perubahan kimiawi selama pemrosesan, berupa pemanasan atau adanya pemakaian katalis. Setelah terfiksasi menjadi bentuk yang keras, termoset tidak dapat
direnggangkan dan berubah menjadi bentuk semula, karena sebagian molekul banyak terbuang selama proses pengembalian bentuk. Jika panasnya dinaikkan
kembali, maka akan berubah menjadi arang, terbakar, dan terurai. Contohnya resin epoksi, poliester, urea, formaldehyde, phonol-formaldehyde, melamine
formaldehyde dan lain-lain. 2.
Termoplastik biasanya berupa plastik, bersifat kenyal atau dapat diregangakan. Sifat ini dapat terbentuk dengan dipanasakan, didinginkan, dapat dilelehkan dan
berubah menjadi bentuk berbeda tanpa menubah sifat bahan dari termoplastik. Meskipun panas yang digunakan untuk melelehkan dan membentuk kembali,
termoplastik harus secara hati-hati dikontrol atau bahan tersebut akan terdekomposisi atau terurai. Sifat dari bahan termoplastik ditentukan dari metode
ikatan antara rantai polimer. Ikatan dari bahan termoplastik sangat lemah dan ikatan sekunder seperti pada gaya van der waals . Dengan pemberian panas dan
tekanan, ikatan tersebut melemah, dan bahan dapat terbentuk seperti semula. Pada keadaan panas dan tekanan tertentu, bahan akan menjadi bentuk yang baru.
Contohnya PVC poli vinil clorida, FE polietilen, nilon 66, poliamida, poliasetal dan lain-lain Setiabudy, 2007.
2.8 Resin Epoksi
Resin epoksi adalah salah satu dari jenis polimer yang berasal dari kelompok thermoset. Resin thermoset adalah polimer cair yang diubah menjadi bahan padat
secara polimerisasi secara kimia yang membentuk formasi rantai polimer tiga dimensi. Sifat mekanisnya tergantung pada unit molekuler yang membentuk jaringan rapat dan
panjang jaringan silang. Proses pembuatannya dapat dilakukan pada suhu kamar dengan memperhatikan zat-zat kimia yang digunakan sebagai pengontrol polimerisasi
jaringan silang agar didapat sifat optimum bahan. Resin epoksi memiliki sifat isotropis dan peka terhadap suhu, mempunyai sifat
tidak bisa meleleh, tidak bisa diolah kembali, atomnya berikatan kuat sekali, tidak bisa mengalami pergeseran rantai. Bentuk resin epoksi sebelum pengerasan berupa cairan
seperti madu dan setelah pengerasan akan berbentuk padatan yang sangat getas.
Universitas Sumatera Utara
Epoksi secara umum mempunyai karateristik yang baik, yaitu kemampuan mengikat paduan metalik yang baik dan ketangguhan. Resin epoksi banyak digunakan untuk
bahan komposit di berbagai bagian struktural, resin ini juga dipakai sebagai bahan campuran kemasan, bahan cetakan dan perekat. Resin epoksi sangat baik digunakan
sebagai matriks pada komposit dengan penguat serat gelas. Pada beton penggunaan resin epoksi dapat mempercepat proses pengerasan karena resin epoksi menimbulkan
panas sehingga membantu percepatan pengerasan. Shinta Marito, 2009. Resin epoksi memiliki berbagai keunggulan sebagai zat perekat dibanding
polimer-polimer lain. Diantaranya : keaktifan permukaan tinggi, daya pembasahan baik, kekuatan kohesif tinggi, tanpa raksi atsir tidak mengkerut , dan dapat di ubah-
ubah sifatnya dengan memilih resin-hardener yang tepat, penambahan polimer lain. J. Hartomo. dkk, 1992.
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industry teknik kimia, listrik, mekanik dan sipil sebagai perekat, cat pelapis, percetakan cord an benda-benda
cetakan. Pada saat ini produknya adalah kebanyakan merupakan kondensat dari bisfenol A 4-4’ dihidroksidifenil 2,2-propanon dan epiklorhidrin. Bisfenol diganti
dengan novalak, atau senyawa tak jenuh, siklopentadien, dsb. Resin epoksi bereaksi dengan pengeras dan menjadi unggul dalam kekuatan mekanik dan kekuatan kimia.
Sifatnya bervariasi bergantung pada jenis, kondisi dan pencampuran dengan pengerasnya. Banyaknya campuran dihitung dari ekivalen epoksi banyaknya resin
yang mengandung 1 mol gugus epoksi dalam gram.Tata Surdia, 2003
2.9 Katalis