4. Koordinasi sekuriti 2.7 85
5. Koordinasi bidang teknik 2.73 86
6. Pelatihan 2.81 90
7. Inspeksi 2.74 87
8. Limbah dan polusi 2.76 88
9. Akses jalan 2.46 73
Sumber : data kuisioner diolah
Setelah kategori dari kinerja implementasi program K3 diketahui, dimana berkategori kuning dan diketahuinya kategori kecelakaan kerja yang berkategori
kuning, dapat ditentukan level tingkat implementasi program K3 pada sub-bab dibawah ini.
4.3. Penentuan Tingkat Level Implementasi Program K3
Untuk menentukan level tingkat implementasi program K3, digunakan acuan tabel 2.3. Telah ditentukan pada sub bab sebelumnya bahwa tingkat
implementasi program K3 termasuk pada kategori KUNING, tapi untuk implementasi penggunaan APD masih berwarna kuning. Dan tingkat kecelakaan
kerja termasuk dalam kategori KUNING, maka dapat dipetakan pada Gambar 4.1
seperti dibawah ini.
TINGKAT IMPLEMENTASI HIJAU
KUNING MERAH
HI JA
U
Level 1 aman nyaman
Level 2 cukup aman
Level 4 rawan
KU NI
NG
Gambar 4.1 Peta Tingkat Implementasi – Kecelakaan
Level 2 cukup aman
Level 3 hati- hati
Level 5 berbahaya
TING KAT KE
CEL A
KAAN
M E
RA H
Level 4 rawan
Level 5 berbahaya
Level 6 sangat
berbahaya
TING KATKA
N P ENGONT
R OLA
N DAN
KESES UAIAN P
R OSEDUR
S U
P ER
VI SI
PERBAIKI PROGRAM IMPLEMENTASI PROSES
Dapat disimpulkan bahwa level tingkat implementasi program K3 di PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA berada pada level 3 hati -
hati, tetapi hal ini masih belum maksimal karena belum mencapai level 1 aman dan nyaman. Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada beberapa aspek yang
perlu diperbaiki dan ditingkatkan yaitu pada kesadaraan perilaku dari karyawan serta kebijakan perusahaan dalam implementasi penggunaan APD Alat Pelindung
Diri. Dengan meningkatkan kesadaraan perilaku dari karyawan serta kebijakan perusahaan dalam implementasi penggunaan APD Alat Pelindung Diri
memungkinkan dapat menekan tingkat kecelakaan yang terjadi diperusahaan.
4.4. Identifikasi dan Pengkategorian Hazards
Identifikasi sumber bahaya hazards dilakukan dengan cara pengamatan langsung observasi terhadap sumber – sumber bahaya yang tampak bahaya
fisik, mekanis, kimia, ergonomi, dan lingkungan sekitar maupun bahaya yang tidak tampak bahaya tingkah laku di PT. DHARMA SATYA NUSANTARA
SURABAYA. dan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan serta pihak SHE Safety Healthy Environment.
Tabel 4.10 Identifikasi Resiko Kerugian Yang Ditimbulkan
No. Jenis
Bahaya Sumber Bahaya
Identifikasi Bahaya Resiko Yang Mungkin Terjadi
Penyebab Sev. Prob.
Risk level
1. Bahaya
ergonomis dan
lingkungan sekitar
Mengangkat menurunkan benda berat
manual Repetitive injury back,
tertimpa barang benda Mengangkat barang terlalu berat dan frekuensi
yang sering 2 3 6
2. Bahaya
kimia Pencucian dengan
cairan oxalid Resiko pekerja mengalami gatal-gatal, alergi
pada kulit dan bau yang tidak sedap Tidak menggunakan APD glove,
masker, tidak mematuhi SOP
1 2 2 3.
Bahaya mekanis
Pengoperasian mesin cross cut
Tangan masuk kedalam mesin resikonya luka sobek pada tangannya atau bahkan putus jari
pada tangannya, pernafasan terganggu akibat debu dari pemotongan kayu, iritasi pada mata
Tidak menggunakan APD glove, masker,
tidak mematuhi SOP, keahlian kurang 4 3 12
4. Bahaya
mekanis Pengoperasian mesin
MRS Resiko terjadinya out put bahan masuk
kembali sehingga menimbulkan gesekan Tidak mentaati SOP, kurang
keahlianpengalaman 3 3 9
5. Bahaya
mekanis Pengoperasian mesin
glue spader Resiko pekerja mengalami luka sobek pada
tangan Tidak menggunakan APD glove, Tidak
mentaati SOP, kurang keahlianpengalaman 2 3 6
6. Bahaya
mekanis Pengoperasian mesin
painting Brush,Infra red,Filler,UV
Resiko terganggunya pernafasan, pusing dan gangguan iritasi pada kulit,
Tidak menggunakan APD glove, masker,
tidak mematuhi SOP 1 2 2
7. Bahaya
mekanis dan lingkungan
sekitar Pengoperasian Forklift
FLT Resiko pekerja tertabrak FLT, resiko tabrakan
antar FLT, resiko tabrakan FLT dengan rak, resiko pekerja driver tertimpa barang.
Perlengkapan sign safety belt, alarm, rotary lamp
,dll FLT tidak berfungsi baik, driver tidak mampu mengontrol kecepatan, self
awareness driver yang kurang, kemungkinan
FLT menabrak tiang penyangga barang 2 3 6
8. Bahaya fisik,
kimia dan lingkungan
sekitar Membersihkan gudang
Resiko pekerja tertabrak forklift, resiko pekerja terkontaminasi debu, resiko pekerja
terkena material sisa pemotongan kayu ,dll Self awareness driver
kurang, pekerja tidak memperhatikan alarm Forklift, pekerja tidak
memakai APD masker, glove, sepatu 1 2 2
9. Bahaya fisik
dan mekanis Perbaikan mesin
Resiko terganggunya indera pendengaran, resiko pekerja terkena sharp hand tools, resiko
terjerat oleh mesin yang berputar, resiko akan ledakan compressed air hazards, resiko
kontak dengan benda panas Lingkungan kerja bising work in high noise
level , kemungkinan pekerja tidak memakai
APD ear plug, glove, eye glasses, kemungkinan pekerja tidak mematuhi SOP
2 3 6
Sumber : Data sekunder PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya
Contoh Perhitungan Risk Level A.
Pada bahaya ergonomis terdapat gangguan kerja yang diakibatkan mengangkatmenurunkan benda dengan cara manual yang mengakibatkan
tertimpa barang dan sakit pada tulang belakang. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah penggunaan kereta atau forklift yang memiliki tingkat
Severity “2 ”. Akan tetapi mungkin terjadi dengan segera atau dalam jangka
waktu yang singkat, sehingga pada probability berada pada kategori “ 3 ”. Sehingga akan didapat nilai risk level dari tabel di bawah ini :
Tabel 4.13. Matriks Risk Assessment
P
robability Severity
5 4
3 2
1
Catastropic 5
25 20 15
10 5
Fatal 4
20 16 12 8 4
Mayor 3
15 12 10
6 3
Minor 2
10 8 6 4 2
Incidental 1
5 4 3 2 1
Sumber Reff : Industrial and Health Management, Asfahl, Ray. C, 1999
Keterangan Severity:
1. Incidental:
Kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan ringan tindakan P3K dan tidak menyebabkan hari hilang.
2. Minor:
Kecelakaan yang mengakibatkan luka dan hari hilang kurang dari 2x24 jam
3. Mayor:
Kecelakaan yang mengakibatkan luka dan hilangnya hari kerja lebih dari 2x24 jam
4. Fatal:
Kecelakaan yang mengakibatkan cacat sebagianseluruh tubuh 5.
Catasthropic: Kecelakaan yang mengakibatkan kematian
Probability:
1. Jarang terjadi: Kemungkinan terjadinya kecelakaan kurang dari 10 tahun
sekali. 2.
Kecil kemungkinan terjadi: Kemungkinan terjadinya kecelakaan terjadi 5 – 10 tahun.
3. Mungkin dapat terjadi: Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 – 5 tahun.
4. Cenderung untuk terjadi: Paparan terhadap keadaan berbahaya tidak terus-
menerus setiap bulan. 5.
Hampir pasti akan terjadi: Paparan terhadap keadaan berbahaya dialami terus-menerus.
Dari kegiatan identifikasi resiko ini didapatkan beberapa aktifitas yang berpotensi menimbulkan kerugian seperti proses mengangkat atau
menurunkan benda atau barang menggunakan tenaga manusia manual, Disini, identifikasi bahaya yang tampak adalah resiko terkena back injury sakit pada
tulang belakang. Posisi mengangkat atau menurunkan misalnya yang ada digudang atau area packing yang tidak nyaman karena terlalu membungkuk dan
dilakukan secara berulang–ulang repetitive ditambah lagi beban yang kemungkinan besar dapat menyebabkan terjadinya back injury pada saat
mengangkat kadang terlalu berat, sehingga kemungkinan besar dapat
menyebabkan terjadinya repetitive back injury pada pekerja. Solusi alternatifnya
dengan penggunaan alat mekanis yang dapat bergerak naik turun adjustable misalkan handlift untuk membantu operator agar dapat bekerja dengan nyaman,
sehingga dapat mengurangi beban pekerja dalam bekerja. Memasukkan prosedur kedalam manual hand book mengenai tata cara mengangkat atau menurunkan
barang berat. Oleh karena itu nilai severity dari sumber bahaya ini 2 minor dan nilai dari probability-nya adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena aktivitas ini
dilakukan pekerja secara rutin, kemungkinan terjadi bila aktivitas ini dilakukan terus menerus. Selanjutnya risk level dihitung dengan cara mengalikan antara
severity dan probability. Hasil perangkingan hazards identifikasi resiko secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.10 diatas. Resiko lain yang dapat diidentifikasi adalah pencucian kayu yang sudah
direbus untuk membersihkan getahnya dengan menggunakan cairan oxalid dimana operator harus berhati-hati terhadap cairan oxalid karena jika tidak, maka
kulit pada tangan bisa iritasi terkena cairan tersebut. Oleh karena itu nilai dari severity
dari sumber bahaya hazards ini dikategorikan 1 incidental. Dan nilai dari probability adalah 2 kecil kemungkinan terjadi, bila karyawan mematuhi
prosedur dalam hal penggunaan APD, seperti menggunakan masker dan sarung tangan untuk mengurangi resiko akan terkontaminasi cairan tersebut.
pengoperasian mesin cross cut dimana operator harus tetap fokus terhadap kayu yang akan dipotong dan dimasukkan kedalam mesin ini, karena jika tidak
tangan bisa masuk kedalam mesin cross cut. Oleh karena itu nilai severity dari sumber bahaya ini 4 fatal, karena bila kecelakaan ini terjadi dapat
mengakibatkan luka bahkan cacat sebagian tubuh serta hilangnya hari kerja pada karyawan dan nilai dari probability-nya adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena
aktivitas ini dilakukan pekerja secara rutin, maka solusinya adalah pekerja harus fokus dan berpengalaman.
pengoperasian mesin painting Brush,Infra red,Filler,UV dimana operator harus tetap fokus dan berhati-hati terhadap pewarnaan kayu, pengeringan dengan
infra red dan UV, karena bau yang ditimbulkan sangat menyengat, jika tidak maka pekerja akan terganggu pernafasannya dan terjadi sesak nafas. Oleh karena itu
nilai dari severity dari sumber bahaya hazards ini dikategorikan 1 incidental. Dan nilai dari probability adalah 2 kecil kemungkinan terjadi, bila karyawan
mematuhi prosedur dalam hal penggunaan APD, seperti menggunakan masker dan sarung tangan untuk mengurangi resiko gangguan pernafasan.
Pengoperasian mesin glue spader dimana pekerja dituntut untuk fokus karena ini menentukan hasil out put kayu. Oleh karena itu severity dari sumber
bahaya ini adalah 2 minor, karena bila kecelakaan ini terjadi dapat mengakibatkan luka serta hilangnya hari kerja pada karyawan dan nilai
probability nya adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena menurut pengalaman
karyawan dan pihak Safety Healthy Environment sering terjadi kecelakaan ringan didaerah gudang tersebut.
Membersihkan gudang juga tergolong kegiatan yang mengandung bahaya, karena resiko terkontaminasi debu kemungkinan besar sekali, serta bila karyawan
tidak hati-hati dapat terkena paku pada pallet atau resiko tertabrak FLTforklift bila tidak memperhatikan lalu lintas dari FLT. Oleh karena itu nilai dari severity
dari sumber bahaya hazards ini dikategorikan 1 incidental. Dan nilai dari probability
adalah 2 kecil kemungkinan terjadi, bila karyawan mematuhi prosedur dalam hal penggunaan APD, seperti menggunakan masker untuk
mengurangi resiko akan terkontaminasi debu, menggunakan safety shoes untuk mengantisipasi bahaya dari paku atau tertimpa benda berat, memakai sarung
tangan. Aktifitas diperusahaan tidak hanya proses produksi saja melainkan juga
aktifitas repair dan maintenance. Aktifitas perbaikan mesin sebagai salah satu aktifitas repair dan maintenance juga beresiko menimbulkan kecelakaan seperti
cahaya las yang silau mengenai mata, asap dari las dapat mengganggu pernafasan, tersengat listrik, terpapar benda panas, terkena sharp hand tools. Kecelakaan ini
ini bisa terjadi karena operator tidak menggunakan APD seperti eye glasses, glove,
serta masker. Namun kecelakaan ini tidak sampai menyebabkan hilangnya hari kerja dan menurut data kecelakaan dan penuturan dari pihak Healthy Safety
kecelakaan seperti ini jarang terjadi. Oleh karenanya perbaikan mesin kategori severity-
nya adalah 2 dan kategori probability-nya adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena kegiatan ini dilakukan secara rutin bagi operator.
4.5. Analisa dan Pembahasan