Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan

4H 2 +CO 2 CH 4 +H 2 Gas methan yang dihasilkan oleh bakteri asetotropik kurang lebih 70-75 sedangkan sisanya dihasilkan oleh bakteri hidrogenotropik. O ..……...2.9 Sehingga secara keseluruan proses biokimia yang terjadi pada proses anaerobik sebagai berikut : Zat Organik Mikroorganisme Sel baru+Energi+CH 4 +CO 2 +Hasilakhir .........2.10

2.7.3 Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan secara anaerob sebagai berikut : a. Ukuran partikel Semakin kecil ukuran partikel, semakin banyak jumlahnya dan semakin luas permukaannya yang memungkinkan yang memungkinkan permukaan yang dapat dicerna mikroorganisme lebih banyak CPIS,1992. Untuk hasil yang maksimal ukuran sampah harus antara 25 – 75 mm Tchobanoglous,1993 b. Rasio CN Bahan Nilai rasio CN bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Hal tersebut disebabkan karena Karbon C merupakan sumber energi bagi mikroorganisme, sedangkan Nitrogen N digunakan untuk membangun sel–sel tubuh mikroorganisme Polprasert,1996. Besarnya perbandingan unsur CN tergantung pada jenis sampah, adapun rasio CN yang ideal untuk proses pengomposan adalah 20:1 sampai dengan 40:1 dimana rasio yang terbaik adalah 30:1 CPIS, 1992. Jika diketahui bahwa campuran bahan belum mencapai perbandingan CN yang ideal, maka perlu dilakukan pencampuran. Bila rasio CN bahan tinggi, proses pembusukan akan berlangsung lama. Sebaliknya bila rasio CN terlalu rendah maka sisa nitrogen akan berlebihan sehingga terbentuk amonia NH 3 c. Pencampuran dan Penambahan mikroorganisme Blending and Seeding yang menimbulkan bau yang menggangu. Untuk bahan dengan rasio CN yang kurang dapat ditambahkan sumber karbon lain yang memiliki rasio CN lebih tinggi Yuwono,2006. Dua faktor yang berpengaruh pada pencampuran dari sampah untuk pengomposan yaitu rasio CN dan kadar kelembababan. Seeding adalah penambahan mikroorganisme dalam proses yang berfungsi untuk mempercepat dekomposisi sebagai aktivator. Seeding yang disarankan yaitu 1–5 dar berat sampah Tchobanoglous,1993 d. Kelembaban Bahan Kadar air yang baik untuk proses pengomposan secara anaerob antara 50-60 dengan nilai yang terbaik 55 Tchobanoglous,1993. Bahan yang terlalu kering akan mengganggu kehidupan mikroorganisme sedang bahan yang terlalu basah akan menyebabkan udara sulit masuk ke pori-pori kompos. Bila kelembaban kurang dapat dilakukan penambahan air, sedangkan kelembaban yang tinggi perlu dilakukan pencampuran dengan bahan lain yang lebih kering, misalkan tanah dan sebuk gergaji. e. Pengadukan dan pembalikan Mixing Turning Untuk menjaga kelembaban dan jalannya udara dalam proses pengomposan, maka perlu dilakukan pengadukan atau pembalikan bahan sesuai jadwal atau pada saat dibutuhkan Tchobanoglous,1993. f. Temperatur Kisaran suhu ideal tumpukan adalah 55 – 65 °C, dengan suhu minimum 45 °C selama proses pengomposan. Suhu ideal bagi perkembangan jasad termofilia adalah 50-65 °C. Pada suhu tersebut, perkembangan mikroba adalah yang paling baik sehingga populasinya lebih banyak. Disamping itu, enzym yang dihasilkan untuk menguraikan bahan organik juga paling efektif daya urainya CPIS, 1992. g. Kontrol Patogen Hal ini sebaiknya dilakukan, memungkinkan untuk membunuh semua patogen, bibit hama dan bibit rumput liar. Untuk melakukannya temperatur harus mencapai 60-70 °C level termofilik selama 24 jam Tchobanoglous,1993. h. Kebutuhan Oksigen Pada komposting anaerob dikondisikan agar setiap bagian kompos mendapatkan suplai udara yang cukup. Suhu kompos yang meningkat akan membuat bahan hancur dengan cepat dan akhirnya memadat. Kurangnya oksigen dapat juga disebabkan oleh kelembaban bahan terlalu tinggi sehingga bahan melekat satu sama lain. Agar aerasi lancar, pengomposan dilakukan ditempat terbuka sehingga udara dapat masuk dari berbagai sisi dan secara berkala dilakukan pembalikan kompos Yuwono,2006. i. Derajat keasaman pH Derajat keasaman pH yang terbaik untuk proses pengomposan anaerob adalah pada kondisi pH netral yaitu berkisar antara 6 – 8 CPIS,1992. Untuk mengurangi hilangnya nitrogen dalam bentuk gas amoniak, pH seharusnya tidak lebih dari 8.5 Tchobanoglous,1993.

2.8 Hipotesis