Pengaruh Pemikiran Soekarno Tentang Nasionalisme Terhadap
pemikirannya. Dengan adanya kesimpulan Karl Marx, Soekarno menjadi yakin kalau apa yang dilakukannya selama ini tidaklah melenceng dari pemikiran Karl
Marx.Menghayati pengalaman dan keadaan yang seperti itu, tidak heran, jika Soekarno sangat mengunggulkan pemikiran Karl marx. Saat tidak ada lagi yang
bisa mendukung pemikirannya, Karl Marx datang sebagai pencerah sekaligus basis dari semua pemikiran Soekarno.
Dapat disimpulkan bahwa, komunisme yang dulu pernah digagas oleh sang putra fajar ini bukanlah berorientasi pada wilayah keagamaan, tetapi pada
wilayah konstruksi undang-undang sebuah negara. Maka dari itu, Soekarno mengimbanginya dengan islamisme dan nasionalisme.Dalam satu bagian, tidak
salah jika dikata komunisme identik dengan pembantaian dan kejahatan.Akan tetapi di bagian lain, masih banyak kebaikan-kebaikan yang berangkat dari
komunisme.
B.Faktor dari Bidang Sosial
Pada tahun 1930-an Soekarno mulai merumuskan konsepnya yang baru yaitu Marhaenisme. Konsep marhaenisme ini banyak dipengaruhi oleh ajaran Karl
Marx.Teori perjuangan Karl Marx, yang kemudian dikenal dengan Marxisme banyak berpengaruh dalam benak Soekarno dan menginspirasi Soekarno dalam
pemikiran dan tingkah laku politiknya.
Berkaitan dengan istilah Marhaen, John D. Legge mengatakan bahwa istilah itu sudah biasa digunakan sejak 1927. Pendapat yang hampir serupa juga
diungkapkan oleh John Ingleson yang menyebutkan bahwa kata Marhaen adalah suatu kata yang digunakan dalam bahasa Sunda yang digunakan Sarekat Islam
pada akhir 1910-an dan awal 1920- an yang berarti „petani kecil‟. Pendapat yang
bertolak belakang dengan pendapat di atas adalah pendapat yang dinyatakan oleh Bernhard Dahm.Menurut pendapatnya, sampai pada 1930-an istilah Marhaen
belum pernah di dengar.Kata ini mulai tersebar luas ketika Soekarno menggunakannya di dalam pidatonya
yang berjudul “Indonesia Menggugat”. Dalam Indonesia Menggugat, Soekarno secara tajam membedakan Marhaen-nya
dengan konsep proletarnya.
14
Menurut pandangan Soekarno, struktur masyarakat Indonesia belum industrialis seperti di Barat. Bedanya adalah massa Marhaen tidak terdiri dari satu
kelompok saja, tetapi beragam kelompok kecil seperti : petani kecil, pengusaha kecil, buruh kecil, nelayan kecil dan sebagainya yang semuanya kecil, sama-sama
menanggung beban akibat kekejaman imperialisme. Semua rakyat kecil itu dinamai kaum Marhaen.Bahkan Soekarno kemudian secara jujur mengakui bahwa
Marhaenisme yang ia ciptakan adalah Marxisme yang diterapkan di Indonesia, artinya Marxisme yang disesuaikan dengan kondisi dan masyarakat
Indonesia.Dalam perkembangannya Marhaenisme kemudian menjadi dasar perjuangan Partai Nasional Indonesia PNI dan Partindo yang didirikan
Soekarno.Asas Mahaenisme adalah sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi.
15
Sosio-nasionalisme adalah faham yang mengandung faham kebangsaan yang sehat dan berdasarkan perikemanusiaan, persamaan nasib, gotong royong,
hidup kemasyarakatan yang sehat, kerjasama untuk mencapai sama bahagia, tidak
14
Cindy Adams. Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Media Pressindo,2007. hlm. 54-56.
15
Peter Kasendra, Sukarno Muda : Biografi Pemikiran 1926-1933, Jakarta : Komunitas Bambu, 2010, hlm. 48-50.