PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang semakin berkembang mendorong berbagai pihak untuk menemukan beberapa teknologi alternatif sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Termasuk pada bahan material untuk berbagai kebutuhan masyarakat seperti peralatan rumah tangga, peralatan olah raga, dan lain-lain. Dan salah satu jenis
akan kebutuhan tersebut adalah bahan material beton. Untuk memenuhi kebutuhan beton maka diupayakan untuk membuat jenis beton yang lebih efisien. Cara yang
ditempuh yaitu dengan membuat beton berbahan polimer. Bahan polimer merupakan salah satu alternatif untuk menghasilkan material yang dari sifat mekaniknya lebih
baik dalam aspek-aspek tertentu dari material lainnya. Beton adalah suatu material batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran
yang menyerupai proporsi tertentu dari semen, pasir dank oral atau agregat lainnya, dan air untuk menbuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan
bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan. George Winter, 1993 Beton di dapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir,
batu, batu pecah, atau bahan semacan lainnya, dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan reaksi selama
proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat halus dan kasar, disebut sebagai bahan susun campuran, merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan
serta daya tahan durability beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranya ialah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran
dan kondisi perawatan pengrasannya. Istimawan Dipohusodo, 1996 Semen adalah sutu bahan yang adhesif dan kohesif yang memungkinkan
melekatnya fragmen-fragmen menjadi suatu massa yang padat. Chu-Kia Wang, 1993
Beton seiring perkembangannya dalam hal konstruksi bangunan sering digunakan sebagai struktur, dan dapat digunakan untuk hal yang lainnya. Banyak hal yang dapat
Universitas Sumatera Utara
dilakukan dengan beton dalam bangunan, contohnya dalam struktur beton yang terdiri dari balok, kolom, pondasi atau pelat. Selain itu dalam hal bangunan air pun beton
dapat digunakan untuk membuat saluran, drainase, bending, atau bendungan. Bahkan dalam bidang jalan raya dan jembatan baton dapat digunakan untuk membuat
jembatan, gorong-gorong atau yang lainnya. Jadi, hampir semua itu banyak yang memanfaatkan beton. Karena beton mempunyai karakteristik yang cocok untuk hal
infakstruktur pembangunan. Bahan polimer merupakan salah satu jenis bahan yang dibuat dengan
penggabungan dua atau lebih macam bahan yang mempunyai sifat berbeda menjadi satu material baru dengan sifat yang berbeda pula. Polimer mempunyai keunggulan
seperti kuat, ringan, tahan korosi, ekonomis dan sebagainya. Pada awalnya penambahan polimer kedalam beton dimaksudkan untuk mereduksi
porositas yang dapat mengurangi kekuatan beton. Hal ini dilakukan setelah cara-cara konvensional meminimalkan pori yang terbentuk pada saat pengerjaan, kurang
memberikan hasil yang memuaskan. Saat ini tujuan penambahan polimer sudah berkembang pesat yaitu untuk meningkatkan kinerja beton dengan perekat semen
Portland, bahkan mengganti keseluruhan semen dengan polimer sebagai bahan perekat.
Dalam pembuatan beton polimer ini diperlukan komposit serat dan agregat. Serat berfungsi sebagai elemen penguat yang menentukan sifat mekanik dari polimer.
Berdasarkan keberadaannya serat dibedakan menjadi dua yaitu serat alam dan serat sintesis. Dalam hal ini serat komposit yang digunakan adalah serat alam. Agregat
merupakan salah satu material yang dijadikan sebagai bahan penyusun beton. Umumnya, agregat dibagi dua. Yaitu agregat kasar kerikilbatu dan agregat halus
pasir. Fungsi agregat kasar adalah komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan kepada calon beton nantinya. Secara umum,
kekuatan beton tergantung pada kekuatan agregat yang ada dalam komposisi beton tersebut.
Serat alam yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat kulit pinang
Areca catechu L.
Tanaman pinang Areca catechu L.
merupakan jenis tanaman yang
memiliki serat ringan. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah Tapanuli Tengah
dengan nama Pinang. Pemanfaatan akan serat
kulit pinang
Areca catechu L. sebagai
Universitas Sumatera Utara
bahan dalam pembuatan beton belum ada
diketahui oleh masyarakat sehingga serat ini menjadi inovasi baru dalam pembuatan polimer.
Serat kulit Pinang
Areca catechu L. dibersihkan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan bahan yang lainnya. Bahan
komposit serat kulit pinang digunakan untuk mengurangi massa dalam seluruh
material penguat polimer. Sifat matriks biasanya ringan
. Dalam hal ini,
matrik polimer yang digunakan adalah resin epoksi.
Dalam penelitian ini, akan dibentuk bahan material yang fraksi volume Serat kulit
pinang Areca catechu L. divariasikan dengan matrik resin epoksi
dan diuji sifat fisis serta sifat mekaniknya. Kualitas agregat kasar dan halus juga berpengaruh terhadap kekuatannya.
Sedangkan fungsi agregat halus pada beton adalah sebagai bahan pengisi filler yang akan mengurangi bahkan menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara
agregat kasar. Semakin padat struktur beton maka semakin tinggi kuat tekan yang dihasilkan. Hal inilah yang membuat dalam pembuatan eton dibutuhkan agregat halus.
Bahan agregat yang digunakan dalam penelitian ini adalah batu apung pumice dan pasir. Alasan pemilihan agregat batu pung ini adalah faktor massa batu apung
pumice yang relatif ringan dibandingkan dengan jenis bebatuan yang lain. Keberadaan pasir kuarsa adalah sebagai bahan untuk menambah kekerasan dan dalam
beton. Sebagai bahan perekat untuk pembuatan beton digunakan resin epoksi. Bahan ini
dipilih karena sifat mekanik yang lebih baik dibandingkan dengan resin poliester lebih umum, epoksi digunakan untuk pembuatan bahan polimer dengan kekuatan tinggi
dan massa yang relatif lebih rendah.
1.2 PERUMUSAN MASALAH