2.3.1 Prinsip Pengomposan
Menurut SNI 19-7030-2004 prinsip pengomposan adalah menurunkan rasio CN bahan organik hingga sama dengan rasio CN tanah yaitu sekitar 10 -12.
Bahan organik tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman karena kandungan CN dalam bahan relatif tinggi atatu tidak sama dengan kandungan
CN tanah. Karena itu perlu dilakukan proses pengomposan untuk menurunkan rasio CN bahan organik tersebut sehingga bahan organik tersebut dapat diserap
oleh tanaman Dalam proses pengomposan terjadi perubahan : Karbohidrat, selullosa, hemiselullosa, dan lignin menjadi CO
2
dan H
2
a. Zat putih telur protein menjadi amonia, CO
O
2
dan H
2
b. Peruraian senyawa organik yang dapat diserap oleh tanaman
O
Dengan perubahan tersebut, maka kadar karbohidrat akan hilang dan senyawa N yang larut amonia meningkat, sehingga CN akan turun mendekati CN tanah.
2.3.2 Jenis Pengomposan
Menurut Pradana 2008 ada dua mekanisme proses pengomposan, yakni pengomposan secara aerobik dan anaerobik. Kedua proses pengomposan ini
dibedakan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas. a. Pengomposan secara Aerobik
Pada proses pengomposan secara aerob, oksigen mutlak dibutuhkan. Mikrorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan membutuhkan oksigen
dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, fosfor, belerang dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma sel
tubuhnya. Proses perombakan bahan organik secara aerobik akan menghasilkan
humus, karbondioksida, air dan energi. Beberapa bagian energinya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme, dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk
panas. b. Pengomposan secara Anaerobik
Proses pengomposan anaerobik berjalan tanpa adanya oksigen, proses ini melibatkan mikroorganisme anaerob untuk membantu mendekomposisi bahan
yang dikomposkan. Bahan baku yang dikomposkan secara anaerob biasanya berupa bahan organik yang berkadar air tinggi. Pengomposan anaerobik akan
menghasilkan gas metan CH
4
, karbondioksida CO
2
dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat,
asam laktat dan asam suksinat. Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif biogas.
2.4 Mikroorganisme