Validasi metode analisis Uji Keragaman Bobot

2. Validasi metode analisis

Validasi metode analisis menurut United States Pharmacopeia USP adalah serangkaian proses evaluasi yang dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang digunakan akurat, spesifik, reprodusibel dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter-parameter validasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu selektivitas, linieritas, akurasi, dan presisi. a. Selektivitas. Selektivitas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk dapat memisahkan senyawa analit yang dituju secara tepat dan spesifik dari senyawa-senyawa lain pada matrik sampel seperti produk degradasi, komponen matriks, dan pengotor yang menyebabkan ketidakmurnian. Parameter yang dapat digunakan untuk selektivitas adalah nilai resolusi. Menurut Snyder dkk. 2010, suatu metode analisis dikatakan selektif apabila memiliki resolusi ≥ 1,5. Nilai ini menunjukkan pemisahan antara puncak kromatogram sudah terjadi secara sempurna. Nilai resolusi sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel V. Tabel V. Hasil perhitungan resolusi sampel hidroklorotiazid Sampel Resolusi 1 2,702 2 3,206 3 2,694 Nilai resolusi rata-rata 2,867 Tabel V menunjukkan bahwa rata-rata resolusi dari peak hidroklorotiazid dengan peak lain yang terdeka t adalah ≥ 1,5, yaitu 2,867. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan memiliki selektivitas yang baik karena dapat memisahkan senyawa analit dari senyawa-senyawa lain yang ada pada matriks. b. Akurasi. Akurasi merupakan ketepatan metode analisis, yaitu hasil pengukuran yang didapatkan mendekati nilai yang diterima baik nilai sebenarnya, nilai konvensi atau nilai rujukan. Parameter yang digunakan dalam akurasi adalah persen perolehan kembali recovery yang didapat dengan melakukan metode penambahan baku standard additionpada suatu sampel. Penentuan persen perolehan kembali pada penelitin ini dilakukan dengan membuat 4 larutan sampel yang konsentrasinya sama, selanjutnya satu larutan sampel ditambahkan pelarut sampai tanda dan tiga larutan sampel yang lain masing-masing ditambahkan baku dengan 3 level konsentrasi yang berbeda yaitu sebesar 4 µgmL, 6 µgmL dan 8 µgmL. Nilai persen recovery yang diperoleh dapat dilihat pada tabel VI. Menurut Gonzalez dan Herrador 2007, syarat akurasi yang baik adalah memenuhi parameter recovery pada rentang 80-110 untuk p engukuran kadar analit ≤ 10 ppm. Tabel VI. Hasil persen perolehan kembali recovery baku hidroklorotiazid Sampel Kadar rata-rata µgmL Kadar baku terukur µgmL Kosentrasi baku teoritis µgmL recovery Intraday Sampel a non adisi 4,2101 - - - Sampel + adisi 0,004 mgmL 7,9996 3,7895 4 94,74 Sampel + adisi 0,006 mgmL 10,2886 6,0785 6 101,31 Sampel + adisi 0,008 mgmL 12,3035 8,0934 8 101,17 Interday Sampel b non adisi 3,3998 - - - Sampel + adisi 0,004 mgmL 6,7554 3.3556 4 83,89 Sampel + adisi 0,006 mgmL 8,5573 5,1575 6 86,29 Sampel + adisi 0,008 mgmL 10,1133 6,7135 8 83,92 Berdasarkan data tabel VI, persen perolehan kembali yang didapatkan dari hasil pengukuran berada pada kisaran 83,89 sampai 101,31, yang artinya masuk dalam range yang dipersyaratkan. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan memenuhi syarat akurasi yang baik. c. Presisi. Presisi merupakan ukuran keterulangan suatu metode analisis yang dilihat dari kedekatan hasil analisis apabila dilakukan secara berulang kali, dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif RSD atau koefisien variasi KV. Presisi yang dilakukan pada penelitian ini adalah intraday dan interday precision . Parameter yang digunakan dalam mengevaluasi presisi adalah koefisien variasi KV. Penentuan koefisien variasi pada penelitian ini dilakukan pada tiga tingkat kadar sampel yang berbeda yaitu 0,004 mgmL, 0,006mgmL dan 0,008 mgmL. Hasil perhitungan nilai koefisien variasi dapat dilihat pada tabel VII. Berdasarkan tabel VII dapat dilihat bahwa tiap masing-masing konsentrasi sampel baik pada presisi intraday maupun interday telah memenuhi persyaratan koefisien variasi yang baik untuk analit dengan kisaran kadar 10 ppm, yaitu ≤ 11,3 Herrador dan Gonzalez, 2007. Hasil koefisien variasi presisi intraday yang diperoleh secara berturut-turut adalah sebesar 2,33; 1,30; dan 3,59. Nilai koefisien variasi presisi interday yang didapatkan secara berturut-turut adalah sebesar 1,07, 3,5 dan 4,47. Hal ini menunjukkan bahwa KV yang diperoleh memiliki nilai lebih kecil dibandingkan dengan nilai KV yang telah disyaratkan, yaitu ≤ 11,3, maka dapat disimpulkan bahwa metode analisis yang digunakan memiliki presisi yang baik. Tabel VII. Data presisi intraday dan interday n=3 Sampel Konsentrasi Konsentrasi rata-rata mgmL KV Persyaratan KV menurut Horwitz Presisi Intraday Sampel tanpa adisi 4,3443 4,2101 5,25 ≤ 11,3 3,9550 4,3311 Sampel + adisi 0,004 mgmL 8,1029 7,9996 2,33 8,1113 7,7847 Sampel + adisi 0,006 mgmL 10,4463 10,2886 1,30 10,2258 10,1936 Sampel + adisi 0,008 mgmL 12,5344 12,3035 3,59 12,5816 11,7946 Presisi Interday Sampel tanpa adisi 3,5460 3,3998 4,13 3,3868 3,2665 Sampel + adisi 0,004 mgmL 6,8191 6,7554 1,07 6,6770 6,7700 Sampel + adisi 0,006 mgmL 8,6406 8,5573 3,50 8,8412 8,2502 Sampel + adisi 0,008 mgmL 9,9730 10,1133 4,47 10,6189 9,7481 d. Linearitas. Linieritas merupakan kemampuan suatu metode analisis untuk mendapatkan hasil maupun respon yang proporsional terhadap kadar analit di dalam sampel. Parameter yang digunakan dalam menentukan linieritas adalah koefisien korelasi r. Menurut Chan dkk. 2010, suatu metode analisis dikatakan linear apabila memiliki memenuhi persyaratan nilai koefisien korelasi r ≥ 0,99. Hasil yang diperoleh dari pengukuran diperoleh dari kurva baku dengan koefisien korelasi sebesar 0,9995, sehingga telah memenuhi persyaratan yang ditentukan yaitu r ≥ 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis yang digunakan memiliki linieritas yang baik sehingga hasil yang didapatkan proporsional terhadap kadar analit di dalam sampel.

3. Penetapan kadar dan uji keseragaman kandungan hidroklorotiazid