f. Pembahasan pertemuan ketiga.
Pada saat pertemuan ketiga ini diadakan evaluasi oleh peneliti, evaluasi ini bertujuan untuk melihat minat siswa terhadap
matematika. S3 tidak masuk sekolah tanpa alasan. Di dalam kelas kecuali S3 dan S2 ada siswa yang bernama S4. S4 adalah siswa
yang sangat susah untuk diminta belajar, maunya main di luar kelas, tetapi apabila tidak memberikan soal yang sama seperti S2
dan S1 dia ngambek, maka peneliti memberikan kertas soal dan saat tertentu saja dia mengikuti pelajaran karena tergantung dari
keinginannya. Pada saat mengerjakan soal-soal yang diberikan siswa sudah dapat mengerjakan secara mandiri tetapi ada beberapa
soal yang harus dibimbing, sehingga soal-soal yang diberikan dapat dikerjakan dengan cepat. Dengan berakhirnya evaluasi pada
pertemuan ketiga ini minat siswa terhadap matematika semakin meningkat karena siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik
dan benar, sehingga siswa dapat memaknai pelajaran ini dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pembahasan Pertemuan Secara Keseluruhan
Saat pertemuan pertama, siswa sudah siap dalam mengikuti pelajaran matematka, apalagi saat peneliti mengeluarkan wadah dan di
dalamnya terdapat manik-manik yang akan mereka ronce. Siswa terlihat senang dan terlibat langsung dalam pelajaran. Namun ada siswa yang
masih harus dibantu untuk meronce sehingga waktu pelajaran agak berkurang. Siswa juga malu-malu untuk menjawab dan mengutarakan
pendapat, siswa mau menjawab pertanyaan dari peneliti atau guru setelah beberapa kali mengulang pertanyaan dan agak dibentak. Guru
sangat senang bila menggunakan alat peraga dan gambar yang menarik. Penggunaan alat peraga dapat melatih motorik mereka, jadi siswa
dengan mudah memahami materi pelajaran. Pada pertemuan pertama ini kegiatan belajar mengajar berjalan lancar, siswa tidak merasa bosan
dan siswa fokus pada alat peraga sehingga siswa tidak kesana kemari. Pertemuan kedua siswa, minat siswa sudah nampak dengan
terlibat dalam pelajaran mengukur menggunakan satuan tak baku yaitu jengkal dan pensil. Siswa sangat antusias saat diminta maju ke depan
untuk mengukur papan tulis menggunakan jengkal, tapi ada beberapa kendala yaitu tangan siswa yang masih agak kaku untuk menjengkal
sehingga jarinya kurang membuka. Namun pada kenyataannya siswa kurang bisa mengerti mana angka yang besar dan kecil, karena pada
praktiknya siswa baru diajarkan mengetahui angka belum diajarkan mengenai perbandingan angka. Pada pertemuan kedua ini siswa tidak
ada yang keluar kelas, dan suasana pelajaran lebih kondusif, itu dikatakan oleh guru saat wawancara pada akhir pertemuan kedua.
Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi, peneliti memberikan soal menyangkut pelajaran pada pertemuan pertama dan kedua. Siswa
sangat senang melihat ada bermacam-macam gambar yang ditampilkan
di dalam soal dan siswa tidak malu bertanya apabila tidak mengetahui cara mengerjakannya. Dalam membilang mereka sudah dapat mandiri,
sehingga pekerjaan mereka dapat diselesaikan dengan cepat. Siswa dibimbing dalam mengerjakan soal-soal tersebut karena mereka kurang
memahami bahasa yang ditulis dalam soal, karena pada setiap pelajaran mereka juga selalu dibimbing oleh guru. Dalam wawancara, guru
memberikan tanggapan positif terhadap peneliti karena pelajaran menjadi efektif sehingga minat siswa dapat meningkat apalagi dengan
menggunakan alat peraga. Guru juga menyampaikan dalam mengajar matematika khususnya SLB sangat diperlukan alat peraga agar tidak
bosan dan menjadi senang belajar.
B. Pengambilan Data Wawancara