Bidang Politik DAMPAK KEBERADAAN SOEKARNO DI ENDE BAGI MASYARAKAT

Rumah sederhana ini jadi awal hidup baru bagiSoekarno.Beliau mulai menyusun siasat dan strategi baru dengan kharismatiknya mampu mempengaruhi rakyat di pulau ini untuk bangkit dan berjuang melawan penjajah. Beliau menyusun naskah-naskah tonil atau sandiwara dan dengan bantuan para Misionaris Gereja Katholik yang sekarang menjadi Biara Santo Yosef Ende dan Gereja Katedral Ende, sandiwara-sandiwara itu dapat dipentaskan di Gedung Imakulata yang dulunya adalah gedung pertemuan milik Misionaris SVD. Para pemain sandiwara ini adalah sahabat-sahabat beliau sendiri yang adalah masyarakat Ende. Pada awalnya Soekarno dan sahabat-sahabatnya berkumpul untuk berbicara tentang apa saja, sekedar untuk mengusir kesepiannya. Tidak ada diskusi formal tentang politik.Tapi lewat pertemuan-pertemuan yang sederhana ini, Soekarno mulai mengajar sahabat-sahabatnya tentang perjuangannya memerdekakan Indonesia.Semangat perjuangan ditanamkan dalam hati mereka dan harapan Indonesia merdeka dihidupkan di dalam jiwa mereka. Hasil dari pertemuan-pertemuan itu ialah lahirnya sebuah perkumpulan sandiwara yang diberi nama “Toneel Club Kelimutu”. Seorang misionaris yang menjadi teman baik Soekarno adalah Pater Huijtink SVD yang adalah pastor dari Belanda.Dari Pater Huijtink inilah Soekarno memperoleh bantuan dalam pementasan drama-dramanya, bahkan salah satu ruang paroki diizinkan sebagai sanggar dan tempat latihan sandiwara olehSoekarno.Dari persahabatannya dengan para misionaris ini, Soekarno bisa memperoleh bahan bacaan dari perpustakaan milik biara.Soekarno juga berdiskusi dengan Pater Huijtink dan para pastor senior lainnya tentang kemerdekaan dan hak asasi manusia yang adalah pola pemikiran bangsa-bangsa Eropa. Diskusi ini dilakukan di pendopo pastoran yang masih ada sampai sekarang, di pendopo ini Soekarno bertukar pikiran dengan para pastor dan berdebat secara terang- terangan.Dari beberapa kali pertemuan dan diskusi ini Soekarno mendapat tambahan pengetahuan dalam merumuskan dasar-dasar negara untuk kemerdekaan Indonesia. Di rumah sederhana yang terletak di Kampung Emburaga ini telah lahir ide-ide cemerlangSoekarno. Pulau Bunga, Kota Ende, Rumah sederhana milik Bapak Haji Abdulah Ambuwaru dan sahabat-sahabatnya selama di Ende serta kehidupan sosial masyarakat Kota Ende telah menjadi kenangan tersendiri bagi Soekarno dan tidak terlepas dari perjalanan sejarah berdirinya bangsa ini. 25 Tanggapan masyarakat terhadap pengasingan Soekarno di Ende pada awalnya memang takut terhadap Soekarno, namun saat disana Soekarno kemudian membuat banyak perubahan bagi masyarakat Ende dan akhirnya disegani oleh masyarakat setempat.Oleh karena itu masyarakat Ende sangat antusis sekali bahwa pengasingan tersebut pada dasarnya dilakukan baik untuk kepentinganbangsa Indonesia juga.Hal tersebut terbukti bahwa sampai saat ini masih banyak kenangan di Ende oleh Soekarno seperti tempat tinggal Soekarno saat itu, patung Soekarno yang sedang duduk.Dalam hal ini berarti mendapatkan respon yang baik dari masyarakat setempat dengan adanya pengasingan Soekarno. 25 http:history-verny.blogspot.com201207skripsi-fungsi-museum-bung-karno- ende.html.VA__rErgyTY