat yang telah
mengidentifikasi diagnosa medispasien langsung mengambil satu eksemplar diagnosa beserta intervensi keperawatan untuk disatukan dalam status pasien,
tepatnya setelah bagian pertama dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Universitas Sumatera Utara
Pada saat yang sama, setiap status mulai diisi dengan format dokumentasi asuhan keperawatan anak dan mengeluarkan dari status format dokumentasi
asuhan keperawatan yang dimiliki ruang perawatan anak sebelumnya. Demikian juga dua buah box file yang di meja perawat di isi dengan sepuluh map dengan
judul yang berbeda yangsudah dimasukkan diagnosa keperawatan beserta intervensi keperawatan sesuai dengan sepuluh penyakit terbanyak di ruang
perawatan anak. Peneliti mendampingi partisipan dalam mengimplementasikan format
dokumentasi asuhan keperawatan anak. Peneliti datang pada jadwal shift yang berbeda dengan pertimbangan dapat bertemu dengan semua personil partisipan
dan mengevaluasi implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak yang dilakukan partisipan.
Pada minggu pertama implementasi format asuhan keperawatan anak, pengisian format dokumentasi asuhan keperawatan anak hanya dilakukan
sebagian kecil. Peneliti mendiskusikan kendala apa yang dihadapi partisipan terkait implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Partisipan
menjelaskan bahwa pada bagian pengkajian format dokumentasi asuhan keperawatan anak, pengisian yang harus dilakukan sangat banyak dan ada
beberapa item pengkajian yang belum biasa dilakukan, sehingga membutuhkan waktu partisipan untuk mengubah hal tesebut.
Beberapa kali dilakukan diskusi dan bimbingan terhadap partisipan dalam mengimplementasikan format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan pengisian kelengkapan format dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
asuhan keperawatan anak pada minggu kedua implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
Tahap Observation. Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap
hasil implementasi yang dilakukan. Observasi dilakukan pada 15 orang partisipan dengan menggunakan lembar checklist kelengkapan pengisian dokumentasi lima
tahapan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan. Observasi dilakukan pada tanggal 1 -13 Juni 2013. Peneliti melakukan observasi dengan mengikuti jadwal shift partisipan bertugas setiap
hari. Berdasarkan observasi yang dilakukan dengan menggunakan lembar
checklist mendapatkan hasil terjadi peningkatan kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan keperawatan yaitu 62. Pada tahapan observasi ini juga
dilakukan pengukuran pengetahuan dan kepuasan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan setelah implementasi menggunakan format dokumentasi
asuhan keperawatan anak. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa skore rata-rata pengetahuan perawat ruang perawatan anak tentang dokumentasi
asuhan keperawatan anak adalah 99. Data tentang kepuasan perawat didapatkan hasil bahwa 100 perawat menyatakan puas terhadap format dokumentasi
asuhan keperawatan anak.
Tahap Reflection. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan focus group
discussion FGD dengan jumlah peserta 6 orang partisipan. FGD dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2013 yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang
kelemahan, kelebihan, kendala dan manfaat yang dirasakan partisipan setelah
Universitas Sumatera Utara
implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Partisipan sebagai pengguna format dokumentasi asuhan keperawatan anak diminta untuk
mengungkapkan pengalaman perawat dalam hal perubahan yang alami selama implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
FGD yang dilaksanakan mendapatkan data tentang: 1 perasaan perawat dalam menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 2
kekurangan format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 3 kelebihan dari format dokumentasi asuhan keperawatan anak, 4 manfaat format dokumentasi
asuhan keperawatan anak, 5 kendala dan 6 harapan perawat RPA terkait penggunaan format dokumentasi asuhan keperawatan anak.
1. Perasaan perawat dalam menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak