D. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
1. Definisi
KCKT  atau  disebut  juga  HPLC  High  Performance  Liquid Chromatography
adalah teknik analisis kuantitatif  dengan cara  memisahkan dan menganalisis  analit  dari  komponen  lain  dalam  matriks  sampel  dengan  bantuan
kolom  sebagai  fase  diam  dan  cairan  sebagai  fase  gerak  Snyder,  Kirkland,  dan Dolan,  2010.  KCKT  merupakan  teknik  analisis  kuantitatif    yang  paling  banyak
digunakan  untuk  analisis  kuantitatif  obat-obatan,  biomolekul,  polimer,  dan senyawa organik lain Ahuja dan Dong, 2005.
2. Instrumentasi
Mekanisme  kerja  KCKT  adalah  sampel  dimasukan  ke  dalam  tempat injeksi  yang  menuju  kolom  kromatografi.  Fase  gerak  menuju  kolom  dengan
bantuan pompa, zat-zat terlarut akan terpisah karena adanya interaksi yang bebeda antara komponen dalam sampel dengan fase gerak dan fase diam  yang berada di
dalam kolom. Zat-zat terlarut yang sudah terpisah meninggalkan kolom dan akan terdeteksi  oleh  detektor.  Hasil  yang  diperoleh  dari  proses  tersebut  adalah
kromatogram  yang  terdiri  dari  signal  detektor  dan  waktu  Snyder  dkk.,  2010. Instrumetasi dari KCKT terdiri dari beberapa komponen, yaitu wadah fase gerak,
pompa,  tempat  sampel,  kolom,  dan  detektor  seperti  terlihat  pada  gambar  2 Gandjar dan Rohman, 2007.
Gambar 2. Sistem intrumen  pada KCKT Snyder dkk., 2010
a. Wadah  fase  gerak.  Wadah  fase  gerak  harus  bersih  dan  inert.  Fase  gerak
sebelum digunakan harus disaring dan di-degassing terlebih dahulu, dengan tujuan  untuk  menghilangkan  pengotor  dan  gas  yang  dapat  menyumbat
kolom sehingga mengacaukan analisis. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat fase gerak disarankan memiliki kemurnian yang sangat tinggi atau
berstandar KCKT HPLC grade Gandjar dan Rohman, 2007. b.
Fase  gerak.  Fase  gerak  biasanya  terdiri  dari  beberapa  campuran  pelarut sehingga  nantinya  memiliki  daya  elusi  dan  resolusi  yang  diinginkan.  Daya
elusi  dan  resolusi  tersebut  ditentukan  oleh  polaritas  keseluruhan  pelarut, polaritas  fase  diam,  dan  sifat  komponen-komponen  sampel  Snyder  dkk.,
2010. Fase  gerak  yang  digunakan  pada  KCKT  fase  terbalik  HPLC-RP  adalah
fase gerak yang bersifat lebih polar dibanding fase diam. Contoh fase gerak yang  paling  sering  digunakan  dalam  KCKT  fase  terbalik  adalah  campuran
larutan  buffer  dengan  metanol  atau  campuran  air  dengan  asetonitril,  atau campuran metanol dengan asetonitril Gandjar dan Rohman, 2007. Hal-hal
yang  perlu  dipertimbangkan  dalam  pemilihan  fase  gerak,  yaitu  polaritas, kelarutan sampel, stabilitas, pH, dan kompatibilitas antar pelarut. Selain itu,
fase  gerak  harus  dapat  tercampur  dengan  baik  dan  tidak  terdapat  endapan apabila  terdiri  dari  campuran  beberapa  pelarut  Kazakevich  dan  Lobrutto,
2007. c.
Pompa.  Pompa  yang  digunakan  untuk  KCKT  harus  inert  terhadap  fase gerak.  Bahan  yang  umumnya  digunakan  untuk  pompa,  yaitu  gelas  ,  baja
tahan  karat,  teflon,  dan  batu  nilam.  Tujuan  dari  penggunaan  pompa  dalam KCKT adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung
konstan dan reprodusibel, tepat, dan bebas gangguan Snyder dkk., 2010. d.
Kolom.  Kolom  merupakan  bagian  yang  sangat  penting  dalam  pemisahan komponen-komponen  sampel  yang  terdapat  fase  diam  di  dalamnya.
Oktadesilsilan C18 dan oktilsilika C8 merupakan fase diam yang paling banyak  digunakan  karena  mampu  memisahkan  senyawa-senyawa  dengan
kepolaran rendah, sedang maupun tinggi Gandjar dan Rohman, 2007. e.
Detektor.  Detektor  pada  KCKT  digolongkan  menjadi  2  kelompok,  yaitu detektor  universal  misalnya  detektor  indeks  bias  dan  detektor
spektrofotometri massa dan detektor yang spesifik misalnya detektor UV- Vis,  detektor  fluoresensi,  dan  detektor  elektrokimia.  Detektor  yang  paling
sering digunkan adalah detektor UV-Vis. Cara kerja detektor ini didasarkan atas  penyerapan  radiasi  ultraviolet  dan  sinar  tampak  pada  kisaran  panjang
gelombang  190-800  nm  oleh  molekul  yang  memiliki  struktur  atau  gugus kromoforik Snyder dkk., 2010.
E. Validasi Metode Analisis