Observasi Pada Waktu Pembelajaran.

 Pengajar harus bertatap muka dengan siswa, agar interaksi berjalan dengan baik.

3. Observasi Pada Waktu Pembelajaran.

a. Pertemuan pertama. Observasi selasa 17 Maret 2015 P : Peneliti Siswa 1 : S1 G : Guru Siswa 2 : S2 Siswa 3 : S3 Sebelum pelajaran guru menyampaikan maksud kedatangan peneliti ke sekolah kepada siswa. G : Jadi nanti anak-anak nurut sama mbak Putri ya P : Belajar bersama mbak Putri. S1+S2+S3 : Ya sambil mengangguk. G : Bu guru di sini. P : Bu guru juga ikut sama sama ya, kita mulai. G : Yuk boleh dimulai mbak Putri. P : Ini sekarang kita mau belajar tentang mengukur. Di sini mbak Putri punya tempat, ada isinya, apa ya isinya? sambil mengambil manik-manik dalam wadah . S2 : Tidak tahu memperhatikan wadah yang dibawa peneliti. P : Ini apa ya isinya. Namanya apa ini. Tahu?sambil menunjukkan kepada semua siswa . S2 : Tidak tahu menggelengkan kepala. P : Ini namanya manik-manik. Manik-manik yang seringdibuat gelang. Tahu? Tahu? Pernah lihat? sambil memperagakan gelang di pergelangan tangan . G : Tahu pernah lihat? Pernah buat gelang? S1, S2, dan S3 mengangguk P : Sekarang kita membuat gelang dari manik-manik. Mbak Putri bagikan senarnya. Peneliti membagikan senar kepada setiap siswa P : Coba sekarang kita masukkan manik-manik ke dalam senarnya. Sambil mencontohkan kepada siswa, lalu siswa meroce manik dengan dibantu oleh peneliti dan guru, S1 harus dibantu oleh guru dengan cara dibujuk dan agak disentak agar mau memasukkan senar ke lubang manik-manik. S3 dan S2 dapat meronce sendiri dengan baik . Setelah meronce siswa dibagikan lembar soal . Mengerjakan soal nomor 1. P : Ditulis namanya menunjukkan di mana menulis nama. Pensilnya mana? bertanya kepada S3 dan S2. G : Nama Sini nama ditulis sambil menunjuk kertas S2. Mas S3 bisa? sambil mengeja untuk S3. P : Sini namanya S3 sambil mengeja nama S3. G : Bisa? P : S3 mengeja untuk S3. Lalu S3 mulai menulis di kertas . P : Sekarang dihitung manik-manik gelangnya berapa Jumlahnya? mendekat ke S2 dan S3. G : Tuh punya S2 berapa? Punya S2 jumlahnya berapa? P : Ini punya S2 berapa jumlahnya? Coba dihitung menunjuk ke manik-manik yang dibuat S2. G : Ayo mas S1 dicoba yuk, ini dicoba lagi, tanganmu besarberbicara kepada S1 ini belum cukup dipergelangan tangan S1 lalu guru membimbing S1 yang meronce karena tangan S1 kaku. P : Coba dihitung berbicara ke S2. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas membilang sambil menunjuk manik-manik . P : Ya bagus, berapa tadi hasilnya? S2 : Dua belas. P : Ditulis jumlahnya di sini sambil menunjuk soal. S2 : Ya menulis jawaban pada kertas soal. P : S3 mana tadi gelangnya? S3 : Ini sambil menunjukkan gelang yang telah dibuat. P : Ohya yang ini. Coba kita hitung berapa ya manik-maniknya? S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan sambil menunjuk manik-manik satu persatu tetapi salah membilang . P : Terus? Yang ini? menunjuk manik yang belum dihitung Coba diulangi lagi, ayo. S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan tangan S3 menunjuk manik-manik lebih dulu sebelum mulai mengucapkan perhitungannya . P : Salah, coba kita hitung sama sama yuk sambil menunjuk manik-manik dan berhitung bersama-sama S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh. P : Ok sepuluh. Jadi manik-maniknya berapa? S3 : Sepuluh mengucap dengan suara pelan. P : Ya bagus. Ditulis di sini. sambil membimbing menulis angka“10” pada kertas jawaban . G : Bilang sama mbak Putri sana “Punya S1 sudah mbak Putri” guru berbicara kepada S1. S1 : Punya S1 sudah mbak Putri. P : Ohya, sekarang dihitung. G : Sekarang dihitung dengan tangan kanan membimbingS1 agar bisa menghitung manik-manik yang sudah dibuat gelang . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas membilang sambil menunjuk manik-manik. P : Pintar memberi pujian kepada S1. G : Punyanya mas S2 berapa? P : Punyanya mas S2 berapa manik-maniknya? Berapa tadi?S2 tersenyum sambil mukanya disembunyikan karena malu . G : Malu mbak memberitahu peneliti. Dua belas. S2 : Dua belas. G : Sama seperti mas S1. P : Kalau punyanya S3 tadi berapa? G : Tangannya kecil maksudnya: tangannya S3 kecil. S3 : Sepuluh berucap dengan malu-malu. P : Sekarang yang buat gelang paling besar siapa? maksudnya: paling banyak manik-maniknya. G : Yang paling banyak siapa? bertanya kepada semua. P : Yang paling banyak manik-maniknya S1 banyak gak? Sama S2? punya S2 berapa? G : S1 dua belas. Punya S2 berapa? P : Punya S2 berapa? S2 : Sama maksudnya sama dengan S1. P + G : Ya. P : Kalau punya S3? G : Berapa? Tadi S3 berapa? S3 : Sepuluh malu-malu mengucapkannya. P : Ya sepuluh. Berarti pergelangan tangannya S3 lebih kecil dari pada S2 dan S1 peneliti menjelaskan kepada siswa tentang lebih besar lebih kecil, setelah itu peneliti lanjut ke soal berikutnya . Mengerjakan soal nomor 2. P : Terus sekarang yang kedua kita mengukur pensil. Mbak Putri punya pensil. Kita mengukur pensil menggunakan manik-manik yang tadi membagikan pensil ke semua siswa . P : Apakah panjang manik-manik ini sama dengan panjang Pensil ini? meletakkan manik-manik berdampingan dengan pensil . S2 dan S3 memperhatikan peneliti mendampingkan pensil dan manik- manik . P : Bagaimana tadi? Panjangnya pensil seberapa? maksudnya:banyaknya manik-manik yang dibuat S2. Coba ditunjuk Dari sini sampai sini menunjuk manik- manik yang dibuat S2 . S2 memperhatikan peneliti dengan malu-malu. P : Ini sama tidak dengan panjang pensilnya dengan manik- dua manik-manik karena kelebihan . S2 : Sama mengangguk dengan malu. P : Terus dihitung manik-maniknya berapa. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh membilang dengan pelan dengan vokal kurang jelas dan menunjuk manik-manik satu persatu . P : Ya betul, ditulis di kertas jawaban. P : Bagaimana S3? menghampiri S3 yang sedang meronce . Coba kita hitung berapa manik-maniknya S3? S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh mengucap sangat pelan dengan menunjuk manik-manik satu per satu . P : Kita tulis di sini menunjuk kertas soal tetapi S3 menulis angka “7” kurang bisa maka dibantu oleh S2 mengajarkan menulis angka” 7” . G : Coba dihitung manik-manik S1 sambil memegang tangan S1 dan membimbing menghitung manik- manik . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan,sembilan menghitung tetapi salah. G : Coba ulang menghitungnya guru beberapa kali meminta S1 untuk menghitung lagi . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh membilang sambil menunjuk manik- manik . G : Ya betul, jadi manik-manik S1 ada? S1 : Sepuluh. G : Sepuluh apa namanya? S1 : Sepuluh pensil. G : Pensilnya cuma satu. Sepuluhnya apa? Coba tanya sama S2? S2 : Gak tahu S2 menggelengkan kepala. P : Ini apa namanya? peneliti sambil menunjuk manik-manik. G : Ini namanya manik-manik. Diingat dalam otak ya. S1 + S2 : Manik-manik mengulang kata “manik-manik”. G : Ditulis jumlah manik-maniknya di sini menunjuk kertas S1 . P : Sudah menghitungnya? bertanya kepada semua siswa. G : Sudah? Tuh ditanya sama mbak Putri. S1+S2+S3 : Sudah. P : S1 panjang manik-maniknya jumlahnya berapa? S1 : Sepuluh. P : Punyanya tadi S2 berapa? S2 : Sepuluh. P : Punyanya S3? S3 : Tujuh awalnya lupa tapi diingatkan oleh peneliti dan siswa lainnya P : Jadi panjang pensilnya S3 sama panjang pensilnya S2 sama atau tidak? S2+ S3 : Sama. P : Kalau sama S1 panjangan mana? Panjangan punyanya S1 atau S2? Tadi S1 berapa? G : Panjang manik-manik berapa tadi? bertanya kepada S1. S1 : Sepuluh. P : Kalau punya S2? S2 : Tujuh. P : Berarti lebih tinggian punya S1 atau S2? S2 : S1. P : Jadi pensil S1 lebih tinggi daripada pensil S2 dan S3. Mengerjakan soal nomor 3 P : Sekarang kita mengerjakan soal nomor 3 dengan menggunakan bolpoin, sama kayak tadi soal nomor 2 peneliti membagikan siswa bolpoin. P : Ini kurang atau pas? bertanya ke S3 apakah untaian manik-manik sama panjang dengan bolpoin. S3 : Kurang maksudnya: untaian manik-manik kurang jadi tidaksama panjang dengan bolpoin . P : Berapa kurangnya? bertanya kepada S3. S3 : Satu. P : Coba diambil dan masukkan ke senar, lalu coba dihitung berapa jumlah manik-maniknya? S3 : mengambil satu manik dan memasukkannya ke dalam senarlalu menghitung Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh,delapan. P : Berarti bolpoin banyaknya berapa manik-manik? S3 : Delapan. P : Tulis di sini sambil menunjuk kertas soal. G : Mas S1 diukur yuk. Kelebihan gak manik-maniknya? Kalau kelebihan diambil. S1 : Apa bu? bertanya lagi kepada ibu guru. G : Manik-maniknya diambil satu. Sekarang coba dipaskan. S1 pegang disini. Sudah pas belum? membimbing S1. S1` : Sudah. G : Coba S1 hitung. Ada berapa? S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh menghitung manik-manik satu persatu . G : Dilihat maksudnya lihat manik-maniknya Jangan lihat ibu.Ibu mah sudah cantik dari dulu sambil bercanda. S1 : Delapan, sembilan melanjutkan berihtung sambil tertawa. P : Ini sama tidak panjangnya sama bolpoin? bertanya kepada S2 apakah banyak manik-manik sama panjang dengan bolpoin . S2 : Kelebihan satu. P : Ya diambil satu. Kalau sudah sama di hitung berapa jumlah manik-maniknya. Lalu di tulis di sini sambilmenunjuk kertas soal . S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan menghitung sambil menunjuk manik-manik P : Sudah? bertanya kepada semua siswa. S1 Sudah? S1 : Sudah. P : Berapa jumlah manik-manik bolpoinnya S1? S1 : Sembilan. P : S2 berapa manik-maniknya? S2 : Sembilan P : Kalau S3? G : Berapa mas? S3 : Diam saja. G : Dilihat tulisannya? menunjuk kertas soal S3. P : Ini berapa? Ayo kita hitung lagi, ini manik-maniknya berapa? sambil membimbing S3 menghitung manik- manik lagi . S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan tangan S3 menunjuk manik-manik lebih dulu sebelum S3 mulai mengucapkan hitungannya jadi perhitunganya salah . P : Ini tulisan berapa? sambil menunjuk tulisan S3 ini bukan delapan, coba kita tulis delapan. G : Bundar-bundar ibu guru mencontohkan tulisan “8”. Peneliti juga membantu menuliskan “8” tetapi S3 tidak bisa kerena S3 sudah dua bulan tidak masuk sekolah sehingga lupa. S2 membantu S3 dengan menunjukkan angka “8” menggunakan tulisan yang ada di sempoanya, dan ibu guru memuji S2 karena dapat membantu temanya . P : Berarti punyanya S3 berapa? S3 : Delapan berkata dengan malu-malu. P : Punyanya S2? S2 : Sembilan. P : Punyanya S1? G : Berapa Mas S1? S1 : Sembilan. P : Berarti panjangnya bolpoinnya S1 dan S2 sama apa berbeda? S2 : Sama. P : Kalau punyanya S3 dan S2 lebih tinggian punyanya siapa? maksudnya: tinggi bolpoin. Lebih banyakan punyanya siapa manik-maniknya? S2 hanya tersenyum malu. P : Punyanya S3 kan delapan kalau punyanya S2? S2 : Sembilan. P : Sembilan, berarti banyakan siapa? Yang delapan atau sembilan? G : Besar mana? Delapan atau sembian? P : Angkanya besar mana? Coba kita hitung satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh delapan, sembilan bersama sama menghitung jadi delapan dulu baru sembilan, maka angka yang besar adalah sembilan. Mengerti? S2 : Mengerti. G : Yang banyak yang itu sembilan punyanya S2. Mengerjakan soal nomor 4. P : Terus kita ke soal yang nomor 4, menggunakan buku peneliti membagikan buku kepada murid murid. S1 : Diapain? P : Diukur bukunya kayak tadi maksudnya:mengukur menggunakan manik-manik . G : Dipegang senarnya bicara kepada S1 dipaskan maksudnya: manik-manik dengan buku di letakkan berdampingan . S1 : Dilepas. G : Pas bukan dilepas. S1 : Pas sambil mengepaskan manik-manik dengan buku. G : Masih sisa gak? manik-manik. S1 : Masih. G : Ayo diambil. S1 mengambil manik-manik yang kelebihan. G : Sudah pas? S1 : Sudah P : Kalau sudah pas diapain? S1 : Dihitung G : Yak. Ayo dihitung, berapa coba? pake tangan kanan yang menghitung. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam sambil menunjuk manik-manik. . G : Berapa jumlahnya? S1 : Enam. G : Ayo tulis nomor 4 menunjuk kertas soal. P : Apakah banyaknya manik-manik sama dengan panjang buku? S2 : Sama. P : Benar sama? kalau sama kita hitung berapa jumlah manik- maniknya. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan membilang sambil menunjunjuk manik satu persatu. P : Sudah belum? bertanya kepada S3 ini kurang apa enggak manik-maniknya? S3 : Hoho maksudnya: kurang P : Kurang berapa? S2 : Satu yang ditanya S3 tetapi yang menjawab S2. S3 : Satu mengulang kata-kata S2. P : Diambil satu manik-maniknya. S3 : Mengambil satu manik dan memasukkan di dalam senar. P : Sudah sama? maksudnya: panjang manik-manik dan buku S3 : Sama sambil mengangguk. P : Kita hitung berapa banyak manik-maniknya? S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan sambil menunjuk manik-manik. P : Kita tulis sembilan di sini menunjuk kerta soal. S3 : Menulis sembilan dengan dibantu S2. P : Sudah? S1+S2+S3 : Sudah. P : Panjang bukunya S1 berapa jumlah manik-maniknya? yang di hitung tadi? S1 : Delapan. P : Punyanya S2? S2 : Sembilan. P : Punyanya S3? S3 : Sembilan. P : Berarti bukunya S3 dan S2 sama atau tidak panjangnya? S2 : Sama. P : Karena jumlah manik-maniknya berapa? G : Dilihat catatanmu berkata kepada S2. S2 : Sembilan. P : Kalau S3? Berapa tadi? sambil menunjuk jawaban S3 . G : Dilihat itu. S3 : Sembilan diam sejenak, dan dibantu peneliti dan S2 untuk menyebutkan angka “sembilan” . P : Kalau punyanya S1? S1 : Enam. P : Berarti sembilan dan enam itu besaran mana ya? bertanya ke semua siswa. P : Manik-maniknya banyakan punyanya siapa? Sembilan apa enam? S1 : Enam. P : Banyakan punyanya siapa ya? Peneliti mengambil manik-manik S1 dan S2, lalu peneliti meletakkan dua roncean sejajar dan bertanya manakah manik-manik yang paling banyak. S2 dan S3 dapat menunjuk manik-manik S2 yang panjang dibandingkan manik-manik S1. Tetapi S1 belum mengerti. Lalu peneliti mengambil buku S1 dan buku S2 lalu menumpuknya jadi satu, disitu S1 mengerti buku S2 lebih panjang dari buku S1 . P : Berarti punya S2 lebih panjang dari punya S1 maksudnya: buku. Mengerjakan soal nomor 5 dengan alat bantu tempat pensil. S2 : Opo meneh maksudnya: apa lagi yang akan di ukur. P : Soal nomor 5 dibaca. G : S1 ayo baca soal nomor 5. S1 : Tempat pensil membaca dengan mengeja dibantu ibu guru . P : Ini namanya tempat pensil. Menyampaikan ke siswa sambil menunjukkan di dalamnya ada pensil, maka disebut tempat pensil . Lalu semuanya dibagikan tempat pensil untuk dihitung lagi berapa banyaknya manik-manik yang dibutuhkan agar sama panjang dengan panjang tempat pensil . P : Kita hitung berapa banyak manik-maniknya. Sama dengan perhitungan tadi maksudnya: cara menghitung sama dengansoal-soal sebelumnya . P : Coba ini dihitung panjangnya dengan manik-manik sama tidak ya? S2 : Tidak sama sambil meletakkan manik-manik bersebelahan dengan tempat pensil . P : Kurang berapa? S2 : Kurang satu. P : Ya diambil satu manik-maniknya. P : Punyanya S3 bagaimana? sambil melihat pekerjaan S3 . Sama atau tidak ya? maksudnya: banyak untaian manik-manik sudah sama dengan panjang tempat pensil . S3 : Sama. P : Coba dilihat lagi. Kurang atau tidak? bertanya kepada S2 . S2 : Kurang. P : Kurang berapa ya? Berapa? S2 + S3 : Satu. P : Coba diambil satu. S3 mengambil manik lalu memasukannya ke dalam senar. P : Coba dihitung berapa jumlahnya Lalu di tulis jawabanya berbicara kepada S2. S2 : Ya. Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh sambil menunjuk manik satu persatu. P : Sudah di hitung? bertanya kepada S3. S3 : Menggelengkan kepala lalu dibantu oleh S2 menghitung satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh,delapan, sembilan, sepuluh. S2 : Sama karena jawabanya sama dengan punya S3 maka S2 memukul meja . P : Ya sama adengan punyanya S3 panjangnya. Kita tulis sepuluh disini menunjuk kertas soal S3. S1 : Ini bu Dwi, ini bu Dwi berbicara kepada ibu guru menunjukkan hasil ronceannya . G : Ya pintar, lobangnya dilihat, mata S1 lihat manik- maniknyaagar maniknya bisa masuk ke senar. P : Masukkan maniknya. Ayo pintar. S1 tersenyum saat peneliti membantu, dengan sabar peneliti membantu S1 untuk memasukkan manik-manik kedalam senar . P : Ini kurang tidak? S1 : Kurang sambil senyum-senyum melihat peneliti. P : Ayo di masukin maniknya kalau kurang? membantu S1 dengan memegang senar sehingga S1 dapat memasukkannamik-maniknya S1 : Memasukkan manik-manik ke dalam senar. P : Apakah panjangnya sudah sama? sambil meletakkan manik-manik diatas tempat pensil . S1 : Sama melihat peneliti. P : Ya kalau sudah sama kita hitung. S1 : Tidak bisa maksudnya: S1 tidak bisa menghitung. A : Bisa S2 memberi semangat S1. S1+ S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas sama-sama menghitung manik-manik dengan S2 . P : Berarti tempat pensilnya sebelas manik-manik. Jadi disini ditulis menunjuk kertas soal S1. S1 : Sebelas sambil menulis di kertas soalnya. P : Sekarang tempat pensilnya panjangan punyanya siapa ya? Tadi jumlah manik-maniknya S1 berapa? S1 : Sebelas. P : Punyanya S2? S1 : Sepuluh. P : Punyanya S3? S3 : Sepuluh. P : Berarti lebih banyakan punyanya S1 atau S2? maksudnya: jumlah manik-maniknya S1+S2+S3 : Hanya diam saja. P : Coba ini lihat. Ini sebelas ini sepuluh. Panjangan mana? mengambil maniknya S1 dan S2 lalu meminta mereka menunjuk mana manik yang paling banyak . P : Berarti sebelas dan sepuluh lebih besaran mana? S2 : Sebelas. P : Jadi tempat penilnya S1 lebih panjang dari tempat pensilnya S2, karena jumlah manik-maniknya S2 sepuluh sedangkan manik-maniknya S1 sebelas. P : Kalau punyanya S3 dan S2 sama atau berbeda? S2 : Sama. P : Berapa? S2+ S3 : Sepuluh. Mengerjakan soal nomor 6. P : Sekarang yang terakhir, tahu spidol? S2 : Ini Menunjukkan spidol. P : Ya. Peneiti membagi spidol, siswa diminta memilih warna spidol yang disukai sambil menyebut warnanya . P : Sekarang kita hitung lagi berapa manik-manik yang digunakan. Peneliti membantu siswa dengan memegang manik-manik dan siswa melihat apakah banyak manik-manik sama dengan panjang pidol . P : Ini kelebihan tidak? bertanya kepada S3. S3 : Kelebihan. P : Kelebihan berapa? S3 : Dua. P : Coba diambil dan dihitung S3 mengambil manik yang berlebihan . S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh menghitung dengan suara pelan dan salah karena tangan S3 menunjuk manik-manik terlebih dahulu sebelum mengucapkan jawabannya . P : Coba dihitung lagi berapa manik-maniknya. S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan menghitung pelan-pelandan menulis jawaban di kertas soal P : Punyanya S2 berapa ya? Punyanya S2 mana? S2 : Ini sambil menunjukkan manik-maniknya. P : Apakah ini sama panjangnya? antara spidol dan manik- manik . S2 : Tidak sama mengelengkan kepala. P : Coba ambil berapa kelebihanya S2 : Mengambil kelebihan manik-manik. P : Kita hitung berapa jumlahnya S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan membilang dengan menunjuk satu persatu manik-manik. P : Punyanya S1 mana ya? Sudah di hitung? S1 : Punyanya siapa? P : S1. Habis selesai ini kita istirahat. S1 : Mbak Putri mau ke mana? P : Mau pulang sambil berbisik. S1 tidak mau menghitung? S1 : Hitung? P : Ya kita hitung. Nanti mbak Putri kasih PR. S1 : PR itu siapa? P : PR itu Pekerjaan Rumah. Ini sama tidak panjangnya? menunjuk manik-manik S1. S1 : Sama menatatap peneliti. P : Coba dilihat ini sama tidak panjangnya? peneliti mengulang lagi pertanyaan karena panjang manik-maniktidak sama dengan panjang spidol . S1 : Sama menatatap peneliti. P : Kelebihan tidak ya? S1 tidak mau menjawab akhirnya peneliti bertanya kepada S2, dan S2 bisa menjawab bahwa manik-maniknya kelebihan dua . P : Coba diambil maniknya dua berkata kepada S1 tapi tidakmemperhatikan . S1 : Mana PRnya? tanya lagi. S2 memarahi S1 karena kesal sebab S1 bertanya PR terus P : Kita hitung berapa manik-maniknya sambil membujuk S1 . S 1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan menghitung manik-manik dan dibantu oleh S2. P : Berarti banyak manik-maniknya berapa? S1 : Delapan. P : Kita tulis di sini delapan menunjuk kertas soal yang akan diisi . P : Sudah? S1 : Sudah. P : S2 tadi jumlah manik-maniknya berapa? S2 : Delapan. P : Punyanya S3? Tadi berapa? Coba dilihat. menunjuk kertas soal S3. S3 : S3 tidak memperhatikan karena sedang membenarkan tali sepatu, setelah melihat kertas soalnyaS3 menjawab “delapan” . P : Punyanya S1? S1 : Delapan. P : Jadi panjang spidol S2, S3, dan S1 sama. Disini peneliti memberikan PR yang akan dikerjakan di rumah dan akan dibahas saat pelajaran matematika selanjutnya . b. Pembahasan pertemuan pertama. Saat pelajaran pada pertemuan pertama akan dimulai, saat peneliti mengeluarkan wadah berwarna pink siswa terlihat antusias, mereka memperhatikan wadah yang peneliti bawa. Dalam penggunaan alat peraga manik-manik S1 perlu dibimbing oleh guru dan peneliti untuk meronce, sedangkan S2 dan S3 dapat meronce sendiri dengan baik. S2 dapat menghitung manik-manik dengan baik dan cepat dibandingkan dengan kedua temannya, tetapi vokalnya kurang jelas, awalnya peneliti kurang mengerti apa yang dibicarakan S2, tetapi lambat laun peneliti mengerti apa yang diucapkannya. S2 aktif dalam setiap mengerjakan soal dan membantu teman lain dalam menghitung. Dalam pertemuan pertama S1 siswa yang harus diperhatikan penuh oleh peneliti dan guru, karena belum bisa mandiri dan merasa iri bila tidak diperhatikan. Tangan S1 yang agak kaku menghambat dalam meronce, peneliti membantu dengan sabar sehingga perlu banyak latihan dalam menggerakkan anggota tubuh agar tidak kaku. Sedangkan S3 memiliki kemampuan membilang walaupun dengan suara yang sangat kecil dan tulisannya juga rapi daripada teman yang lain, tetapi kesulitan menuliskan angka-angka karena sudah lama tidak belajar menulis dan harus dibantu untuk menuliskan angka dengan dibantu peneliti. S3 juga sering salah menghitung, karena perpindahan menghitung manik-manik lebih cepat daripada ucapan perhitungannya, jadi jumlah manik-maniknya selalu kurang. Dalam soal membandingkan siswa kurang bisa membedakan angka yang besar dan kecil, karena siswa hanya bisa membilang angka tapi tidak bisa membedakan mana angka yang besar dan angka yang kecil. Dalam soal terakhir siswa sudah mulai aktif dalam menjawab soal dan mau menyatakan pendapat mereka apabila ditanya oleh peneliti dan guru. c. Pertemuan Kedua. Observasi Kedua Kamis 19 Maret 2015. Pada observasi kedua ini semua siswa masuk sekolah. Pertemuan kedua ini peneliti membahas PR yang diberikan pada tanggal 17 Maret 2015, tetapi S3 belum mengerjakan karena kertas PR yang diberikan tidak dibawa pulang, akhirnya guru menghapus jawaban S2 agar bisa difotokopi, karena takutnya S3 tidak semangat belajar apabila tidak mempunyai kertas soal seperti teman lainnya. Peneliti juga mengajak siswa untuk dapat menghitung menggunakan satuan tak baku yaitu jengkal dan pensil agar mereka dapat menggunakan kemampuan motorik gerak mereka. P : Peneliti Siswa 1 : S1 G : Guru Siswa 2 : S2 Siswa 3 : S3 Membahas PR soal nomor 1. P : Soal nomor 1 kita bahas terlebih dahulu. kita diminta menghitung panjang benda-benda yang ada di kertas soal. G : Itu dihitung berkata kepada S2. Kamu kasih nomor pakai pensil boleh menunjuk gambar manik-manik nomor1. P : Ditulis di tengah lingkaran pada gambar manik-manik. G : Ayo mas S3, dihitung. P : Dihitung lingkarannya ada berapa maksudnya gambar manik-manik nomor 1 . S3, S2 dan S1 belum mau menghitung, setelah dibujuk oleh peneliti dan ibu guru mereka mulai menghitung . P : Ayo sama-sama mbak Putri kita menghitung. Sama sama kita menghitung S2+S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas menghitung bersama sama sambil menunjuk gambar manik-manik soal nomor 1 P : Bagaimana menulis empat belas? bertanya kepada S2 danS3 . S2 tahu kan menulis empat belas? S2 : mengangguk sambil menghitung lagi banyaknya gambar manik- manik pada soal nomor 1 Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas. S1 : Mbak Putri memanggil peneliti. P : Ya tetapi masih memperhatikan S2 dan S3. S1 : Mbak Putri memanggil lagi. P : Nanti tulis empat belas disini sambil menunjuk kertas soal S3 lalu menuju tempat duduk S1 . P : Mana punyanya S1? S1 : Ini apa mbak Putri? menunjuk kertas soal. P : Ini dihitung Ayo Dihitung Mau hitung lagi? S1 : Hoho sambil tersenyum. P : Mana pensilnya? Pensilnya pegang sambil mengambil pensildan memberikannya kepada S1 . S1 : Siapa? P : S1, pegang pensilnya. Dihitung. Berapa ini ya? menunjuk kertas soal nomor 1. S1 : Siapa? P : S1, hitung ini, sama-sama mbak Putri. S1 : Satu, dua tidak melihat gambar tetapi melihat peneliti. P : Dilihat ini menunjuk gambar di kertas soa nomor 1. G : Ayo dilihat gambarnya membujuk. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan menunjuk gambar satu persatu tapi tidak memperhatikan gambar, maka perhitungan S1 salah dan peneliti meminta S1 untuk mengulang berhitung . P : Ayo diulang lagi, sambil dilihat gambarnya, jangan melihat mbak Putri. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas sambil dibantu S2 dan peneliti menghitung. P : Berarti panjang tongkatnya? Berapa? S1 : Empat belas. P : Manik-manik. Ini tulisanya empat belas? Betul? menunjuk jawaban PR yang sudah dikerjakan S1. S1 : Betul. P : Ya pintar. Punyanya S2 mana? Empat belas? S2 : Sudah menunjuk jawabannya. P : Ya pintar sambil melihat jawaban S2 dan S3. Membahas PR nomor 2. P : Sekarang yang nomor 2, kita hitung sama seperti ini menunjuk soal nomor 1 berapa ini? Lingkaran manik- maniknya. Berapa? Dihitung Ayo menunjuk kertas soalS3 . S3+S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas menghitung bersama-sama. P : Berapa? maksudnya: jawaban S3. S3 : Lima belas dengan suara kecil. P : Berapa tadi S2? S2 : Lima belas. P : Lima belasnya bagaimana tulisannya? maksudnya tulisan “15” Satu sama lima. P : Punyanya S1 mana ya? Sama-sama hitung? menghampiri meja S1. S1 : Ya. P : S1 yang tunjuk gambar manik-manik, yuk sambil memegang tangan S1 agar mau dipakai untuk menunjuk gambar manik-manik nanti tidak mbak Putri ajarin lo. S1 : Mbak Putri? P : Ya mbak Putri. Ayo sama-sama menghitung. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima,enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas. P : Kalau limabelas tulisanya betul? sambil menunjuk angka “15” yang ditulis S1 . S1 : Betul. P : Ya pintar. S1 : Yang pintar siapa mbak Putri? P : Yang pintar S1, S2, S3. Semuanya pintar. Membahas PR nomor 3. P : Sekarang nomor 3, bisa hitung sendiri? bertanya kepada semua siswa, tapi yang mengangguk hanya S2 . S1 : Mbak Putri? P : Ya. Ayo dihitung S1 : Satu, dua. P : Hayo mana tadi? S1 tidak memperhatikan gambar manik-manik jadi salah menghitung . Ditunjuk pakai pensilmaksudnya agar S1 gampang menghitung gambar manik-manik . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam menghitung gambar manik-manik menggunakan pensil . P : Jadi panjang buku adalah? S1 : Enam. P : Punyanya S2 berapa? S2 : Enam. P : Enam? peneliti bertanya lagi karena ucapan S2 kurang jelas . S2 : Ya. Jawaban S2 betul dan menghitung sendiri tanpa bantuan dari peneliti. P : Punyanya S3? Sudah dihitung belum? S3 : Heh tersenyum dan menoleh kearah S2. P : Berapa? bertanya kepada S2. S2 lalu menunjukkan jawabanya ke peneliti, tetapi S2 menulis jawaban nomor 2 di nomor 3, maka peneliti meminta S2 mengganti jawabanya ke soal nomor 2 . P : Punya S3 berapa ya? Sudah ditulis belum? peneliti menuju ke bangku S3 belum ya? Ayo dihitung sama- sama. S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam berhitung dengan suarakecil . P : Berarti disini isi enam menunjuk kerta soal S3. Bagaimana ya menulis angka enam? bertanya kepadaS2. S2 : Ini enam menunjukkan angka “6”kepada S3. Membahas PR nomor 4. P : Punyanya S1 sudah dibalik? maksudnya: kertas soal sudah dilembar sebaliknya . S1 : Punyanya siapa? P : Punyanya S1. Ini gambar apa ya? menunjuk gambar soal nomor 4 . S1 : Remot TV P : Ya pintar. Coba sebaliknya dibuka berkata kepada S2 dan S3 agar mebalik halaman selanjutnya . P : Itu apa ya? jawaban tulisan S3 lima atau enam? S2 : Ora iso maksudnya: S2 mengatakan ke peneliti bahwa S3 tidak bisa menulis angka “6” . P : Enam itu kayak gini menulis angka “6”. S3 : Menulis angka “6” sesuai contoh dari peneliti. P : Ya pintar. Kita buka halaman sebaliknya. Ini gambar apaya? bertanya kepada S2 yang ada dirumah itu? S2 : Remot TV. P : Ya remot TV. Kita hitung lagi berapa? banyak manik-manik di gambar soal nomor 4 sama-sama dengan S1 juga. S1+S2+P3: Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh S1 awalnya menghitung hanya sampai sembilan, dan peneliti bertanya “sembilan atau sepuluh?” S1 menjawab “sepuluh” karena S2menghitung sampai sepuluh . P : Yang betul yang mana? Kita hitung lagi manik-maniknya. S1 : Gak bisa. P : Bisa Ayo Satu memancing S1 agar mau menghitung. S1 : Satu, dua, gak bisa. P : Bisa, sama-sama mbak Putri sambil memegang tangan S1 agar mau menunjuk gambar manik-manik soal no 4 . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh S2 juga ikut menghitung bersama S1. P : Ini betul sepuluh? menunjuk jawaban S1. S1 : Betul. P : Bagaimana sudah ditulis sepuluh? S3? S2 : Sudah. S3 : Menulis angka sepuluh di soal nomor 4. Membahas PR nomor 5. P : Terus, yang nomor 5 gambarnya apa ya? S2 : Sisir. P : Sudah sisiran belum tadi? bertanya kepada semua siswa. S1 : Sudah. P : Makanya ganteng-gateng semuanya. P : Ayo hitung ini berapa manik-maniknya? menunjuk soal no5. S1+S2+S3: Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh. P : Ya tujuh. Ini benar gak ya tulisanya tujuh bertanya kepada S1 . S1 : Benar. Mengukur menggunakan alat ukur tak baku yaitu jengkal dan pensil. P : Kita belajar lagi. S1 : Belajar apa? P : Mengukur. Nanti kita belajar mengukur sambil membagikan kertas soal dan membimbing siswa menulis nama masing-masing di kertas soal . P : Sudah? S2 : Sudah. Mengerjakan soal nomor 1. P : Namanya meja mana ya? Namanya meja. Meja S1 : Meja menunjuk meja. P : Ya kan ini meja bertanya kepada semua siswa meja untuk apa ya? S2 : Untuk duduk sambil menunjuk kursinya. P : Meja kok untuk duduk. Kursi untuk duduk. Kalau meja di sekolah untuk apa? untuk menulis, kalau tidak ada meja kita tidak bisa menulis. Ya kan? S2 : Tertawa mendengar penjelasan peneliti. P : Kita akan mengukur menggunakan satuan jengkal mencotohkan menggunakan tangan dan siswa diminta untuk menirukan . Kita akan mengukur meja dari sini sampai sini menunjuk meja yang akan diukur menggunakan tangan yang direnggangkan dengan satuan jengkal . Caranya begini peneliti mencontohkan mengukur panjang meja menggunakan tangan dengan satuan jengkal . P : Jangan melihat mbak Putri tetapi lihat tangannya mbak Putri sambil mengukur dan membilang satu, dua, tiga. S2 dan S3 menirukan peneliti mengukur menggunakan tangan dengan satuan jengkal, tetapi S1 belum bisa karena gerakan tubuhnya terutama tangan masih kaku sehingga harus dibantu . P : Bisa? bertanya kepada S1. S1 : Tidak bisa sambil menyembunyikan tangannya dibawah meja . P : Bisa S1 bisa. S1 : Siapa? P : S1. Tanganya begini S1 mencontohkan. S1 : Siapa? P : S1. G : Ayo S1 nurut mbak Putri. P : Tanganya begini memegang tangan S1 dan membantu mengukur panjang meja menggunakan jari tangan dengan satuan jengkal . Ayo dihitung. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima berhenti sejenak karena berpindah posisi duduk untuk mengukur panjang . P : Habis lima? S1 : Enam. P : Tidak sampai, ayo berdiri. S1 tidak mau berdiri jadi tanganya tidak sampai ke ujung meja lalu S2 menyuruh S1 berdiri . S2 : Ngadek, ngadek artinya: berdiri. S1 : Siapa? yang disuruh berdiri. P : S1. S1 : Siapa? G : Kok S1 begitu? Tanya apa? sambl membentak agar tidakbertanya berulang-ulang . P : S1. S1 sudah besar kok. Ini duduk sini menunjuk kursi dan meminta S1 berpindah kursi agar S1 merasa nyaman menghitung . P : Habis enam tadi? S1 : Tujuh. P : Berarti panjang meja kalau pakai tangannya S1 ada? maksudnya: mengukur menggunakan jari tangan. S1 : Tujuh. P : Tujuh jengkal. Ini tulis tujuh menunjuk kertas soal nomor1 . S1 : Yang pintar siapa? P : S1. P : S2 sama S3 bisa tidak seperti S1 sama mbak Putri tadi? maksudnya: menghitung menggunakan jengkal tangan . S2+ S3 : Tersenyum malu. G : Mas S3 pindah sana dulu biar mbak Putri bisa kemana- mana agar peneliti bisa membimbing dengan leluasa karena S2 dan padu duduk bersebelahan . P : Begini mencontohkan menggunakan tangan dan ditiru oleh S2 . S2 : Satu, dua,tiga, empat, lima, enam, tujuh membilang dan peneliti sambil membimbing S2 merengangkan jari dan mengukur meja dengan satuan jengkal . P : Berarti panjang mejanya ada? S2 : Tujuh. P : Tulis tujuh disini menunjuk kertas soal nomor1 lalu melihatpekerjaan S3 . P : Kalau S3 bisa tidak? S3 : Menggeleng kepala tanda tidak bisa. P : Bisa lah. Begini sambil membimbing tangan S3 ke pinggir meja berapa? S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan membilang sambil dibimbing peneliti merenggangkan jari dan mengukur panjang meja dengan satuan jengkal . P : Wah sembilan. Berarti panjang mejanya ada berapa jengkal? S3 : Sembilan. P : Di tulis disini sembilan menunjuk kertas soal S3. P : Panjang mejanya S1 yang diukur pakai tangan tadi berapaya? S1 : Tujuh. P : S2? S2 : Tujuh. P : S3? S3 : Sembilan. P : Berarti banyakan punyanya S2, S3, atau S1? Yang paling besar sembilan atau tujuh? mereka masih bingung, peneliti lalu membimbing mereka dengan berhitung bersama-sama dan mendapatkan bahwa sembilan adalah angka yang besar dari tujuh . Mengerjakan soal nomor 2. P : Sekarang kerjakan soal nomor 2. Papan tulis. Mana ya namanya papan tulis? S1+S2+S3 : Menatap papan tulis dan menunjuk. P : Pintar, berarti sekarang kita berdiri. Yuk berdiri lalu membimbing siswa kearah papan tulis. G : Ayo berdiri meminta siswa berdiri. P : Ayo sama-sama berdiri membujuk S1 agar mau ikut berdiri tetapi tidak mau, sehingga ibu guru ikut membujuk dengan berjanji akanmengajak S1 jalan-jalan . P : Siapa duluan? bertanya kepada semua siswa. S1 : S1. P : Ya S1 duluan. Yang lain melihat ya. Tanganya begini mencontohkan, lalu membimbing tangan S1 agar menempel pada papan tulis . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan setiap satu jengkal diberi tanda dengan menggambar garis di papan tulis menggunakan spidol . P : Coba kita hitung lagi. S1 : satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, membilang kolom yang terbentuk dari tanda setiap jengkal tangan sambil penliti menulis angkanya . P : Berarti punyanya S1 delapan jengkal. Sekarang S1 duduk dan ditulis jawabannya. P : Sekarang siapa S2 atau S3? S2 : Aku. P : Ya dihapus dulu ya peneliti menghapus papan tulis dan membimbing tangan S2 ke papan tulis dan mulai mengukur . S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan membilang dan setiap satu jengkal diberi tanda dengan menggambar garis di papan tulis menggunakan spidol . P : Coba kita hitung lagi. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan menghitung kolom yang terbentuk dari tanda setiap jengkal tangan sambil penliti menulis angkanya . P : Berarti? jumlah kolomnya. S2 : Delapan. P : Panjangnya papan tulis delapan jengkal. Coba sekarang tulis di kertas S2. P : Punyanya S1 sudah ditulis? Tadi punyanya S1 berapa? S1 : Delapan. P : Coba ditulis disini delapan menunjuk kertas soal S1. P : Sekarang S3. Ayo. S3 : S3 maju ke papan tulis. P : Tanganya bagaimana tadi? Disini. S3 : menempelkan tangan ke papan tulis. P : Berapa? S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan menghitung dan setiap satu jengkal diberi tanda dengan menggambar garis di papan tulis menggunakan spidol . P : Coba kita hitung lagi ditulis. S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan menghitung kolom yang terbentuk dari tanda setiap jengkaltangan sambil penliti menulis angkanya . P : Berarti panjang papan tulis berapa? S3 : Sembilan. P : Sembilan jengkalnya S3. Nanti ditulis sembilanya seperti ini menunjukkan angka “9”. P : Sudah ditulis bertanya kepada S1. S1 : Sudah delapan. P : Punyanya S2 berapa ya tadi? S2 : Delapan. P : Punyanya S3 berapa? S3 : Sembilan. P : Berarti banyakkan jumlah jengkalnya S3. Jadi dapat dikatkan tanganya S3 kecil. Lebih kecil daripada tanganya S1 dan S2. Mengerti? S2 : Mengerti. Mengerjakan soal nomor 3. P : Sekarang kita kerjakan nomor 3. Menggunakan buku. Pada membawa buku kan? S2+ S3 : Bawa sambil mencari buku. S1 : Enggak. P : Masak tidak bawa? Yaudah S1 pakai buku yang ini memberikan buku ke S1. peneliti lalu meminta mereka mengukur panjang buku menggunakan pensil . P : Sekarang kita hitung berapa panjangnya buku menggunkan pensil peneliti mencontohkan bagaimana mengukur panjang buku menggunakan satuan pensil . S2+ S3 : Satu, dua sama-sama menghitung saat peneliti memberi contoh . P : Berarti panjangnya buku dua pensil, bisa tidak kalau panjangnya lebih? Kalau tiga lebih tidak? peneliti disini bermaksud untuk mengetes siswa mampu untuk mengerti apakah dengan melebihkan panjang pensil sama panjang dengan bukunya . S2 : Diam saja. P : Kalau pensilnya lebih dari buku. Satu, dua, tiga, lebih tidak? sambil memperagakan. A : Ikut memperagakan menghitung sampai tiga. P : Nah kalau begitu lebih tidak? pensil berada di luarbuku. S2+ S3 : Lebih. P : Ya pintar. Panjang buku kan tidak sampai di sini menunjuk pensil yang ada di luar buku. S2+ S3 : Ya P : Ayo kita tulis dua disini menunjuk kertas soal. P : Punyanya S1 mana? Ayo kita ukur menggunakan pensil S1. S1 : Satu, dua, tiga sambil dibimbing meletakkan pensil di atas buku . P : Ya kita tulis tiga disini menunjuk kertas soal nomor3. P : Panjang buku punyanya S2 berapa pensil ya? Berapa kali pensil? Berapa? Tulisanya berapa? menunjuk ke kertas soal S2 . S2 : Dua. P : Ya dua. Kalau punyanya S3 berapa? S3 : Dua. P : Ya dua. Kalau punyanya S1? S1 : Tiga. P : Ya berarti panjang bukunya S1 dan dibandingkan dengan S3 dan S1 besaran siapa? S2+S3 : S1. P : Ya betul. Bukunya S2 sama S3 mana? Kok hilang? Sudah S4ukkan ya? S2 : Sudah. P : Ohya sudah. Buku ini dan ini besaran mana ya? bertanya kepada S2 dan S3 sambil menunjukan dua buku yang tidak sama besar . S2+S3 : Menunjuk buku yang paling besar. P : Kalau S1 yang paling besar mana ya? Besaran mana? S1 : Ini menunjuk buku yang paling besar. Mengerjakan soal nomor 4. P : Terus yang nomor 4. Lebar kursi. Mana ya yang namanya kursi? S1+S2+S3 : menunjuk kursi mereka masing-masing. P : Ya betul. Sekarang kita mengukur lebar kursi yang ini menunjuk lebar kursi yang akan di ukur mengunakan satuan pensil . Sama seperti tadi kita mengukurnya mengukur panjang buku menggunakan satuan pansil. S1 : Mbak Putri S1 mau minum. P : Ohya minumlah. Kalian tidak minum? bertanya kepada S2 dan S3 S2 : Enggak menggelengkan kepala. P : Ohya sudah. Kita akan mengukur sama seperti tadi menggunakan pensil. Contohnya ini mencontohkan cara mengukur lebar kursi menggunakan satuan tak baku yaitu pensil . P : Ayo kita ukur sama-sama. S2 : Satu, dua, tiga membilang bersama peneliti. P : Ya betul. Ayo kita mengukur menggunakan pensilnya S2. Pakai itu aja menggunakan pensilnya S2. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima mengukur kursi dengan menggunakan satuan tak baku yaitu pensil . P : Berarti berapa lebar kursinya? Berapa pensil? S2 : Lima. P : Ya lima. Jawabanya ditulis di kertas soalnya ya. P : Sekarang S3, sini. Seperti tadi menghitungnya. Pakai pensil ini memberikan pensil. S3 : Satu, dua, tiga, empat membilang dengan mengukur bersamapeneliti . P : Jadi lebarnya kursi sama dengan berapa pansil? S3 : Empat. P : Jadi di tulis empat. Bisa tulis empat? S3 : Bisa. P : Ya pintar. P : Sekarang siapa S1. Mau? S1 : Mau P : Ya ayo. Berdiri berarti. mengajak dan membujuk S1 yang tidak mau berdiri . S1 : Yang pintar siapa? P : Yang pintar S1, S2 sama S3. Ayo berdiri. S2 : Ayo S1 berdiri S2 meminta S1 berdiri karena S1 tidak segera beranjak dari tepat duduknya. P : Ayo. Hitungnya pakai pensil. S1 : Gak bisa. P : Bisa dong. Ayo kayak begini mencontohkan menjongkok kepada S1 agar gampang menghitung . S1 : Gak bisa. P : Bisa. Ayo seperti ini duduknya mencontohkan lagi. G : Ayo jongkok meminta S1 jongkok. S1 : Ke posisi jongkok. P : Wah nanti bisa main sama temennya kalau bisa jongkok. S1 : Temenya siapa? G + P : Temannya S1. P : Yuk lihatin ini memperagakan mengukur lebar meja menggunakan satuan tak baku yaitu pensil kita ukur sama-sama ya. S1 : Satu, dua, tiga, empat hanya membilang tetapi yang mengukur peneliti . P : Sekarang S1 yang pegang pensilnya dan di ukur. S1 : Satu, tidak meihat benda yang dihitung. P : Ayo dilihat pensilnya. S1 : Dua, tiga, empat membilang dengan diikuti S2. P : Berarti lebar kursinya ada empat kali? S1 : Pensil. P : Ayo kita berdiri, berarti di tulis disini berapa ya? menunjuk kertas soal S1. S1 : Empat menuliskan jawaban di kertas soalnya, lalu bertanya kepada peneliti tadi yang pintar siapa? G + P :Yang pintar semuanya. Mengerjakan soal dengan megunakan gambar. P : Sekarang kita akan mengerjakan soal-soal yang ini mengeluarkan kertas. S1 : Iiiiii ungkapan senang karena akan diberikan soal lagi. P : S2, S3,S1, ditulis namanya lagi. mereka menulis nama di kertas masing-masing. Mengerjakan soal nomor 1. S1 : Ini apa mbak Putri? menunjuk gambar soal nomor 1. P : Ini namanya lukisan. Lukisan yang didinding itu. S1 bisa menggambar tidak? S1 : Gak bisa. G : Bisalah. Menggambar batu, ayam bisa lo mbak Putri. P : Oh. Nanti mbak Putri gambarkan ayam ya? S1 : Ya. Ini apa mbak Putri? bertanya gambar soal nomor 2. P : Itu gambar kain batik. S1 : Kain batik itu apa mbak Putri? P : Kain batik itu seperti ini menunjuk baju yang dipakai peneliti . S1 : Yang ini apa? bertanya gambar soal nomor 3. P : Itu namanya keramik. Kalau yang ini apa ya. Yang sering untuk nonton? bertanya gambar soal nomor 4. S1+S2 : TV. P : Yuk kita kerjakan lagi soal nomor 1. Itu gambarnya apa ya? S2 : Kaki menunjuk tangannya tapi mengatakan bahwa itu adalah kaki . P : Bukan kaki. Itu gambar tangan. Kalau kaki yang ini menunjukkan kaki peneliti. Ayo sekarang kita menghitung ada berapa jumlah tangan yang ada di gambar itu? S2+ S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam sama-sama membilang gambar tangan satu persatu . P : Berapa? S2+S3 : Enam S2 dan S3 lalu menulis angka “6” di kertas soalnya . P : Bagaimana S1? Ada berapa gambar tanganya? S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. P : Jadi panjang lukisan ada enam jengkal. Tulis enam di sini menunjuk kertas soal S1. Mengerjakan soal nomor 2. P : Sekarang soal nomor 2. Ini namanya apa ya? S1+S2+S3 : Kain batik. P : Tahu gak yang namanya baju batik? S1+S2+S3 : Hanya tersenyum karena belum mengerti apa itu baju batik . P : Namanya batik itu yang dipakai mbak Putri, dan ibu Dwi. Pernah pakai kain batik? Disekolah? G : Hari sabtu mbak Putri. S2 : Hari sabtu. P : S1 juga pakai baju batik? S1 : Siapa? P : S1. S2 : Pakai baju batik hari jumat sama sabtu. G : Hari sabtu aja, jumat pakai baju olahraga S1 : Ini gambar apa mbak Putri? menunjuk gambar tangan P : Itu gambar tangan. Tanganya S1 mana? S1 : Ini menunjukkan tangannya. P : Jadi sekarang kita menghitung berapa jumlah gambar tangan di soal nomor 2. P : Kita hitung sama-sama mengajak semua siswa, tetapi S1 tidak ikut berhitung . S2+S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. P : S1 kok tertinggal? Tidak sama teman-temanya menghitung. Ayo hitung sama-sama S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan,sembilan salah membilang karena S1 membilanglebih cepat dari pada menunjuk gambar jengkal tangan . P : Betul tidak ya Sembilan? S3 dan S2 tadi berapa jumlahnya? S3 : Delapan. P : Punya S1 tadi berapa? S1 : Sembilan. P : Kok berbeda ya jawabanya dengan teman lainnya? Berarti S1 salah menghitung. Coba sama-sama kita menghitung S2 : Ayo mengajak S1 menghitung lagi. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh membilang tetapi salah karena S1 hanya mengikuti ucapan S2 dan tidak melihat gambarsoal nomor 2 . P : Kok sekarang sepuluh? Salah. Dibohongi sama S2 itu. Ayo dihitung lagi lihat gambar tangannya jangan melihat S2 . S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, membilang dan peneliti membantu menunjuk gambar jengkal tangan . P : Tulis disini menunjuk kertas soal S1. S1 : Tulis apa mbak Putri? P : Tulis delapan. Jadi panjang kain batiknya ada delapan jengkal. Mengerjakan soal nomor 3. P : Kita buka sebaliknya. Sekarang nomor 3. Ini gambarnya apa ya? S1 : Keramik, keramik itu buat apa? P : Keramik itu yang di lantai menunjuk lantai kelas. Agar lantainya menjadi bagus. P : Sekarang kita hitung pensilnya ada berapa? S2 dan S3 menghitung sendiri dan mengisi kertas soal masing masing. P : S3 isinya berapa? S3 : Empat. P : Coba kita hitung lagi sama-sama S1. S1+S3 : Satu, dua, tiga, empat, lima. P : Ya pintar. Dihapus kita tulis lima disini. Mengerjakan soal nomor 4. G : Ayo S2 coba soal selanjutnya dihitung sendiri berapa gambarnya maksudnya: gambar pensil soal nomor 4. S2 mengerjakan sendiri soal nomor 4. P : Ayo dihitung panjang TV nya ada berapa pensil? S1 : Satu, dua, tiga, empat. P : Ya betul. Jadi panjang TVnya ada empat pensil. S1 : Empat. P : Wah semuanya pintar ini, cepat sekali mengerjakannya. d. Pembahasan Pertemuan Kedua. Pada pertemuan kedua saat membahas PR yang diberikan peneliti, S3 tidak mengerjakan karena lupa membawa pulang, jadi soal yang dikerjakan S2 dihapus dan difotokopi agar S3 tidak iri. Soal yang diberikan meminta siswa menghitung gambar manik- manik S2 dan S3 dapat menghitung dengan tepat dan mandiri mengerjakan sendiri. Sedangkan S1 harus dibimbing karena perhatiannya tidak fokus pada soal, maka peneliti harus membujuk S1 agar mau fokus pada soal yang ada. Pada saat peneliti meminta S2 dan S3 menghitung menggunakan jengkal tangan, mereka dapat menggunakan tangan mereka dengan baik. Tetapi S1 belum dapat menggunakan tangannya dengan efektif sehingga peneliti membimbing agar dapat mengukur menggunakan jengkal tangan dengan benar. Dalam penggunaan alat ukur tidak baku yaitu jengkal dan pensil siswa antusias serta aktif dalam berpendapat saat peneliti menggunakan alat peraga meja, papan tulis, kursi, dan buku. S2 sangat antusias dan selalu mengajukan diri untuk mengukur pertama kali. S3 malu-malu apabila diminta maju dan menghitung, motorik S3 aktif apabila menggunakan jengkal tangan. S1 motoriknya sangat kaku, peneliti dan guru senantiasa membujuk bahkan membimbing S1 agar mau menjongkok dan merenggangkan tangannya. Cara berhitung siswa sudah mulai ada peningkatan dengan menghitung sendiri tanpa didampingi. Relasi antar siswa dan peneliti juga sudah sangat baik dengan berkerja sama dalam pembelajaran sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik. e. Pertemuan ketiga Observasi 23 Maret 2015 Di observasi ini S3 tidak masuk, tetapi ada S4 siswa lainnya yang hari itu masuk dan ingin ikut pelajaran tetapi tidak efektif karena S4 adalah siswa yang sangat pemalu dan agak sulit diajak belajar. P : Peneliti Siswa 1 : S1 G : Guru Siswa 2 : S2 Siswa 4 : S4 P : Selamat pagi semuanya. S1+S2+S3 : Selamat pagi mbak Putri. P : Kita berdoa dulu. Berdoa di mulai. P : Selesai. P : Kemarin kita belajar apa ya? Masih ingat tidak Mengukur apa? S1 : Gak tahu. G : Kok gak tahu? Menghitung apa? Kemarin kan mengukur buku, panjang papan, panjang pensil. S2 : Oh iya sambil memukul meja. G : Oh iya. Panjang apa lagi? P : Panjang apa lagi? S2 : Meja. P : Sama apa lagi? S2 : Kursi. Soal menentukan gambar benda yang pendek. Mengerjakan soal nomor 1. P : Ya betul. Sekarang kita akan mengerjakan soal membagikan kertas soal. S1 : Ini apa ya mbak Putri? menunjuk soal nomor 3. P : Itu orang lagi memegang apa ya? S1+S4 : Bola. P : Ya pintar. Kita tulis namanya dulu diatas menunjuk kertassoal S1 . Setelah mereka menulis nama peneliti mengajak mengerjakan soal yang diberikan . P : Sekarang kita akan memberikan tanda centang. Bisa gak centang. Ini gambarnya, bisa gak? menunjukkan gambar tanda centang . G : Bisa meyakinkan siswa. P : Kayak gini, bisa to? menunjukkan gambar centag kepada S2 . S2 : Menganggukan kepala tanda mengerti. P : Kita mencentang mana benda yang lebih pendek. Tahu yang lebih pendek yang bagaimana. Kemari mbak Putri akan memberi contoh lalu mengambil dua pensil yang panjang dan pendek . P : Ini pensil. Pensil yang ini dan ini pendekan yang mana? Ayo S1 sambil menunjukkan dua pensil yang berbeda panjang . S1 : Menunjuk pensil yang panjang. G+P : Yang pendek yang mana? S1 : Memegang pensil yang pendek. P : Ya itu pensilnya lebih pendek dari yang ini. S2 mana pensil yang pendek? S2 : menunjuk yang pensil yang panjang. G : Yang pendek S2 : Menunjuk yang pendek. P : Ya itu yang pendek, kalau yang panjang ini menunjuk pensil yang pendek dan panjang . P : Contoh yang lain. Penggaris ini dan bolpoin ini pendekan mana? menunjukkan bolpoin dan penggaris kepada S2. bolpoin apa penggaris? G : Yang pendek S2 : Ini menunjuk penggais. P : Ini seperti pensil tadi yang pendek mana? mengeluarkan lagipensil yang pendek dan pensil panjang . S2 : Ini menunjuk pensil yang pendek. P : Ya betul. Kalau yang ini mengambil penggaris dan bolpoin . S2 : Ini menunjuk bolpoin. P : Ya pintar memuji S2. S1 yang pendek penggaris atau bolpoin? S1 : Bolpoin. P : Kalau S4 yang pendek mana? S4 : Menunjuk bolpoin. S2 tertawa saat S4 menunjuk bolpoin. P : Berarti sekarang kita lihat yang nomor satu itu. Soal nomor 1 itu ada apa? S2 : Gunting sambil memperagakan gunting dengan tangan. P : Itu apa namanya? Gunting. S1 : Gunting untuk apa? P : Gunting kertas. Untuk menggunting kertas. Yang bawahnya apa ya? S1 : Mistar. P : Ya penggaris. Berarti gunting sama penggaris pendekan mana ya? Lebih pendek mana? Tadi menunjukkan bolpoin dan penggaris yang pendek mana? S2 : Menunjuk bolpoin. P : Jadi pendekan gunting atau penggaris. Gambarnya meminta lihat gambar nomor 1. S2, S4, dan S1 hanya terenyum saja. P : Kalau pendek itu cebol, tahu cebol gak? Cebol itu pendek menirukan orang cebol. Kalau tinggi itu begini peneliti berdiri . Berarti gambar penggaris dan gunting itu pendekan mana? S2 : Menunjuk gunting. P : Ya pintar. S1? Pendekan mana? Yang ini apa yang ini? menunjuk gambar gunting dan penggaris. Tunjuk S1 : Menunjuk gunting. P : Kalau pendek berarti di centang. S1 : Centang itu apa? P : Centang itu seperti ini menunjuk tanda centang di tulis didalam kotaknya ya S1 : Gak bisa. P : Bisa dong. Kayak begini lo menulis tanda centang. S1 : Gak bisa. P : Nanti mbak Putri kasih sesuatu. S1 : Kasih apa? P : Rahasia. Kalau sudah selesai mbak Putri kasih. Sudah? S1+S2 : Sudah. Mengerjakan soal nomor 2. P : Ya sekarang nomor 2. Itu gambarnya apa ya? G : Yang nomor dua? Itu yang pendek mana S2? Dilihat. P : Dilihat, kayak tadi itu. G : Centangnya di dalam kotak. P : Yang pendek yang mana pensil atau bolpoin? S1 : Bolpoin. P : Ya betul. Kita centang di sini menunjuk kotak yang akan di centang . P : Sekarang kita lihat nomor 3. Itu tadi gambar apa ya? S2 : Bola. P : Ya bola. Yang bawa bola itu siapa? S2 : Orang P : Ya. Itu orang bawa bola basket. Yang lebih pendek mana ya?S2 dan S1 diam saja. P : Seperti mbak Putri contoh tadi. Tinggi itu seperti ini penelitiberdiri pendek itu seperti ini peneliti duduk. P : S4 yang paling pendek mana? S4 : Menujuk gambar pembasket yang pendek. P : Waduh pintarnya. S2 mana yang lebih pendek orangnya? S2 : Menujuk gambar pembasket yang pendek. P : Ya betul. Kita centang yang lebih pendek. siswa agak sulit untuk membuat tanda centang, jadi guru dan peneliti membimbing mereka . Soal menentukan gambar benda yang panjang. Mengerjakan soal nomor 1. P : Sekarang selanjutnya, buka kertas sebaliknya. Itu gambar apa ya? Yang nomor 1? Siswa belum tahu itu gambarapa G : Gambar apa itu? Tempat apa? S2 : Gak tahu. P : Kok gak tahu? Yang ada dimeja.? S1 : Gak tahu. P : Itu pot bunga. S1 : Pot. P : Tahu pot bunga gak? S1 : Tahu. P : Ada pot bunga gak di rumah? S1 : Rumah siapa? P : Rumahnya S1, rumahnya S4 ada pot bunga S4 : Ada. P : Kita lihat mana benda yang panjang. Tadi kan yang pendek, sekarang yang panjang. P : Yang panjang yang mana ya? mencontohkan lagi menggunakan penggais dan bolpoin penggaris atau bolpoin yang panjang bertanya ke S2. S2 : Menunjuk penggaris. P : Ya yang panjang adalah penggaris. Jadi gambar nomor 1 itu yang panjang yang mana ya? S2? S2 : Menunjuk pot yang panjang. P : S4? S4 : Menunjuk pot yang panjang. P : S1? S1 : Menunjuk pot yang panjang. P : Ya betul, jadi kita centang yang gambar pot panjang di kolom sebelahnya peneliti membantu mencentang. Mengerjakan soal nomor 2. P : Sekarang nomor 2. Itu gambar pita. Pita itu biasanya untuk apa ya? S1 : Tidak tahu. G : Pita itu ikat rambut. P : Ya ya pita itu untuk cewek. P : Nomor 2 yang paling panjang yang mana ya? S2 : Ini menunjuk pita yang panjang. P : Ya betul. S4 nomor dua yang panjang yang mana ya? S4 : Ini menunjuk pita yang panjang. P : S1 yang panjang yang mana ya nomor dua? S1 : Ini menunjuk pita yang panjang. P : Ya betul, sekarang kita centang yang panjang di kolom ini menunjuk kolom yang akan dicentang. Membantu S1 membuat tanda centang . Mengerjakan soal nomor 3. P : Sekarang soal nomor 3, itu gambar apa ya? S1? S1 : Kain batik. P : Kain batik nomor 3 yang panjang yang mana ya? S2 : Ini menunjuk kain batik yang panjang. P : Ya betul. S4 mana yang paling panjang? S4 : Menunjuk kain batik yang panjang. P : Ya betul. S1 yang paling panjang mana? S1 : Ini menunjuk kain batik yang panjang. P : Kita centang yang paling panjang. G : Ayo mas S1 berusaha membuat tanda centang. P : Jadi kalau S1, S2 dan S4 dimintain tolong sama ibu ambil pensil, pilihnya pensil yang panjang atau yang pendek? Menggunakannya enak pensil yang panjang atau pendek ya. Ibu kan mau menulis nota. S1 : Ibu siapa? P : Ibunya S1. S1 mau kasih yang mana ke ibu? menunjukkan pensil yang panjang dan pendek. S1 : Menunjuk pensil yang panjang. P : Kalau S2 mau kasih ke ibu yang mana? S2 : Menunjuk yang panjang. P : Oya yang panjang, biar ibunya enak memakai yang panjang. S4 yang mana? Yang panjang atau yang pendek? S4 : Menunjuk yang pendek. P : Wah tidak enak pakai yang pendek. Nanti kalau diminta ibu ambilkan pensil yang pendek atau panjang. Kita ambilkan yang panjang ya agar enak dipakai. S1+S2+S4 : Ya sambil mengangguk. P : Kalau ibu minta tolong mengambikan sapu, kita ambilkan sapu yang ganggangnya pendek atau panjang ya? P : S2 pernah nyapu gak? G : Tiap pagi nyapu kok mbak. P : Oh ya? S2 pilihnya ganggang yang pendek apa panjang? S2 malu untuk mejawab. G : Pilih yang bagus apa yang jelek? Yang bagus yang ganggangnya panjang. P : Pilihnya yang panjang, biar enak menyapu pakainya yang panjang. Biar gak bungkuk. Nanti kalau misal diminta tolong sama ibu atau mama untuk ambilkan sapu pilihnya yang panjang karena ibu kan tinggi jadi enaknya pakai sapu yang panjang ganggangnya. Mengukur panjang benda dengan satuan tak baku Peneliti lalau membagikan soal dan meminta mereka menuliskan nama masing-masing Mengerjakan soal nomor 1. P : Kita lihat soal nomor 1. Itu gambar apa yang nomor 1, yang warna kuning itu? S1+S2 : Buku. P : Ya betul. Yang dibawahnya, yang kecil-kecil itu gambar apa?menujuk gambar paku. G : Bawahnya buku. Dilihat mas S1 gambar apa? S1 : Buku P : Yang bawahnya buku itu paku. Paku untuk apa ya? S1 : Untuk dandan artinya dandan: memperbaiki. P : Dandan apa? artinya: memperbaiki apa?. S1 : Rumah. P : Ya betul. Sekarang kita hitung pakunya ada berapa? Dihitung dulu pakunya. S1+S2 : Satu, dua, tiga, empat. P : Ya di tulis empat disini menunjuk kertas soal yang diisi. S1 pura-pura tidak bisa menulis empat. Mengerjakan soal nomor 2. P : Sekarang kerjakan nomor 2. Itu gambar apa ya? S1 : Papan tulis. P : Yang banyak itu apa ya? S2 : Buku. P : Kita hitung bukunya ada berapa. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima. P : Mana tadi limanya? bertanya ke S1 karena saat membilang tidak melihat gambar ayo diulang lagi menghitungnya S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan membilang dan menunjuk gambar buku satu persatu. P : S2 coba di hitung. S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan membilang dan menunjuk gambar buku satu persatu. P : Ya delapan. Coba tulis delapan. Mengerjakan soal nomor 3. P : Sekarang nomor 3. Ini apa ya namanya? S1 : Surat. P : Surat? Bukan, itu namanya kain, seperti kanin batik tadi. Gambar yang dibawah kain itu apa? S1 : Pensil. P : Ya pensil. Kita hitung pensilnya ada berapa? S1+S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas. P : Ya betul, sekarang tulis sebelas disini menunjuk kertas soal S1 . P : Berarti panjang kain ada sebelas kali pensil. Mengerjakan soal nomor 4. P : Kita buka sebalinya soal nomor 4. Itu gambar apa ya? S1 : Pensil. P : Yang ini? menunjuk gambar manik-manik. S1 : Manik-manik. G : Ingat manik-manik yang kemarin itu ya? P : Ayo kita hitung manik-maniknya berapa? S1+S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan P : Ayo mana tadi delapan, lihat gambar jangan lihat mbak Putri. Ayo dihitung lagi manik-maniknya S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas. P : S2 berapa? S2 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh, sebelas, dua belas. P : S1 berapa tadi hasilnya? S1 : Tiga belas. P : S2? S2 : Dua belas. P : Ayo kok berbeda dengan mas S2. Kita hitung lagi ya, dilihat manik-maniknya. G : Ayo S1, diangkat tangannya itu mbak, kasih taruh atas meja. P : Ayo memindahkan tangan S1 ke atas meja sekarang di hitung lagi pakai ini menunjuk pakai pensil. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan karena posisi tangan yang tidak enak maka S1 salah dalam menghitung . P : Ayo diulang lagi. S1 : Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,sepuluh, sebelas, dua belas. P : Ya betul. Ini tulisanya beapa? menunjuk hasil yang di tulis S1 tadi S1 : Tiga belas P : Berarti salah, kita ganti dua belas. S1 : Dua belas sambil menulis “12”. Mengerjakan soal nomor 5. P : Sekarang nomor lima. Itu gambar apa ya? S1+S2 : Sulak artinya : kemoceng. P : Ya. Bawahnya gambar apa? S2 : Sendok. P : Sendok buat apa? S2 : Makan. P : Itu sendokya ada berapa ya? S1+S2 : Satu, dua, tiga, empat. P : Empat. Kita tulis empat. P : Berarti kita ini menggunakan satuan tidak baku. Jadi kalau dirumah, misalnya S2 mengukur panjang kain, berapa jengkal. Kalau tidak bisa menggunakan penggaris bisa mengunakan tangan. Buku ini tanganya sepuluh jengkal. Jengkal itu sama juga dengan tangan mencontohkan jengkal .Mengerti? S1+S2 : Mengerti. P : Ya terimakasih atas perhatian dan kerjasa sama dari S2, S1, dan S4. f. Pembahasan pertemuan ketiga. Pada saat pertemuan ketiga ini diadakan evaluasi oleh peneliti, evaluasi ini bertujuan untuk melihat minat siswa terhadap matematika. S3 tidak masuk sekolah tanpa alasan. Di dalam kelas kecuali S3 dan S2 ada siswa yang bernama S4. S4 adalah siswa yang sangat susah untuk diminta belajar, maunya main di luar kelas, tetapi apabila tidak memberikan soal yang sama seperti S2 dan S1 dia ngambek, maka peneliti memberikan kertas soal dan saat tertentu saja dia mengikuti pelajaran karena tergantung dari keinginannya. Pada saat mengerjakan soal-soal yang diberikan siswa sudah dapat mengerjakan secara mandiri tetapi ada beberapa soal yang harus dibimbing, sehingga soal-soal yang diberikan dapat dikerjakan dengan cepat. Dengan berakhirnya evaluasi pada pertemuan ketiga ini minat siswa terhadap matematika semakin meningkat karena siswa dapat mengerjakan soal-soal dengan baik dan benar, sehingga siswa dapat memaknai pelajaran ini dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pembahasan Pertemuan Secara Keseluruhan

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 4 13

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI GEOMETRI PADA SISWA KELAS II Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 2 14

PENDAHULUAN Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Geometri.

0 4 5

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI NILAI TEMPAT Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Nilai Tempat Di Kelas II Mi Tlawong Sawit Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENGGUNAAN MEDIA ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI NILAI TEMPAT Penggunaan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Nilai Tempat Di Kelas II Mi Tlawong Sawit Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 18

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI Penggunaan Alat Peraga Gambar Untuk Meningkatkan Minat Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini TK Aisyiyah 03 Sroyo Kanten.

0 0 17

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK USIA DINI Penggunaan Alat Peraga Gambar Untuk Meningkatkan Minat Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini TK Aisyiyah 03 Sroyo Kanten.

0 0 14

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRET DENGAN ALAT PERAGA MAYA (VIRTUAL MANIPULATIVE) TERHADAP PENINGKATAN VISUAL THINKING SISWA.

2 13 71

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU

0 2 164

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MATERI PENGUKURAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR PANJANG PADA SISWA SLB B (TUNARUNGU) KELAS D2 (SETARA KELAS 2 SD) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 208