Nilai koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus: KV =   × 100.................................................................3
Keterangan:
s
= Resolusi =Rata-rata
3. Uji keseragaman kandungan
Hasil  yang  diperoleh  pada  uji  keseragaman  kadar  menggunakan  KCKT adalah  berupa  nilai  Area  Under  Curve  AUC.  Kadar  hidroklorotiazid  dalam
sampel  pulveres  ditentukan  dengan  memasukkan  nilai  AUC  sampel  yang diperoleh kedalam persamaan kurva baku. Keseragaman kandungan ditentukan
menggunakan aturan yang tertera pada Farmakope Indonesia IV 1995, untuk senyawa  hidroklorotiazid  tidak  boleh  kurang  dari  90  dan  tidak  boleh  lebih
dari  110  dari  yang  tertera  pada  label  klaim  etiket.  Apabila  terdapat  satu sampel  yang  berada  diluar  rentang  maka  seluruh  sampel  pulveres  yang  diuji
dianggap tidak seragam.
4. Uji kadar air
Parameter  yang  diperoleh  dari  uji  kadar  air  adalah  nilai    moisture content.
Nilai  moisture sediaan pulveres diperoleh dari selisih bobot sampel pulveres  sebelum  dilakukan  pemanasan  dan  setelah  pemanasan,  bobot  yang
hilang  selama  pemanasan  diasumsikan  adalah  kadar  air  yang  terdapat  dalam pulveres. Waktu penyimpanan dilakukan sesuai yang tertera pada resep, yaitu 9
hari.
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji  kualitas  sediaan  racikan  pulveres  mengandung  zat  aktif hidroklorotiazid  di  apotek  x  dapat  dilakukan  dengan  berbagai  parameter
pengujian,  yaitu  uji  keragaman  bobot  menggunakan  neraca  analitik,  uji keseragaman kadar dengan menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi
KCKT fase terbalik, dan uji kadar air dengan menggunakan moisture analyzer.
A. Uji Keragaman Bobot
Uji  keragaman  bobot  dilakukan  pada  seluruh  bungkus  pulveres  yang dijadikan  sampel.  Tujuan  dilakukan  uji  keragaman  bobot  adalah  untuk  melihat
salah satu parameter kualitas pulveres, yaitu seragam dalam bobot. Uji keragaman bobot  juga  dapat  digunakan  sebagai  tahap  awal  identifikasi  keseragaman
kandungan dari sampel pulveres. Bobot isi  pulveres diperoleh berdasarkan selisih nilai bobot pulveres total dikurangi bobot bungkusnya.
Keragaman  bobot  dilakukan  dengan  cara  menghitung  nilai  koefisien variasi  KV.  Menurut  Anief  1990,  nilai  koefisien  variasi  atau  penyimpangan
bobot pulveres tidak boleh lebih besar dari 10. Hasil uji keragaman bobot dapat dilihat pada tabel III.