serta g memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan mendoku- mentasikan proses perawatan.
Tugas pokok perawat memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatankesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di
bidang keperawatankesehatan Depkes RI, 2001. Perawat pelaksana merupakan orang yang memberikan paling banyak
tindakan, jika pasien memerlukan terapi intravena, biasanya perawat memasang jalur intravena dan memberikan pasien cairan dan obat yang ditentukan, jika
pasien memerlukan injeksi perawat yang memberikannya. Perawat mengganti balutan pasien dan memantau penyembuhan lukanya. perawat memberikan
medikasi untuk nyeri, memantau kemajuan pasien untuk pemulihan tanpa komplikasi, perawat lebih sering kontak dengan pasien daripada staf lain,
mereka sering menemukan masalah sebelum orang lain menemukannya Monica, 2006.
2.2. Pengetahuan Perawat
Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung,
telinga, dan lain sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
Universita Sumatera Utara
seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan penglihatan mata Taufik, 2007.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan pikir dalam
menumbuhkan kepercayaan diri maupun dorongan sikap dan perilaku, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimuli terhadap tindakan
seseorang. Seseorang dapat mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Pengetahuan yang telah dimiliki tersebut menjadikan seseorang memiliki kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya Notoatmodjo, 2010.
Pengetahuan merupakan aspek penting yang sangat vital dalam keperawatan. Setiap hal yang dilakukan oleh perawat harus dilandasi oleh
pengetahuan yang diwujudkan dalam praktik keperawatan. Pengetahuan empiris adalah ilmu pengetahuan yang berfokus pada kompetensi ilmiah dalam
pendidikan dan praktik keperawatan yang berasal dari persepsi, observasi langsung, dan pembuktian Basford, 2006; Averill, 2007. Pengetahuan estetika
adalah kapasitas untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada waktu tertentu tanpa sadar mengetahui apa yang harus dilakukan. Perawat yang sudah mencapai
pengetahuan tingkat estetika atau artistry dapat mengetahui apa yang harus dilakukan saat itu juga atau terampil dalam memberikan pelayanan kepada klien
Basford, 2006.
Universita Sumatera Utara
Tingkat pengetahuan yang tinggi diperlukan untuk profesi keperawatan untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dengan baik dan
dapat atau mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain. Pengetahuan didapat dari proses pembelajaran baik secara formal maupun informal.
Pembelajaran formal seperti Program Diploma 3 Keperawatan, Program S1 ilmu Keperawatan PSIK, S2 Magister keperawatan, maupun S3 Keperawatan.
Pembelajaran informal didapat dari pendidikan informal, seperti pembelajaran klinik, pelatihan khusus, seminar dan di dalam dunia kerja itu sendiri. Melalui
pembelajaran tersebut baik formal maupun informal, perawat seharusnya mempunyai dasar yang kuat dari segi pengetahuan sehingga mampu bekerja
berdampingan dan sepadan dengan tenaga kesehatan lainnya. Dengan pengetahuan yang didapat tersebut perawat dituntut untuk dapat melakukan segala
bentuk tindakan keperawatan berdasarkan pada pengetahuan yang didapatkan, termasuk dalam penerapan proses keperawatan.
Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu know, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2.
Memahami comprehension, Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham
Universita Sumatera Utara
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi application, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4.
Analisis analysis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5.
Sintesis synthesis, menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi evaluation, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.3. Komunikasi Interpersonal