2.5 Biostarter M - 16
Dekomposisi akan berjalan lebih lambat apabila mikroorganisme pada awal proses jumlahnya sedikit. Agar proses dekomposisi dapat berjalan efektif,
harus tersedia sejumlah mikroorganisme yang cocok dan memikiki kemampuan mengurai tipe-tipe bahan-bahan penyusun sampah untuk distabilisasi. Untuk
memperbanyak jumlah mikroorganisme pada awal pengomposan dapat ditambahkan biostarter M-16
Proses pembuatan biostarter M-16 melalui daur ulang limbah rumah potong hewan yaitu isi rumen sapi yang diproses melalui tahapan-tahapan seperti
pemerasan, penyaringan, pemupukan mikroba, pemeriksaan laboratorium secara intensif,seleksi dan identifikasi kuman yang menguntungkan sehingga hasil akhir
yang didapat adalah sebanyak 16 mikroba yang mempunyai sifat simbiosis mutualistik. Beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam biostarter M-16
dapat dilihat pada Tabel 2.7. biostarter yang dihasilkan tersebut mempunyai kemampuan fermentasi yang cukup kuat dan cepat didalam mengelola limbah
atau sampah sehingga menghasilkan kompos dalam waktu kurang lebih 20 hari. Biostarter M-16 yang digunakan terdiri dari berbagai mikroba pengurai
seperti Lactobacillus sp., Micrococcus sp., yeast, Streptococcus sp., Streptomyces sp., Enterobacteria sp., Peptostreptococcus sp., Streptomyces sp., Bifidobacterium
bifidum., Acitnomycetes sp., Clostridium sp., Eubacterium sp., Veillonella sp., Fusobacterium sp., dan Bacteroides fragilis
Adikara dan Herry dalam Alaigan, 2008.
Beberapa jenis mikroorganisme yang terdapat dalam biostarter M-16 dapat dilihat karakteristiknya pada tabel 2.7
Tabel 2.7 Karakteristik Beberapa Mikroorganisme Dalam Biostarter M-16 No
Mikroorganisme Sifat Mikroorganisme
1 Actinomycetes sp.
• Anaerob, beberapa anaerob obligat • Berfungsi menghasilkan senyawa-senyawa
antibiotik yang bersifat toksik terhadap mikroorganisme patogen
• Menguraikan senyawa-senyawa organik yang komplek dan selulosa dari bahan organik
2 Bacteroides
fragilis • Metabolisme karbohidrat atau pepton. Produk
fermentasi karbohidrat meliputi kombinasi asam-asam suksinat, laktat, asetat dan propionat
3 Bifidobacterium
bifidum • Mempercepat proses penggemburan sampah-
sampah padat dan keras menjadi lunak menyerupai tepung
• Mampu mengikat sulfida menjadi sulfit, sehingga menghindari timbulnya bau busuk pada
sampah
Tabel 2.7 Karakteristik Beberapa Mikroorganisme Dalam Biostarter M-16 lanjutan 4
Clostridium sp. • Hanya tumbuh pada keadaan anaerobik
• Merupakan mikroorganisme pembusuk utama • Meragikan asam amino dalam protein, baik dari
sampah tumbuhan maupun sampah hewan menjadi suatu senyawa amoniak
5 Enterobacteria sp.
• Bersifat aerob atau anaerob fakultatif • Menfermentasi glukosa pada suhu 37o C
dengan menghasilkan asam dan gas CO2 : H2 = 2 : 1
6 Fusobacterium sp.
• Bersifat anaerobik obligat • Memetabolisme karbohidrat menjadi asam-
asam organik 7
Lactobacillus sp. • Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif
• Dapat tumbuh pada suhu 5 – 53
o
C dengan suhu optimum 30 – 40
o
• Memenfertasikan bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat
C
8 Micrococcus sp.
• Bersifat aerobik • Tumbuh optimum pada suhu 25
o
C – 30
o
C 9
Peptostreptococcus sp.
• Tumbuh dalam kedaan anaerobik
Tabel 2.7 Karakteristik Beberapa Mikroorganisme Dalam Biostarter M-16 lanjutan 10
Staphylococcus sp. • Tumbuh pada keadaan anaerob
• Berkembang baik pada suhu 37
o
• Meragikan karbohidrat dan asam laktat C, resisten
terhadap pengeringan dan panas
11 Veillonella sp.
• Bersifat anaerobik • Meragi beberapa oksigen
12 Yeast
• Memenfertasi bahan organik tanah menjadi senyawa-senyawa organik dalam bentuk
alkohol, gula dan asam amino 13
Streptococcus sp. • Bersifat anaerobik fakultatif, tetapi ada juga
yang bersifat obligat anaerob Sumber : Jewetz, et al., 1986; Pelzar dan Chan, 1986, dalam Sani, 2007
Mikroorganisme utama yang terdapat dalam pengomposan sebagai berikut :
a. Bakteri Fotosintetik
Bakteri akan mengurai senyawa golongan protein lipid dan lemak pada kondisi termofilik serta menghasilkan energi panas Supriyanto,2001. Pada
awal proses, bakteri mesofilik akan mulai bekerja. Seiring dengan kenaikan temperatur, bakteri termofilik yang menempati semua bagian dalam tumpukan
akan muulai muncul. Bakteri termofilik, terutama bacillus sp berperan utama dalam pembusukan protein dan campuran karbohidrat lainnya
Polprasert,1996
b. Jamur
Jamur merupakan mikrobia multiseluler, nonfotosintesis, heterotropik. Kebanyakan jamur mempunyai kemampuan untuk tumbuh di bawah kondisi-
kondisi kelembaban rendah. dimana tidak menyukai pertumbuhan bakteri. Nilai pH optimum untuk kebanyakan jenis jamur sekitar pH 5.6, walaupun
pada umumnya yang ideal adalah pH 2 – 9 Tchobanoglous,1993. Fungi jamur termofilik biasanya muncul setelah 5-10 hari pengomposan
Polprasert,1996. c.
Actinomycetes Actinomycetes
merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur, actinomycetes
sering dikelompokkan dengan jamur karena karakteristik pertumbuhan mereka memiliki persamaan Tchobanoglous,1993.
Actinomycetes dan jamur yang selama proses pengomposan berada pada
kondisi mesofilik dan termofilik berfungsi untuk mengurai senyawa-senyawa organik yang kompleks dan selulosa dari bahan organik Supriyanto,2001.
d. RagiYeast
Ragi memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi. Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi berguna untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangbiakan atau pembelahan mikroorganisme menguntungkan lain
seperti Actinomycetes dan bakteri asam laktat Indriani,1999.
Beberapa keunggulan dengan penggunaan M-16 antara lain :
a. Menekan potensi pencemaran lingkungan dan mempersiapkan dekomposisi