Motif dan Disain Batik Tulis Giriloyo

3.3. Motif dan Disain Batik Tulis Giriloyo

Dalam katalog Proyek Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 1996, disebutkan bahwa di DIY paling tidak memiliki lebih dari 400 motif batik, baik motif klasik maupun modern. Beberapa nama ragam hias atau motif batik Yogyakarta antara lain: Parang, Banji, tumbuh-tumbuhan menjalar, tumbuh-tumbuhan air, bunga, satwa, Sido Asih, Keong Renteng, Sido Mukti, Sido Luhur, Semen Mentul, Sapit Urang, Harjuna Manah, Semen Kuncoro, Sekar Asem, Lung Kangkung, Sekar Keben, Sekar Polo, Grageh Waluh, Wahyu Tumurun, Naga Gini, Sekar Manggis, Truntum, Tambal, Grompol, Ratu Ratih, Semen Roma, Mdau Broto, Semen Gedhang, Jalu Mampang dan lain sebagainya. Batik tulis Giriloyo memiliki ciri batik yang halus dan rumit, kelebihan lainnya adalah para pembatik Giriloyo masih mempertahankan teknik membatik bolak-balik pada sisi setiap helai kain, sehingga kain batik dapat digunakan pada dua sisi, proses seperti ini sudah jarang dilakukan oleh pembatik-pembatik lain karena pengerjaannya memakan waktu banyak dan membutuhkan ketekunan, kesabaran serta keahlian yang mendalam. Nilai- nilai kekhasan dan filosofi yang tertuang dalam motif-motif batik tulis Giriloyo adalah motif klasik atau tradisional karena banyak terpengaruh oleh tradisi keraton Mataram. Saat ini para pengrajin batik di Giriloyo sudah cukup banyak melakukan kreativitas dalam pengembangan motif untuk memenuhi dan menarik minat konsumen. Masing-masing motif tersebut memiliki nilai filosofis dan makna sendiri. Makna filosofis yang terkandung dalam motif Batik Tulis Giriloyo antara lain: 1. Sido Asih mengandung makna si pemakai apabila hidup berumah tangga selalu penuh dengan kasih sayang; 2. Sido Mukti mengandung makna apabila dipakai pengantin, hidupnya akan selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan; 3. Sido Mulyo mengandung makna si pemakai hidupnya akan selalu mulia; 4. Sido Luhur mengandung makna si pemakai akan menjadi orang berpangkat yang berbudi pekerti baik dan luhur 5. Truntum mengandung makna cinta yang bersemi; 6. Grompol artinya kumpul atau bersatu, mengandung makna agar segala sesuatu yang baik bisa terkumpul seperti rejeki, kebahagiaan, keturunan, hidup kekeluargaan yang rukun; 7. Tambal mengandung makna menambah segala sesuatu yang kurang. Apabila kain dengan motif tambal ini digunakan untuk menyelimuti orang yang sakit akan sebuh atau sehat kembali sebab menurut anggapan pada orang sakit itu pasti ada sesuatu yang kurang; 8. Ratu Ratih dan Semen Rama melambangkan kesetiaan seorang isteri; 9. Madu Bronto melambangkan asmara yang manis bagaikan madu; 10. Semen Gendhang mengandung makna harapan agar pengantin yang mengenakan kain tersebut lekas mendapat momongan. Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun-temurun sehingga polanya tidak berubah. Berikut adalah gambar pola batik tradisional di Giriloyo: Gambar 4.3 Motif Batik Tulis Tradisional Giriloyo Sido Asih Grompol Sido Mukti Tambal Sido Mulyo Ratu Ratih Sido Luhur Madu Bronto Truntum Semen Gendhang

4. UMKM Batik Tulis yang Menjadi Populasi Sasaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 54 90

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Perbandingan Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penerapan Program Corporate Social Responsibilities (Studi Kasus pada PT. Pelabuhan Indonesia I Medan

8 78 105

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menunjang kinerja UMKM (studi kasus pada sentra industri Kampoeng Batik Laweyan Solo).

3 28 120

Analisis penerapan corporate social responsibility dan hambatan penerapan corporate social responsibility pada UMKM Batik

0 3 162

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam menunjang kinerja UMKM (studi kasus pada sentra industri Kampoeng Batik Laweyan Solo)

3 10 118

Pelaksanaan Bina Lingkungan Dalam Program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (PERSERO) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik).

5 13 92

Pelaksanaan Bina Lingkungan Dalam Program Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) PT. Petrokimia Gresik (PERSERO) (Studi Kasus Tentang Program Kampung Sehat di Kelurahan Lumpur Kabupaten Gresik)

0 0 22

PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY MELALUI PROGRAM KEMITRAAN TELKOM COMMUNITY DEVELOPMENT CENTER SURABAYA TIMUR DALAM PEMBERDAYAAN USAHA KECIL PADA PENGRAJIN BATIK DI JETIS - SIDOARJO SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh G

0 1 21