4.5.3. Analisa Penentuan Level Tingkat Implementasi Program K3
Telah ditentukan pada bab sebelumnya bahwa kategori tingkat implementasi program K3 adalah KUNING dan kategori kecelakaan kerja adalah
KUNING, maka berdasar gambar 2.3. level tingkat implementasi program K3 di PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA berada pada level 3 hati-
hati. Dapat dilihat pada gambar 2.3. level ini mengindikasikan bahwa proses implementasi belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena tingkat
implementasi masih berada pada kategori KUNING. Namun demikian ada yang masih perlu dibenahi pada program penggunaan APD yang selama ini menjadi
sumber kecelakaan.
4.5.4. Analisa dari Identifikasi dan Pengkategorian Hazards
Identifikasi sumber bahaya hazards dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung observasi terhadap sumber – sumber bahaya yang tampak
bahaya fisik, mekanis, kimia, ergonomi, dan lingkungan sekitar maupun bahaya yang tidak tampak bahaya tingkah laku di PT. DHARMA SATYA
NUSANTARA SURABAYA. dan melakukan wawancara dengan beberapa karyawan serta pihak SHE Safety Healthy Environment.
Hazards yang telah diidentifikasi kemudian dikategorikan dengan
menggunakan acuan gambar 2.3. .Parameter yang digunakan untuk menentukan kategori dari suatu hazards adalah severity luas dampak yang ditimbulkan dan
probability peluang terjadinya kecelakaan.
Dari penilaian tersebut didapatkan sumber bahaya hazards yang termasuk dalam kategori high risk beresiko tinggi ada 1 satu yaitu kegiatan
mengoperasikan mesin Cross Cut. Mengoperasikan cross cut dikategorikan beresiko tinggi karena diantara semua mesin yang dimiliki PT. DHARMA
SATYA NUSANTARA. mesin cross cut yang paling rawan kecelakaan dan setiap operator yang mengoperasikan mesin ini dituntut untuk lebih fokus terhadap
pekerjaan di stasiun ini karena jika tidak fokus dan tidak mematuhi standart operasi prosedur dapat mengakibatkan luka pada tangan operator yang
mengoperasikannya serta dampaknya yang dapat menimbulkan kecelakaan fatal yaitu luka pada tangan bahkan bisa mengakibatkan kecacatan sebagian tubuh.
Oleh karena itu nilai dari severity dari sumber bahaya hazards ini dikategorikan Fatal
dapat menyebabkan kecacatan. Dan nilai dari probability adalah 3 mungkin dapat terjadi, karena pada sisi-sisi mesin cross cut tidak dilengkapi cara-cara
pengoperasiannya sehingga setiap operator yang akan mengoperasikannya harus melakukan training terlebih dahulu agar dapat mengerti akan bahayanya mesin
tersebut dan dapat mengoperasikannya secara maksimal dan juga hati-hati. Karena memiliki probability mungkin dapat terjadi maka sumber bahaya hazards ini
dikategorikan beresiko tinggi high risk, karena nilai risk levelnya-nya 12. Pencegahan lain yang telah dilakukan yaitu dengan memasang tanda peringatan
bahaya, seperti bahaya ledakan. Namun secara umum interaksi dengan mesin-mesin, peralatan produksi
dan lingkungan sekitar beresiko timbulnya kecelakaan kerja. Bentuk kecelakaan kerja yang secara umum bisa berupa terluka, terjepit, keracunan gas, tergores,
terpotong pisau, tersengat listrik, terpeleset, kurangnya indera pendengaran maupun penglihatan, bahkan paling fatal kematian dan lain-lain. Pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan menginstruksikan kehati-hatian dalam bekerja, serta berdisiplin tinggi. Metode pencegahan lain adalah berasal dari pekerja
sendiri. Saat mengikuti training, pekerja harus memperhatikan simulasi “bekerja dengan baik” secara sungguh-sungguh saat terjun dilapanganbekerja sehingga
mereka mengerti akan karakteristik mesin atau lingkunan yang dihadapi. Serta menjalankan SOP Standart Operating Procedure akan dapat meminimalkan
bahkan menghilangkan kecelakaan kerja untuk mewujudkan program dari zero accident
. Solusi pencegahan dari sumber-sumber bahaya yang telah diidentifikasi kemudian diambil beberapa tindakan pencegahan, agar tidak sampai terjadi dan
mengakibatkan kecelakaan. Solusi dari tindakan pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tebel 4.11. Upaya Tindakan Pecegahan Terhadap Sumber Bahaya No.
Sumber Bahaya Identifikasi Bahaya Resiko
Yang Mungkin Terjadi Upaya Tindakan Pencegahan
1. Mengangkat
menurunkan benda berat manual
Repetitive injury back, tertimpa
barang benda Training “material handling”,
penggunaan sarung tangan, SOP 2.
Pencucian dengan cairan oxalid
Resiko pekerja mengalami gatal-gatal, alergi pada kulit dan
bau yang tidak sedap Training produksi, SOP,
Penggunaan APD , glove, masker
3. Pengoperasian
mesin cross cut Tangan masuk kedalam mesin
resikonya luka sobek pada tangannya atau bahkan putus
jari pada tangannya, pernafasan terganggu akibat debu dari
pemotongan kayu, iritasi pada mata
Training produksi, Penggunaan APD sarung tangan
4. Pengoperasian
mesin MRS Resiko terjadinya out put bahan
masuk kembali sehingga menimbulkan gesekan
Training produksi, SOP, Penggunaan APD , glove,
masker 5.
Pengoperasian mesin glue spader
Resiko pekerja mengalami luka sobek pada tangan
Training produksi, SOP, Penggunaan APD sarung tangan
6. Pengoperasian
mesin painting Brush,Infra
red,Filler,UV Resiko terganggunya
pernafasan, pusing dan gangguan iritasi pada kulit,
Training produksi, SOP, Penggunaan APD masker,
penempatan operator yang sudah berpengalaman
7. Pengoperasian
Forklift FLT Resiko pekerja tertabrak FLT,
resiko tabrakan antar FLT, resiko tabrakan FLT dengan
rak, resiko pekerja driver tertimpa barang.
Training “Operating FLT”, SOP, safety belt, helmet, safety shoes,
alarm, rotary lamp and sign
8. Membersihkan
gudang Resiko pekerja tertabrak
forklift, resiko pekerja terkontaminasi debu, resiko
pekerja terkena material sisa pemotongan kayu ,dll
Training “material handling”, Penggunaan APD sarung tangan,
safety shoes , SOP
9. Perbaikan mesin
Resiko terganggunya indera pendengaran, resiko pekerja
terkena sharp hand tools, resiko terjerat oleh mesin yang
berputar, resiko akan ledakan compressed air hazards,
resiko kontak dengan benda panas
Persiapkan alat kerja yang dibutuhkan, gunakan hand tools
dengan benar, gunakan APD dengan benar, matikan mesin bila
perlu, SOP Sumber : data sekunder PT. Dharma Satya Nusantara Surabaya
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data – data dan analisa pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Identifikasi kecelakaan kerja di bagian flooring :
- Sakit pada tulang belakang terjadi saat mengangkat dan menurunkan
barang, hal ini sering dijumpai di area packing, karena sebagian area packing didominasi perempuan sehingga pekerjaan kurang maksimal.
- Iritasi pada kulit terjadi saat pengambilan rebusan kayu tiris karena dalam
pencucian terdapat campuran oxalid zat kimia untuk menghilangkan getah pada kayu.
- Luka sobek bahkan cacat sebagian tubuh terjadi pada saat memotong kayu.
Hal ini disebabkan pekerja kurang fokus terhadap apa yang dikerjakan. -
Sesak nafas terjadi di area mesin painting, karena dalam mesin painting kayu yang sudah finishing akan dimasukkan ke mesin cat kemudian
diteruskan pengeringan dengan infra red dan UV, dan diarea ini bau yang ditimbulkan mengandung asam.
2. Pencapaian Tingkat keberhasilan implementasi program K3 di PT Dharma
Satya Nusantara Surabaya sebesar 84 , sehingga termasuk dalam kategori
kuning berada pada range 60 - 84 . Yang berarti bahwa pencapaian dari
tingkat keberhasilan implementasi program K3 masih belum mencapai target yang maksimal.
Level Implementasi program K3 – tingkat kecelakaan di PT. Dharma
Satya Nusantara Surabaya berada pada level 3 hati-hati . Level ini
mengindikasikan bahwa proses implementasi kurang baik karena tingkat implementasi berada pada kategori kuning sehingga level implementasi
program K3 masih perlu diperhatikan lagi. Untuk upaya pencegahan sebaiknya dilakukan training sebelum
memulai kerja dan pemberitahuan akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja tetap dipertahankan meskipun pekerja sering lalai dalam bekerja.
Hendaknya melakukan upaya pencegahan secara preventif dan pengendalian yang tepat terhadap setiap sumber bahaya hazards yang telah
diidentifikasi pada penelitian ini, dengan prioritas pada sumber bahaya hazards yang mendapat rangking tertinggi, yaitu pengoperasian mesin
crosscut. Sebaiknya disekitar mesin cross cut diberi wacana untuk penggunaan APD, begitu halnya dengan area-area yang lain. Apabila sudah tertera
hendaknya tempat itu tidak jauh dari operator dan dapat dibaca dengan jelas.
5.2. Saran
Setelah melakukan penelitian di PT. DHARMA SATYA NUSANTARA SURABAYA, maka saran yang dapat diberikan adalah :
1. - Sebaiknya diarea packing ada forklift yang mengangkut barang meskipun