Berdirinya Paguyuban Batik ini diharapkan mampu menjadi wadah untuk mengatasi problematika para pengrajin sekaligus mengaktualisasikan kembali
eksistensi para pengrajin dan pengusaha batik. Secara resmi Paguyuban Batik Tulis Giriloyo yang berada di Desa Wukirsari berdiri pada tanggal 27 Mei 2007.
Paguyuban Batik tulis ini beranggotakan 12 kelompok batik yang menghimpun sekitar 230 pengrajin batik tulis. Nama-nama kelompok batik tersebut adalah Batik
Bima Sakti Cengkehan, Berkah Lestari, Bima Sakti Karangkulon, Giri Indah, Batik Giriloyo, Sekar Arum, Sekar Kedhaton, Sido Mukti, Sri Kuncoro, Suka Maju,
Sungging Tumpuk, dan Pinggir Gunung.
3.1. Letak Lokasi Batik Tulis di Giriloyo
Batik Tulis Giriloyo merupakan kawasan industri batik serta sentra UMKM kerajinan batik yang berupa lingkungan pedesaan yang berada di
DusunPedukuhan Giriloyo, DesaKelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY. Sebagian besar penduduk desa ini bermata
pencaharian sebagai pengrajin batik tulis. Secara administratif, wilayah industri batik dan sentra UMKM Kerajinan Batik Tulis Giriloyo memiliki
batasan lokasi sebagai berikut:
Sebelah utara : berbatasan dengan Kelurahan Nogosari dan Kelurahan
Karangasem; Sebelah timur
: berbatasan dengan Kelurahan Cengkehan; Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Mangunan; dan
Sebelah barat : berbatasan dengan Desa Girirejo
Lingkup wilayah industri batik serta sentra UMKM kerajinan batik di Giriloyo yaitu pada daerah yang diblok dengan warna putih. Luas area
industri kerajinan batik ini sekitar 75.000 m² atau sebesar 7,5 ha. Berikut ini merupakan gambaran letak lokasi kawasan industri batik dan Sentra UMKM
Batik Tulis Giriloyo Ayu, 2015:
Gambar 4.2 Letak Lokasi Kawasan Industri Batik dan Sentra UMKM Batik Tulis
Giriloyo, Imogiri, Bantul
Sumber: Ayu, 2015:4
3.2. Proses Pembuatan Batik Tulis di Giriloyo
Kata “batik” berarti sepotong kain yang digambar dengan aplikasi lilinmalam panas dengan menggunakan canting, kemudian dicelupkan
kedalam zat pewarna. Teknologi batik bisa dihasilkan dari berbagai bahan putih katun, sutra, atau wol, lilin, pewarna dan proses produksi. Simbolisasi
dalam batik ditampilkan dari warna-warna yang terkandung dalam sebuah
motif. Batik tradisional menggunakan biru gelap atau hitam lambang keabadian, coklat merah lambang kebahagian dan putih lambang hidup.
Warna alam biru atau hitam dihasilkan dari tanaman indigofera yang difermentasi. Warna coklat adalah gabungan dari kulit pohon “tingi” merah,
kulit pohon “jambal” cokelat kemerah-merahan, atau kayu “tegeran” kuning. Warna sistetis untuk batik telah digunakan sejak abad ke-16
bersama dengan teknik cap ditemukan, yang dapat mempercepat proses produksi batik. Proses pembuatan kain batik yang dilakukan oleh pengrajin
Batik tulis di Giriloyo dilakukan dengan beberapa tahap. Tahapan dalam membatik ini membutuhkan proses yang cukup panjang. Disetiap proses
pengerjaannya dilakukan dengan pekerjapengrajin yang berbeda. Misalkan pekerjapengrajin dari proses produksi pada bagian pembuatan pola akan
berbeda dengan yang ada pada bagian pencelupan kain atau pewarnaan kain. Berikut ini adalah delapan proses produksi kain batik secara rinci yaitu foto
proses produksi dapat dilihat pada Lampiran I halaman 146: 1.
Proses Awal Pencucian bahan, penyelorotan dengan tujuan untuk mendapat daya
serap zat warna yang lebih baik, warna yang lebih tajam dan melembutkan bahan, dan menjaga benang dalam keadaan baik.
2. Nyorek mola
Menggambar motif dasar di atas kain dengan menggunakan pensil, sebagai dasar dalam membatik. Terkadang nyorek bisa langsung
dilakukan dengan menggunakancanting di atas permukaan kain.
3. Nyanting
Memasukkan lilin panas menggunakan canting untuk membuat outline nglowong dan diakhiri dengan pembuatan detail isen-isen.
4. Medel I
Mencelupkan kain bermalam di dalam pewarna cair pewarna pertama beberapa kali sampai mendapatkan warna yang diinginkan.
5. Ngerok dan Mbirah
Kelupas malam dari kain dengan alat logam dan bilas dengan air bersih. Keringkan dengan sempurna.
6. Mbironi
Tutupi warna biru dan corak “isen” yang berupa “cecak” atau atau titik- titik dengan lilin panas dengan canting. Proses “ngrining” adalah
beberapa bagian kain yang belum diwarnai diisi dengan motif tertentu. 7.
Medel II Pencelupan kain ke dalam pewarna cair yang kedua untuk mendapatkan
warna-warna lain. 8.
Nglorot Menghilangkan lilin dari kain dengan menggunakan air mendidih,
agar malam yang menutupi motif mudah mengelupas. Bilas dengan air bersih, untuk membersihkan keseluruhan kain.
9. Penjemuran
Angin-anginkan kain hingga kering, sebagai proses akhir dalam membatik.
3.3. Motif dan Disain Batik Tulis Giriloyo