Pemberdayaan, Pengaturan dan Pelayanan dalam Pemerintahan

28 untuk ikut serta dalam proses pembangunan dengan mendapatkan kesempatan yang sama dan menikmati hasil pembangunan tersebut sesuai kemampuannya.

2.2. Pemberdayaan, Pengaturan dan Pelayanan dalam Pemerintahan

Menurut David Osborne dan Ted Gaebler, Lembaga Publik dapat menjalankan Konsep kewirausahaan, sehingga dalam konsep reinventing government ditawarkan sepuluh prinsip, yaitu : 1. Pemerintah dan Birokrasi berperan sebagai katalisator; 2. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam pemberian pelayanan; 3. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap pelayanan; 4. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan pada pencapaian apa yang merupakan misinya daripada menekankan pada peraturan-peraturan; 5. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang baik; 6. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan masyarakat bukan kebutuhan diri sendiri; 7. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tahu cara yang tepat dengan menghasilkan uang untuk organisasinya, disamping pandai menghemat biaya; 8. Pemerintah dan birokrasi yang antisipatif; 9. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan; 10. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar. 12 Dari uraian di atas, memberdayakan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pelayanan masyarakat yang merupakan tujuan utama program pembangunan di daerah. Menurut Sedarmayanti, Paradigma Pemerintahan Daerah berdasarkan Undang Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, bertumpu 12 Sedarmayanti.Good Governance, Upaya Membangun Organisasi Efektif dan Efisien melalui Restrukturisasi dan Pemberdayaan. Bandung : Mandar Maju, 2003 .hlm 52 29 kepada nilai demokrasi, pemberdayaan dan pelayanan. 13 Dalam melaksanakan program pembangunan aparatur pemerintah hendaknya tidak harus selalu melaksanakan sendiri, tetapi justru lebih banyak bersifat mengarahkan steering rather than rowing , atau memilih kombinasi yang optimal antara melaksanakan atau mengarahkan. 14 Selanjutnya diperlukan strategi dalam melaksanakan konsep reinventing government , antara lain : 1. Strategi inti Core Strategy , yaitu strategi perumusan kembali tujuan- tujuan penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan, termasuk otonomi daerah; 2. Strategi Konsekuensi Consequency Strategy , dalam hal ini perlu dirumuskan dan ditata kembali pola-pola insentif kelembagaan maupun individual; 3. Strategi Pemakai Jasa Costumer Strategy , aparatur birokrasi dalam hal ini perlu melakukan reorientasi dari kepentingan politik pemerintahan, serta orientasi pada kepentingan kelembagaannya; 4. Strategi pengendalian Control Strategy , yaitu adanya perumusan kembali dalam upaya pengendalian organisasi; 5. Strategi Budayakultur Culture Strategy , yaitu adanya upaya reorientasi perilaku dan budaya aparatur dan birokrasi. 15 Dari uraian starategi tersebut di atas, maka diperlukan pemahaman struktur, sistem dan budaya organisasi pada abad 20 dan abad 21 yang menekankan perlunya : 1. Kesadaran yang tetap tinggi akan urgensi; 2. Kerjasama tim dalam tatanan manajemen puncak; 3. Bisa menciptakan dan mengkomunikasikan visi yang efektif; 4. Pemberdayaan besar-besaran baik individu, organisasi dan masyarakat; 5. Pendelegasiam yang sangat baik kepada manajemen bawah untuk kinerja jangka pendek; 6. Tidak ada saling ketergantungan yang tidak perlu; 7. Budaya organisasi yang adaptif dan penggunaan analisis kinerja. 16 13 Ibid.hlm 33 14 Ibid.hlm 33 15 Ibid.hlm 53 16 Ibid.hlm 66 30 Selanjutnya Tjahya Supriatna menekankan pentingnya pendekatan program pembangunan yang terdiri dari : 1.Keterpaduan; yaitu mengarahkan kegiatan pembangunan secara lintas sektoral; 2.Kegotongroyongan; yaitu menumbuhkan kebersamaan yang kuat guna membantu yang lemah, sehingga dapat menciptakan kesejahteraan merata; 3.Keswadayaan; yaitu menitikberatkan pada kegiatan yang mandiri; 4.Partisipatif; yaitu melibatkan warga masyarakat, khususnya kelompok sasaran, dalam pengambilan keputusan dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan hasil sesuai dengan nilai- nilai yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri; 6. Terdesentralisasi; yaitu menurunkan wewenang pembuatan keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kepada aparat pemerintah yang terdekat dengan penduduk miskin. 17

2.3. Pemerintahan dan Fungsi Pemerintahan