2.1.2 Jenis Sampah
Sampah menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi : a. Sampah Organik
Sampah yang mudah membusuk dikenal pula sebagai sampah basah wet waste
, atau garbage. Termasuk kelompok ini adalah sampah dari dapur sisa makanan, daun-daunan, sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya.
b. Sampah Anorganik Sampah yang tidak mudah membusuk dikenal pula sebagai sampah
kering. Termasuk disini adalah kertas, plastik, kayu, kaleng dan sebagainya. Damanhuri,1999.
2.1.3 Karakteristik Sampah
Dalam proses pengolahan sampah menjadi kompos ditentukan oleh komposisi yang terdapat pada sampah tersebut, sehingga karakteristik yang
dimiliki oleh masing-masing sampah akan mempengaruhi proses pembentukan kompos.
a. Komposisi Fisik Menurut Peavy 1985 , komposisi fisik sampah antara lain
1. Komponen individu Komponen sampah secara individual yang mempengaruhi komposisi
sampah kota secara keseluruhan. Komponen sampah dapat dibedakan menjadi sampah makanan, kertas, cardboard, plastik, tekstil, karet, kulit, tebangan pohan,
kayu, bahan organik lain, kaca, kaleng, logam dan lain-lain.
2. Ukuran partikel Ukuran material yang terdapat dalam sampah merupakan hal yang
penting untuk diketahui dalam proses daur ulang material, terutama dengan menggunakan peralatan seperti magnetic separators.
3. Kelembaban atau kandungan air Kandungan air sampah biasanya dinyatakan sebagai massa air per satuan
massa material basah atau kering. Persamaan kandungan air sampah dinyatakan sebagai berikut :
Kandungan air =
100
− a
b a
…………..2.1
Dimana a = massa sampel awal b = massa sampel setelah pemanasan
Untuk mengetahui massa kering, sampah dikeringkan dalam oven pada 77
°C selama 24 jam. Suhu dan waktu ini diperlukan untuk mendehidrasi materi secara sempurna dan untuk membatasi penguapan zat volatile.
4. Densitas atau berat spesifik. Densitas dinyatakan sebagai berat material per satuan volume kgm
3
a Komposisi Fisik .
Densitas di beberapa area berbeda-beda tergantung pada kondisi geografi, musim dalam setahun dan lama penimbunanpenyimpanan sampah.
Komposisi fisik sampah UPN “Veteran” JATIM terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik. Bahan organik yang dimiliki oleh sampah UPN
“Veteran” JATIM berasal dari sisa makanan, sisa sayuran, daun-daunan, kertas.
Sedangkan bahan anorganik yang terdapat pada sampah UPN “Veteran” JATIM dapat berupa kaca, botol bekas, kaleng bekas, besi bekas. Dimana komposisi fisik
tersebut juga terdapat dalam sampah kota Surabaya, sehingga sampah UPN “Veteran” JATIM memiliki kedekatan komposisi fisik dengan sampah kota
Surabaya. Menurut Japan International Cooperation Agency 1992 komposisi
fisik sampah kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.2 : Tabel 2.2 Komposisi Fisik Sampah Kota Surabaya
Klasifikasi Bahan Musim Hujan
Musim Kemarau a.
Kertas b.
Kain c.
Sampah Organik d.
Kayu e.
Plastik f.
Kulit Karet g.
Logam dari besi h.
Logam non besi i.
Gelaskaca j.
Batu keramik k.
Tulang l.
Lain-lain 13,54
1,85 52,93
19,15 7,7
0,45 0,82
0.08 1,12
1,61 0,62
0,13 4,37
2,03 55,59
15,72 7,51
0,03 0,74
0,16 0,68
4,46 0,74
0,07 Total
100 100
b Komposisi Kimia Komposisi kimia sampah dapat dilihat dalam Tabel 2.3 :
Tabel 2.3 Tipikal Data Analisa Akhir untuk Material Mudah Terbakar pada Sampah Pemukiman, Komersial dan Industri.
Tipe Sampah Prosentase Berat
Karbon Hidrogen
Oksigen Nitrogen
Sulfat Abu
Makanan dan produk makanan
Lemak Sampah makanan
mixed Sampah buah
Sampah daging
Produk kertas Cardboard
Majalah Surat kabar
Kertas mixed Waxed cartons
Plastik Plastik mixed
Polietilena Polistirena
Polyurethane Polyvinyl
Chloride
Tekstil, karet, kulit Tekstil
Karet Kulit
Kayu, pohon, dll Sampah jalan
Kayu green timber
Hardwood Kayu mixed
Serpihan kayu mixed
73,0 48,0
48,5 59,6
43,0 32,9
49,1 43,4
59,2
60,0 85,2
87,1 63,3
45,2
48,0 69,7
60,0
46,0 50,1
49,6 49,5
48,1 11,5
6,4 6,2
9,4 5,9
5,0 6,1
5,8 9,3
7,2 14,2
8,4 6,3
5,6
6,4 8,7
8,0
6,0 6,4
6,1 6.0
5,8 14,8
37,6 39,5
24,7 44,8
38,6 43,0
44,3 30,1
22,8 -
4,0 17,6
1,6 40,0
- 11,6
38,0 42,3
43,2 42,7
45,5 0,4
2,6 1,4
1,2 0,3
0,1 0,1
0,3 0,1
- 0,1
0,2 6,0
0,1
2,2 -
10,0 3,4
0,1 0,1
0,2 0,1
0,1 0,4
0,2 0,2
0,2 0,1
0,2 0,2
0,1
- 0,1
- 0,1
0,1 0,2
1,6 0,4
0,3 0,1
0.1 0,1
0,1 0,2
5,0 4,2
4,9 5,0
23,3 1,5
6,0 1,2
10,0 0,4
0,3 4,3
2,0
3,2 20,0
10,0 6,3
1,0 0,9
1,5 0,4
Sumber : Tchobanoglous, Theisen Vigil, 1993
2.2 Kompos