penggunaan  obat  irasional  karena  penggunaan  obat  polifarmasi  tidak  mudah diketahui oleh pasien Wiedyaningsih, 2013.
Sediaan  racikan  pulveres  dikatakan  memiliki  kualitas  yang  baik  apabila memenuhi  persyaratan  yaitu  kering,  halus,  homogen,  seragam  dalam  bobot,  dan
seragam dalam zat yang terkandung Syamsuni, 2005.
B. Uji Kualitas Pulveres
1. Uji keragaman bobot
Uji  keragaman  bobot  sediaan  dosis  tunggal  dapat  digunakan  untuk penentuan  variasi  bobot  dan  nilai  keseragaman  kandungan  Kupiec,  Vu,  dan
Branscum,  2008.  Persyaratan  keragaman  bobot  dapat  diterapkan  pada  produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50 atau lebih dari
bobot  suatu  sediaan  dan  dapat  diterapkan  pada  sediaan  padat  termasuk  sediaan padat  steril  tanpa  mengandung  zat  aktif  atau  inaktif  yang  ditambahkan  Depkes
RI, 1995. Penyimpangan bobot  masing-masing  bungkus pulveres terhadap  yang lain adalah tidak boleh lebih dari 10 Anief, 1990.
Baik  keragaman  bobot  maupun  keseragaman  kandungan  zat  aktif  akan berpengaruh  pada  keseragaman  dosis  atau  variasi  dosis  Aulton  dan  Taylor,
2013.  Uji  keragaman  bobot  dilakukan  sebagai  tahap  awal  identifikasi  untuk mengetahui  keseragaman  kandungan  dari  sampel  pulveres  Darmawan,  2012.
Bobot  pulveres  yang  bervariasi  dapat  berpengaruh  pada  efikasi  dan  dapat menyebabkan toksisitas pada obat yang memiliki indeks terapi sempit  Tahaineh
dan Gharaibeh, 2012.
2. Uji keseragaman kandungan
Uji  keseragaman  kandungan  adalah  uji  yang  dirancang  USP  untuk menjamin  homogenitas  zat  aktif  tiap  unit  bentuk  sediaan  obat,  yang  mana
kandungan zat aktif tiap unit pengukuran harus berada pada rentang 85-115 dari label  klaim  Banker  dan  Rhodes,  2002.  Persyaratan  keseragaman  kandungan
dapat diterapkan pada semua bentuk sediaan. Persyaratan keseragaman kandungan apabila kandungan zat aktif terdapat dalam jumlah kecil yaitu kurang dari 50 mg
atau kurang dari 50 bobot sediaan Depkes RI, 1995. Keseragaman  kandungan  suatu  sediaan  obat  dapat  dipengaruhi  oleh
beberapa faktor, seperti berat jenis density, ukuran partikel, dan bentuk partikel. Pengujian  keseragaman  kandungan  biasanya  menggunakan  metode  KCKT
Huynh-Ba, 2009. Uji keseragaman kandungan dapat menjamin kualitas, presisi, dan  standar  keselamatan  dari  suatu  bentuk  sediaan  obat  Kupiec  dkk.,  2008.
Menurut  Farmakope  Indonesia  IV  1995,  tablet  hidroklorotiazid  mengandung hidroklorotiazid  C
7
H
8
ClN
3
O
4
S
2
tidak  kurang  dari  90,0  dan  tidak  lebih  dari 110,0 dari jumlah yang tertera pada etiket.
3. Uji kadar air