Indonesia Merdeka, Soekarno menjadi Presiden RI pertama. Urusan politik memang menjadi prioritasbagi Soekarno.
B. Bidang Sosial
Masyarakat Ende mempunyai kehidupan sosial yang khas seperti adat istiadat, bahasa dan stratifikasi sosial yang bervariasi.Agama di Kabupaten Ende
sudah ada sejak lama, diperkirakan sejak abad ke 15.Dapat diperkirakan sejak itu pula nilai-nilai agama telah menyatu dengan nilai nilai budaya dan selanjutnya
mempengaruhi dan ikut menyumbang penghayatan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat.
Di masa pengasingannya, Bung Karno sangat dekat dengan masyarakat kecil juga bersahabat dengan para pastor dari lingkungan tarekat Katolik Serikat
Sabda Allah SVD.Beliau mulai menyusun siasat dan strategi baru dengan kharismatiknya mampu mempengaruhi rakyat di pulau ini untuk bangkit dan
berjuang melawan penjajah.Beliau menyusun naskah-naskah tonil atau sandiwara dan dengan bantuan para Misionaris Gereja Katolik yang sekarang menjadi Biara
Santo Yosef Ende dan Gereja Katedral Ende.Sandiwara-sandiwara itu dapat dipentaskan di Gedung Imakulata yang dulunya adalah gedung pertemuan milik
Misionaris SVD.Para pemain sandiwara ini adalah masyarakat Ende. Pada awalnya Bung Karno dan sahabat-sahabatnya berkumpul untuk berbicara tentang
apa saja, sekedar untuk mengusir kesepiannya. Tidak ada diskusi formal tentang politik.Tapi lewat pertemuan-pertemuan yang sederhana ini, Bung karno mulai
mengajar sahabat-sahabatnya
tentang perjuangannya
memerdekakan
Indonesia.Semangat perjuangan ditanamkan dalam hati mereka dan harapan Indonesia merdeka dihidupkan di dalam jiwa mereka
Soekarno menempuh beberapa langkah untuk menciptakan panggung gerakan.Pertama, ia mengadakan pengajian rutin di rumahnya. Dengan cara ini,
Soekarno berhasil mengumpulkan orang. Tak hanya itu, cara itu juga pelan-pelan memangkas jarak yang diciptakan kolonial untuk memisahkan dirinya dengan
massa di sekitarnya.Kedua, Soekarno juga menjalin persahabatan dengan pastor SVD di Ende, yakni P. Johanes Bouma Regional atau pemimpin SVD Region
Sunda Kecil dan P. Gerardus Huijtink Pastor Paroki Ende. Dengan begitu, Soekarno terus mematahkan politik isolasi yang dijalankan oleh Belanda.Ketiga,
Soekarno membentuk kelompok Tonil sandiwara.Para pemainnya adalah rakyat jelata.Sebagian diantara mereka buta-huruf dan tidak bisa berbahasa Indonesia
dengan baik.Bayangkan tingkat kesukarannya, tetapi Soekarno berhasil.Soekarno menamai kelompok sandiwaranya “Kelimoetoe Toneel Club”.
23
Di kelompok sandiwara itu Soekarno bertindak sebagai pelatih, penulis naskah drama, penata
panggung, pembuat iklan pementasan, hingga menjual karcis pertunjukan. Selama pembuangan di Ende, yakni 1934-1938, Soekarno menghasilkan
13 naskah drama. Antara lain: Rahasia Kelimutu dua seri, Tahun 1945, Nggera Ende, Amuk, Rendo, Kutkutbi, Maha Iblis, Anak Jadah, Dokter Setan, Aero
Dinamik, Jula Gubi, dan Siang Hai Rumbai.Melalui sandiwara, Soekarno memasukkan kesadaran-
kesadaran perlawanan. Misalnya, drama “Rahasia Kalimutu” mencoba mengajarkan rakyat untuk tidak percaya takhyul, Atau drama
23
http:history-verny.blogspot.com201207skripsi-fungsi-museum-bung-karno- ende.html.VA__rErgyTY
berjudul “Dokter Setan”, yang diadopsinya dari novel Mary Shelley, Frankenstein, yang mengajarkan bahwa tubuh Indonesia yang sudah tak bernyawa
bisa dibangkitkan dan dihidupkan kembali. “Itu perlambang perjuangan.Sesuatu yang sudah mati bisa hidup kembali.Semangat yang sudah mati bisa hidup
kembali asal ada kerja keras dan keinginan,” kata Soekarno.
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN SOEKARNO DI ENDE BAGI MASYARAKAT
TAHUN 1934-1938
Keberadaan Soekarno di Ende merupakan bagian dari sejarah besar Negara Indonesia.Semangatperlawanan Soekarno menggerakan masyarakat Ende
dan kegigihannya bertahan melawan tekanan kolonialisme.Banyak permasalahan yang terjadi pada Soekarno ketika di asingkan.Soekarno sendiri dengan
pendekatannya mampu membuat masyarakat menjadi lebih berani melawan Belanda, termasuk masyarakat Ende.
A. Bidang Politik
Dari bidang politik dampak keberadaan Soekarno di Ende terlihat Soekarno mengobarkan semangat juangnya memerdekakan bangsa Indonesia dari
penjajah, dan berhasil melakukan kegiatan Politiknya di Ende yang di kenal sebagai “Pancasila”.Ende sangat mempengaruhi Soekarno, karena di Ende-lah
Soekarno “menemukan dan merancang” Pancasila. Secara pribadi, Ende menjadi tempat perkembangan penting dalam diri Soekarno, yaitu perubahan dari manusia
“singa podium” menjadi “ manusia perenung”. Soekarno di Jawa adalah Soekarno “pembakar massa”. Soekarno di Ende adalah Soekarno reflektif, pemikir, lebih
banyak waktu dipakai untuk membaca buku dalam perpustakaan, bertukar pikiran dengan sekelompok padri, yang tidak ada hubungannya dengan gerakan
kebangsaan sebagaimana para misionaris lain di Jawa. Kehidupan rakyat Ende,