Pemerintahan dan Fungsi Pemerintahan

30 Selanjutnya Tjahya Supriatna menekankan pentingnya pendekatan program pembangunan yang terdiri dari : 1.Keterpaduan; yaitu mengarahkan kegiatan pembangunan secara lintas sektoral; 2.Kegotongroyongan; yaitu menumbuhkan kebersamaan yang kuat guna membantu yang lemah, sehingga dapat menciptakan kesejahteraan merata; 3.Keswadayaan; yaitu menitikberatkan pada kegiatan yang mandiri; 4.Partisipatif; yaitu melibatkan warga masyarakat, khususnya kelompok sasaran, dalam pengambilan keputusan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan hasil sesuai dengan nilai- nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri; 6. Terdesentralisasi; yaitu menurunkan wewenang pembuatan keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kepada aparat pemerintah yang terdekat dengan penduduk miskin. 17

2.3. Pemerintahan dan Fungsi Pemerintahan

Negara sebagai organisasi kekuasaan yang meliputi kelompok masyarakat, mempunyai kewenangan untuk menyatukan, melayani kelompok masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Maka pemerintah sebagai alat untuk memfasilitasi kepentingan tersebut mutlak harus ada. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemerintah dengan dasar kekuasaan dan kewenangan memerintah yang dimilikinya melaksanakan kegiatan pemerintahan, untuk memfasilitasi hubungan keberadaan dua kelompok orang yang memerintah di satu pihak dan kelompok yang diperintah di lain pihak disebut masyarakat. 17 Tjahya Supriatna. Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan.1997.hlm 131-132 31 Berkaitan dengan hubungan-hubungan pemerintahan, khususnya hubungan antara yang memerintah pemerintah dan yang diperintah rakyat. Syafei mengklasifikasikan dalam beberapa pola hubungan antara lain: 1 Hubungan pemerintahan vertikal : yaitu hubungan atas bawah antara pemerintah dan rakyatnya dimana pemerintah sebagai pemegang kendali yang memberikan perintah-perintah kepada rakyat, sedangkan rakyat menjalankan perintah dengan penuh ketaatan, sebaliknya dalam pola ini dapat pula rakyat sebagai pemegang otoritas yang diwakili parlemen, sehingga kemudian pemerintahan bertanggungjawab kepada rakyat. 2 Hubungan pemerintahan horizontal: yaitu hubungan menyamping kiri kanan antara pemerintah dengan rakyatnya, dimana pemerintah dapat saja berlaku sebagai produsen, sedangkan rakyat sebagai konsumen. 18 Pengertian pemerintahan menurut R, Mc Iver, menyatakan ”...government is the organization of men under authority…..how men can be governed ” maksudnya pemerintahan itu adalah sebagai suatu organisasi dari orang yang mempunyai kekuasaan ….bagaimana manusia itu bisa diperintah 19 Selanjutnya Syafei menjelaskan bahwa kekuasaan pemerintahan dapat dibedakan dalam 1 arti sempit hanya meliputi lembaga negara yang mengurus roda pemerintahan disebut eksekutif dan 2 dalam arti luas selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan disebut legislatif dan yang melaksanakan peradilan disebut yudikatif 20 . Sesuai dengan pendapat Suradinata, bahwa pengertian “pemerintahan” dapat dibedakan dalam artian luas dan artian sempit, yaitu : “pemerintahan dalam artian luas adalah segala kegiatan dalam badan- badan publik yang meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif, 18 Ibid hal. 52-53 19 lihat R, Mc Iver , dalam Syafei, Ibid, hal 22 20 Ibid, hal 2 32 dalam usaha mencapai tujuan negara sedangkan, pemerintah dalam artian sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif”. 21 Pengertian pemerintah menurut C.F. Strong “government is the broader sense, is changed wifh the maintenance of the peace and security of state with in and with out, it must therefore, have first military power or the control of armed forces, secondly legislative power of the means of making laws, thirdly financial power or the ability to extract sufficient money from the community to defray the cost of defending of state and of enforcing the law it makes on the states behalf” 22 Maksudnya pemerintahan dalam artian luas mempunyai kewenangan untuk memelihara kedamaian dan keamanan negara, ke dalam dan ke luar. Oleh karena itu, pertama, harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang, yang kedua, harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam artian pembuatan undang-undang , yang ketiga, harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberasaan negara dalam menyelenggarakan peraturan, hal tersebut dalam rangka penyelenggaraan kepentingan negara. Pendapat tersebut juga mengatakan tentang kekuasaan dalam pemerintahan, sehingga dapat dikatakan pemerintahan tanpa kekuasaan tidak akan dapat berjalan, dalam praktiknya penyelenggaraan pemerintahan kekuasaan diperlukan untuk berbagai aktifitas baik di bidang eksekutif, dalam artian luas, militer, legislatif maupun yudikatif. 21 Suradinata , Sistem Informasi Manajemen, dan Proses Pengambilan Keputusan Bandung: CV Ramadan, 1996, hal 6 22 Syafei, Loc. Cit hal. 22 33 Pemerintah tidak akan mempunyai peran manakala tanpa adanya pemerintahan, karena pemerintah merupakan lembaga atau badan yang tidak dinamis sedangkan pemerintahan merupakan kegiatanproses aktifitas pemerintah, pemerintah mempunyai arti untuk menggerakkan sesuatu, pemeritahan adalah suatu kegiatan proses atau prosedur bagaimana menjalankan perbuatan pemerintah atau negara. Selanjutnya pemerintahan menurut Sumendar dalam Syafei menyatakan bahwa : sebagai badan yang penting dalam pemerintahannya, pemerintah mestinya memperhatikan ketentraman dan ketertiban umum, tuntutan dan harapan serta pendapat rakyat, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, pengaruh lingkungan, pengaturan komunikasi peran serta seluruh lapisan masyarakat dan legitimasi. 23 Tujuan utama dibentuknya pemerintahan, adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban di dalam mana masyarakat bisa menjalankan kehidupannya secara wajar, menurut Rasyid, tugas pokok pemerintahan mencakup tujuh bidang pelayanan yaitu: 1. Menjamin keamanan negara dari segala kemungkinan serangan dari luar, dan menjaga agar tidak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat mengulingkan pemerintah yang sah melalui cara-cara kekerasan 2. Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya gontok-gontokan di antara warga masyarakat, menjamin agar perubahan apapun yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai. 23 lihat Sumendar dalam Innu Kencana Syafei, Loc. Cit. hal 18 34 3. Menjamin diterapkannya pelakuan yang adil kepada setiap warga masyarakat tanpa membedakan status apapun yang melatarbelakangi keberadaan mereka. 4. Melakukan pekerjaan umum dan memberi pelayanan dalam bidang-bidang yang tidak mungkin dikerjakan oleh lembaga non pemerintah, atau yang akan lebih baik dikerjakan oleh pemerintah. 5. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahtaraan sosial, membantu orang miskin dan memelihara orang-orang cacat, jompo dan anak-anak terlantar,menampungn serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif. 6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan antar bangsa, serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi negara dan masyarakat. 7. Menerapkan kebijakan untuk pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, seperti air, tanah, dan hutan. 24 Fungsi utama pemerintahan, menurut Supriatna tidak hanya menitik beratkan pada fungsi pengaturan, pengelolaan, pelaksanaan, dan pengendalian pemerintahan dalam pelayanan publik, tetapi lebih berorientasi kepada fungsi pemberdayaan empowering , peluang kesempatan enabeling , keterbukaan 24 Ryas Rasyid, Op Cit. hal 13. 35 democracy , dan kemitraan partnership dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan kebijakan dalam upaya pelayanan publik. 25 Fungsi pemerintahan yang moderen pada saat ini stateginya pada daya dukung dan daya dorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan Prinsip pendekatan fungsi pemerintahan, menurut Supriatna sebagai berikut 1. Pemerintah berperan sebagai pengendali steering dan bukan sebagai pendayung rowing 2. Pemerintah lebih berperan dalam pemberdayaan masyarakat daripada melayani 3. Pemerintah menciptakan iklim persaingan yang sehat terutama dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat 4. Pemerintah lebih berorientasi kepada misi bukan kepada tugas 5. Pemerintah lebih berorientasi kepada keluaran daripada efisiensi 6. Pemerintah berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dari pada kepentingan birokrasi 7. Pemerintah berorientasi pada bisnis dalam menggali uang daripada membelanjakannya 8. Pemerintah memiliki daya tanggap dan mampu mengaantisilpasi semua tantangan yang terjadi 9. Pemerintah harus berorientasi pada pasar pelayanan dalam memenuhi tuntutan permintaan kebutuhan masyarakat. 26 Dilain pihak pemberdayaan adalah salah satu strategi untuk memperbaiki sumber daya manusia dengan pemberian tanggung jawab dan kewenangan terhadap mereka yang nantinya diharapkan dapat memungkinkan mereka mencapai kinerja yang lebih tinggi di era yang selalu berubah. 27 25 Tjahya Supriatna, Op Cit hal,78 26 Ibid, hal 96 27 . Wahibur Rochman, Jr, , “Pemberdayaan dan Komitmen : Upaya Mencapai Kesuksesan Organisasi Dalam menghadapi Persaingan Global ”, Amara Books : Jogyakarta.2002.p.121. 36 Menurut Kahan , salah satu model pemberdayaan adalah melalui tahapan Desire , yakni adanya keinginan manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerja, antara lain adalah menggambarkan keahlian team dan melatih karyawan untuk mengatasi sendiri self-control . 28 Argumen mengenai kegiatan melatih ini sejalan dengan konsep pemberdayaan yang diajukan oleh Caudron yang mengatakan bahwa salah satu yang harus dilakukan untuk membentuk lingkungan yang mendukung program pemberdayaan empowerment melalui provide the training and resources needed to do good job . Artinya pemberdayaan dapat dilakukan melalui “training” sebagai upaya yang sangat penting untuk meningkatkan keahlian. 29 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stewart yang menyebutkan bahwa analisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan training needs analisys yang berkaitan dengan pemberdayaan harus selalu didasarkan pada model klasik siklus pelatihan, yakni menemukan kekurangan kinerja, menemukan cara-cara pelatihan yang dapat membetulkan kekurangan, melakukan pelatihan yang sesuai, menilai hasil- hasilnya; dan mengulangi proses, secara terus-menerus. 30 Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk memberikan atau mengalihkan kekuasaan, kekuatan atau kemampuan power kepada masyarakat, organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya yang dapat dilakukan melalui program pemerintah. Dengan demikian dari uraian tersebut di atas, bahwa 28. Ibid.p.123. 29. Ibid.124. 30 Aileen Mitchell Stewart, , “Empowering People” Penerj. Agus.M. Hardjana, Kanisius:Yogyakarta. 1994.p.165. 37 pemerintahan merupakan pelaksanaan dari tugas dan fungsi pemerintah, melalui lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan dan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai tujuan masyarakat dan negara.

2.4. Tinjauan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM