Rumusan Masalah Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Menurut Soekarno, Nasionalisme, Islam dan Marxisme adalah suatu perjuangan yang luar biasa. Soekarno melihat ketiga hal tersebut ada di Indonesia
menjadi ideologi perjuangan melawan penjajah.Soekarno sangan menyayangkan perselisihan diantara ketiga golongan tersebut dan menekankan perlunya
kerjasama yang erat bagi ketiga golongan tersebut agar cita-cita kemerdekaan dapat diraih.Pada tulisannya yang berjudul Nasionalisme, Islam dan Marxisme,
Soekarno ingin menjadi penengah dan pemersatu diantara ketiga golongan tersebut.Dari uraian-uraiannya Soekarno berusaha menguraikan benang kusut
yang ada diantara ketiga-isme dan meyakinkan kepada semua pihak bahwa dengan persatuan ketiga golongan kaum kolonialis-imperialis di Indonesia bisa
diusir. Diberbagai kesempatan, Soekarno selalu menampilkan dirinya yang nasionalis, sekaligus muslim. Soekarno selalu berusaha mengajak bahwa semua
golongan adalah bagian dari Indonesia dan harus bergotong-royong membangun Negeri.Soekarno mengajak semua pihak yang ada ditanah air ini, apapun
warnanya, muara perjuangan harus untuk kepentingan seluruh bangsa dan Negara Indonesia.
Konsep penyatuan Nasionalisme, Islam dan Marxisme adalah sebuah eksperimen yang luar biasa dari Soekarno untuk Indonesia, tetapi memang itulah
yang dinginkan Soekarno untuk Indonesia.Soekarno berusaha untuk mewujudkan ke-Bhinekaan tiga golongan ini menjadi Tunggal Ika, dalam balutan pertiwi walau
sebenarnya Soekarno sadar bahwa golongan-golongan ini rentan sekali bertikai karena perbedaan pahamnya yang sangat luas.Hal ini sangat menonjol sejak
tulisannya yang
berjudul Nasionalisme,
Islamisme dan
marxisme
diterbitkan.Tulisan ini merupakan pernyataan lebih lanjut dari pemikiran yang pernah dilontarkan Perhimpunan Indonesia PI di negeri Belanda tahun 1923.
Untuk merealisasikan ide tersebut, Soekarno bukan saja terlibat dalam dialog-dialog ideologis, tetapi kemudian mendirikan sebuah partai politik yang
bernama Partai Nasional Indonesia PNI pada tahun 1927 yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia. Gerakan PNI di pimpin oleh tokoh-tokoh, seperti Ir.
Soekarno, Mr. Ali Sastroamijoyo, Mr. Sartono, yang memilikki pengaruh daerah di Indonesia. Pemerintahan kolonial Belanda mengawasi dengan ketat
perkembangan PNI, karena propaganda yang dilakukan oleh Soekarno mendapat dukungan dari masyarakat. Pada akhir tahun 1929 tersiar kabar yang bersifat
provokatif bahwa PNI diduga akan melakukan pemberontakan pada awal tahun 1930. Berdasarkan berita tersebut maka pada tanggal 24 Desember 1929,
Soekarno ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda. Hukuman terhadap pemimpin PNI ini membuat anggota yang aktif dalam keadaan bahaya, atas
pertimbangan tersebut ,maka PNI memutuskan pembubaran dan memecahkan kelompok menjadi dua kubuh yang saling bersaing.
Perbedaan sikap politik Soekarno yang radikal dan revolusioner membuat PNI kemudian pecah menjadi dua, Sartono mendirikan Partai Indonesia Partindo
yang dipimpin oleh Soekarno dan Sjahrir mendirikan PNI-Baru yang dipimpin oleh Moh.Hatta. Bagi Soekarno, Partindo sangat sesuai dengan keinginanya,
karena Partindo memberikan kebebasan dalam kegiatan politiknya sehingga Soekarno memilih masuk Partindo. Inilah istilah Marhaenisme mulai
mendapatkan tempat yang luas.Partindo yang dipimpin oleh Soekarno