32
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SLB Marganingsih dengan alamat Jalan Raya Tajem, Kregan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta. Pembelajaran yang akan dilaksanakan peneliti di sekolah ini adalah penggunaan alat peraga untuk meningkatkan minat berhitung
siswa dalam pelajaran matematika. Tiga siswa akan membantu peneliti dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai fasilitator yang menyediakan alat peraga serta pengajar dalam proses belajar yang
dibantu oleh guru. Peneliti mengambil materi pengukuran dan penggunaan alat ukur panjang, agar para siswa mampu mengukur dan
membedakan panjang dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari persiapan,
pelaksanaan, dan memperoleh hasil penelitian lalu dianalisis. Observasi sebelum pembelajaran dilakukan sebanyak empat kali. Observasi
sebelum pelajaran dilakukan untuk lebih dekat dengan siswa yang ada di sekolah juga bertanya tentang RPP yang dibuat agar sejalan dengan
kurikulum di sekolah SLB Marganingsih. Observasi dilakukan agar
peneliti mengetahui apa saja kendala siswa saat dalam pelajaran dan peneliti dapat mengenal siswa yang akan membantu dalam penelitian.
2. Observasi Sebelum Pembelajaran
Pada observasi pertama tanggal 16 Februari 2015 peneliti mendatangi SLB Marganingsih dengan alamat Jalan Raya Tajem,
Kregan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta untuk melihat keadaan sekolah. Sekolah ini terdiri dari beberapa jenjang pendidikan
yaitu SDLB, SLPLB, dan SMALB dan sekolah ini terletak jauh dari jalan raya oleh karena itu siswa menjadi tenang dan nyaman dalam
proses belajar. Siswa yang berada di sekolah ini sangat ramah terhadap guru, siswa lain, dan juga terhadap peneliti. Keadaan siswa antar
jenjang pendidikan sangat ramah, mereka bermain bersama tanpa ada perbedaan, saling membantu bila ada siswa yang dalam kesulitan,
contohnya saat ada siswa yang kesehariannya memakai kursi roda banyak siswa yang siap membantu mendorong kursi roda tanpa diminta
pertolongannya. Namun tak dipungkiri ada beberapa siswa yang tiba- tiba menangis, mengamuk, menendang, dan memukul.
Pada observasi kedua 17 Februari 2015 peneliti mengikuti proses belajar mengajar dengan materi penjumlahan kurang dari 10.
Peneliti melihat guru yang mengajar sangatlah sabar, apabila siswa belum mengerti guru membimbing siswa tersebut sampai bisa. Peneliti
juga diberikan kesempatan untuk membantu dalam proses belajar
mengajar, peneliti melihat siswa sangat lamban menerima informasi dari luar, peneliti berulang kali membantu mengerjakan tugas mereka.
Siswa kurang berkonsentrasi saat ada siswa lainnya yang nakal dan ribut. Jadi guru dan peneliti dituntut kesabaran dalam membimbing
siswa SLB. Tanggal 6 Maret 2015 peneliti menanyakan tentang RPP yang
telah dibuat kepada guru kelas. Guru memberi masukan kepada peneliti apa yang kurang dari RPP yang dibuat. Materi juga ditanyakan peneliti
kepada guru agar dapat sesuai dengan pelajaran di SLB. Tanggal 16 Maret 2015 peneliti datang ke sekolah untuk menanyakan jadwal
penelitian, dan menanyakan soal-soal yang akan digunakan. Di sini guru menyarankan agar font size dibesarkan sedikit agar siswa nyaman
untuk membaca soal yang diberikan. Melalui beberapa observasi, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa anak-anak SLB C Marganingsih kelas II tidak diajari keseluruhan materi dan kurikulum yang biasanya diajarkan di SD kelas
II pada umumnya, karena anak tunagrahita mempunyai kemampuan yang kurang dalam mengingat dan mengikuti pelajaran. Jadi sangatlah
cocok apabila SLB C menggunakan alat peraga dan gambar yang nyata dalam pembelajaran terutama pelajaran matematika. Pada dasarnya
siswa SLB menyukai matematika dibandingkan dengan pelajaran lain. Dari hasil observasi, peneliti melihat karakteristik tiap siswa yaitu:
S1 adalah siswa yang ramah dan selalu menyapa apabila bertemu dengan orang baru. S1 sangat cerewet apapun akan ditanyakan
bahkan pertanyaan tersebut akan diulang-ulang. Kemampuan motoriknya sangat kurang dari teman lainnya dan susah diatur.
Tetapi kemampuan mengejanya bagus dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.
S2 adalah siswa yang dewasa, dia dapat ngemong teman yang lainnya dan menurut dengan apa yang diminta guru. Berhitung
adalah hobinya, sehingga S2 senang sekali dengan pelajaran matematika. Dan sangat antusias dalam pelajaran matematika
apalagi dengan menggunakan alat peraga. S3, siswa ini sudah dua bulan tidak mengikuti pelajaran di sekolah.
Guru lalu membujuk S3 untuk berangkat sekolah dengan janji akan diajak piknik oleh guru dan teman-teman. Dalam pelajaran, tulisan
S3 paling bagus dan rapi, tetapi S3 harus dibimbing bila menulis karena sudah lama tidak belajar.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajar di SLB antara lain:
Bahasa yang digunakan harus sederhana, kongkret, dan mudah dipahami oleh siswa.
Pengajar tidak boleh pilih kasih, semua siswa harus diperhatikan. Sabar adalah sifat yang harus ada bila menghadapi anak SLB yang
rewel.
Pengajar harus bertatap muka dengan siswa, agar interaksi berjalan dengan baik.
3. Observasi Pada Waktu Pembelajaran.