Jenis Penelitian Metode Analisis Data Pertimbangan Etik

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah explanatory study dengan desain cross sectional Dahlan, 2012. Penelitian explanatory penjelasan adalah satu penelitian untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi penerapan proses keperawatan di rumah sakit berdasarkan faktor-faktor yang berhubungan dengannya seperti pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik. Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan ini maka penelitian ini akan menjelaskan hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17 Medan, Kelurahan Kemenangan Kecamatan Medan Tuntungan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah : 1 rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan, 2 jumlah sampel memadai, 3belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dengan judul yang sama dengan penelitian ini. Universita Sumatera Utara

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei tahun 2013. 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Ruang Rindu Inap Terpadu A dan B Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan sebanyak 362 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane Riduwan, 2008, sebagai berikut : n = 1 . 2 + d N N Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 Dengan jumlah populasi sebesar 362 orang, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : = Presisi atau tingkat kemaknaan yang ditetapkan α=0,05 n = 1 05 , 362 362 2 + x n = 1 905 , 362 + n = 905 , 1 362 = 190 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proporsional proportionate stratified random sampling yaitu pengambilan sampel dari Universita Sumatera Utara anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Adapun jumlah sampel di setiap ruang adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Jumlah Sampel di Ruang Rawat Inap RSU Adam Malik Medan No Nama Ruang Jumlah populasi Perhitungan Jumlah Sampel 1 Rindu A 199 199 : 362 x 190 104 2 Rindu B 163 163 : 362 x 190 86 Total 362 190 Penarikan sampel di setiap ruang dilakukan secara acak sederhana simple random sampling yaitu dengan cara undian, semua nama sesuai populasi ditulis berdasarkan ruangan dan digulung lalu di masukkan dalam 1 kotak kemudian penulis meminta pada salah satu sampel unit untuk mengambil secara acak nama yang telah dipersiapkan sesuai proporsi ruangan yang telah ditentukan. Setelah semua jumlah sampel yang dibutuhkan diperoleh lalu penulis membagi nama berdasarkan gelombang. 3.4. Pengumpulan Data 3.4.1. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada responden yang terpilih dalam suatu ruangan di unit instalasi rawat inap terpadu di Ruang pertemuan Rindu A dan B. Responden yang terpilih dibagi menjadi enam gelombang, 3 gelombang di unit instalasi Rindu A dan 3 gelombang di unit Instalasi Rindu B Sebelum responden mengisi atau menjawab kuesioner, terlebih dahulu penulis memberikan penjelasan kepada semua responden tentang tujuan dan prosedur penelitian. Pada saat pengisian kuesioner, peneliti mengawasi dibantu oleh 3 orang enumerator asisten agar pengisian kuesioner dapat berjalan dengan baik. Universita Sumatera Utara Dan untuk pengumpulan data observasi responden dibagi menjadi 14 kelompok berdasarkan ruangan masing–masing. Untuk mendapatkan hasil yang akurat responden tidak diberitahu akan dilakukan observasi. Pada saat observasi peneliti dibantu oleh 14 enumerator asisten agar hasil observasi dapat berjalan dengan baik sebelumnya enumerator tersebut diberi penjelasan untuk menyamakan persepsi.

3.4.2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. dan observasi. Kuesioner yang diisi langsung oleh responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner mengacu pada variabel yang akan diteliti yaitu berisi pertanyaan tentang variabel bebas meliputi pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik.dan variabel terikat penerapan proses keperawatan. Observasi yang dilakukan terhadap partisipan yang berpedoman pada format observasi yang telah dipersiapkan mengacu pada variabel bebas meliputi komunikasi interpersonal dan keterampilan teknik dan variabel terikat penerapan proses keperawatan.

3.4.3. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dengan menguji validitas konstruksi construct validity, maka dapat digunakan pendapat dari ahli judgment experts Riduwan, 2008. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menguji validitas instrumen pada 3 dosen ahli yaitu Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, ibu Mahnum Lailan, SKep, Ns, M.Kep, dan Ibu Liberta Lumbantoruan, SKep, Ns, M.Kep. Universita Sumatera Utara 3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas terdiri dari pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik Sedangkan variabel terikat dependent adalah penerapan proses keperawatan.

3.5.2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Independen a. Pengetahu- an perawat Segala sesuatu yang diketahui perawat tentang proses dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. 1. Baik 2. Kurang Ordinal b. Komunikasi interperso- nal Percakapan atau kegiatan komunikasi pada saat proses keperawatan yang dilakukan perawat saat melakukan proses asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 13 pernyataan dan lembar observasi terdiri dari 13 kegiatan. Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak di Lakukan 1. Baik 2. Kurang Ordinal c. Keteram- pilan teknik Kemampuan atau keahlian perawat melakukan teknik Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pernyataan dan lembar 1. Terampil 2. Kurang te- Rampil Ordinal Universita Sumatera Utara No Variabel Definisi operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala perawatan dalam pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan 14 komponen dasar keperawatan. Observasi terdiri dari 15 kegiatan. Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak di Lakukan 3. Dependen Penerapan proses keperawatan Pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan perawat berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pernyataan dan lembar Observasi terdiri dari 15 kegiatan. Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak di Lakukan 1. Baik 2. Kurang Ordinal 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Bebas Independen

3.6.1.1. Pengetahuan

Pengukuran variabel pengetahuan dengan menanyakan sebanyak 10 item pertanyaan pilihan berganda dengan jawaban a, b, dan c. Untuk jawaban yang benar diberi skor 1, dan jawaban yang salah diberi skor 0. Skor tertinggi adalah Universita Sumatera Utara 10 10x1, dan skor terendah adalah 0 10x0. Pengukuran variabel pengetahuan menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: a. Baik, jika mendapat skor 6-10. b. Kurang, jika mendapat skor 0-5.

3.6.1.2. Komunikasi Interpersonal

Pengukuran variabel komunikasi interpersonal berdasarkan kuesioner dengan menanyakan sebanyak 13 butir dengan “selalu”, “sering”, “kadang- kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”. Untuk jawaban “selalu” diberi skor 5, “sering” diberi skor 4, “kadang-kadang” diberi skor 3, dan jawaban “jarang” diberi skor 2, dan “tidak pernah” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 65 13x5, dan skor terendah adalah 13 13x1. Pengukuran variabel komunikasi inter- personal menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: a. Baik, jika mendapat skor 40-65. b. Kurang, jika mendapat skor 13-39. Pengukuran variabel komunikasi interpersonal melalui observasi berdasarkan format observasi yang sesuai dengan format kuesioner berisi 13 butir kegiatan dengan pilihan kategori kegiatan “dilakukan” dan “tidak dilakukan”. Untuk kegiatan yang “dilakukan” diberi skor 1 dan untuk kegiatan yang “tidak dilakukan” diberi skor 0. Skor terendah adalah 0 13x0 dan skor tertinggi adalah 13 13x1. Hasil observasi komunikasi interpersonal dikategori- kan sebagai berikut: a. Baik, jika mendapat skor 7-13. b. Kurang, jika mendapat skor 0-6. Universita Sumatera Utara

3.6.1.3. Keterampilan Teknik

Pengukuran variabel keterampilan teknik dengan melakukan observasi berdasarkan 14 komponen keperawatan dasar meliputi: pemenuhan kebutuhan oksigen; pemenuhan kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit; pemenuhan kebutuhan eliminasi; pemenuhan kebutuhan keamanan, pemenuhan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur; pemenuhan kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani; pemenuhan kebutuhan spiritual; pemenuhan kebutuhan emosional; pemenuhan kebutuhan komunikasi, mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis, pemenuhan kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan, pemenuhan kebutuhan penyuluhan, pemenuhan kebutuhan rehabilitasi; sebanyak 15 butir dengan pilihan jawaban “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”. Untuk jawaban “selalu” diberi skor 5, “sering” diberi skor 4, “kadang- kadang” diberi skor 3, dan jawaban “jarang” diberi skor 2, dan “tidak pernah” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 75 15x5, dan skor terendah adalah 15 15x1. Pengukuran variabel keterampilan teknik menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: a. Terampil, jika mendapat skor 46-75 b. Kurang terampil, jika mendapat skor 15-45 Pengukuran variabel keterampilan teknik melalui observasi berdasarkan format observasi yang sesuai dengan format kuesioner berisi 15 butir kegiatan dengan pilihan kategori kegiatan “dilakukan” dan “tidak dilakukan”. Untuk kegiatan yang “dilakukan” diberi skor 1 dan untuk kegiatan yang “tidak dilakukan” diberi skor 0. Skor terendah adalah 0 15x0 dan skor tertinggi Universita Sumatera Utara adalah 15 15x1. Hasil observasi keterampilan teknik dikategorikan sebagai berikut: a. Baik, jika mendapat skor 8-15. b. Kurang, jika mendapat skor 0-7. Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Bebas Independen No Nama Variabel Jlh Soal Pilihan Jawaban Kategori Skor Skala Ukur 1. Pengetahuan 10 Pilihan berganda, jawaban a,b,c. Jawaban benar skor 1, jawaban salah skor 0. - Baik - Kurang 8-10 0-8 Ordinal 2 Komunikasi interpersonal 13 5. Selalu 4. Sering 3. Kadang-kadang 2. Jarang 1. Tidak Pernah Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak dilakukan Kuesioner: - Baik - Kurang Observasi: - Baik - Kurang 40-65 13-39 7-13 0-6 Ordinal

3 Keterampilan Teknik

15 5. Selalu 4. Sering 3. Kadang-kadang 2. Jarang 1. Tidak Pernah Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak dilakukan Kuesioner: - Terampil - Tidak terampil Observasi: - Terampil - Tidak terampil 46-75 15-45 8-15 0-7 Ordinal

3.6.2. Pengukuran Variabel Terikat Dependen

Aspek pengukuran variabel terikat penerapan proses keperawatan dilakukan dengan mengobservasi tindakan perawat dalam proses asuhan keperawatan sebanyak 15 butir dengan “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”. Untuk jawaban “selalu” diberi skor 5, “sering” Universita Sumatera Utara diberi skor 4, “kadang-kadang” diberi skor 3, dan jawaban “jarang” diberi skor 2, dan jawaban “tidak pernah” diberi skor 1. Skor tertinggi adalah 75 15x5, dan skor terendah adalah 15 15x1. Hasil ukur variabel penerapan proses keperawatan menggunakan skala ordinal dengan kategori dua tingkatan: a. Baik, jika mendapat skor 46-75. b. Kurang, jika mendapat skor 15-45. Pengukuran variabel penerapan proses keperawatan melalui observasi berdasarkan format observasi yang sesuai dengan format kuesioner berisi 15 butir kegiatan dengan pilihan kategori kegiatan “dilakukan” dan “tidak dilakukan”. Untuk kegiatan yang “dilakukan” diberi skor 1 dan untuk kegiatan yang “tidak dilakukan” diberi skor 0. Skor terendah adalah 0 15x0 dan skor tertinggi adalah 15 15x1. Hasil observasi penerapan proses keperawatan dikategorikan sebagai berikut: a. Baik, jika mendapat skor 8-15. b. Kurang, jika mendapat skor 0-7. Secara terperinci pengukuran variabel terikat dapat dilihat dari tabel pengukuran variabel terikat. Tabel 3.4. Pengukuran Variabel Terikat Dependen No Nama Variabel Jlh Soal Pilihan Jawaban Kategori Skor Skala Ukur 1 Penerapan proses keperawatan 15 5. Selalu 4. Sering 3. Kadang-kadang 2. Jarang 1. Tidak Pernah Observasi: 1. Dilakukan 0. Tidak dilakukan Kuesioner: - Baik - Kurang Observasi - Baik - Kurang 46-75 15-45 8-15 0-7 Ordinal Universita Sumatera Utara

3.7. Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yang berkaitan dengan karakteristik responden dan seluruh variabel penelitian. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen dengan dependen menggunakan uji Chi-Square. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dengan metode enter dan melalui tahapan. Apabila pada tahap pertama ditemukan variabel yang mempunyai nilai lebih dari 0,05 dikeluarkan secara bertahap backward selection. Selanjutnya diuji kembali dengan uji regresi logistik tahap kedua sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai 0,05.

3.8. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Komite Etik Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan. Universita Sumatera Utara Langkah selanjutnya lembaran persetujuan Informed Consent diberikan kepada responden. Sebelum memberikan kuesioner kepada responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukan penelitian ini serta memberitahukan bahwa tidak akan mempengaruhi pada responden selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Setelah responden selesai melakukan pengisian selanjutnya kuesioner dikumpulkan. Universita Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Pada mula didirikan, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 335MenkesSKVII1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan yang pada mulanya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Perubahan nama rumah sakit ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 775MENKESSKIX1992. Adapun alasan pergantian nama rumah sakit ini disebabkan karena perlunya pencantuman nama Pahlawan Nasional Sebagai Nama Rumah Sakit Umum Pemerintah yang merupakan bagian penghargaan dan kebanggaan rakyat Indonesia. Nama Haji Adam Malik perlu diabadikan pada rumah sakit umum pemerintah sebagai penghargaan dan kebanggan terhadap Pahlawan Nasional, terlebih lagi Adam Malik merupakan ikon kebanggaan masyarakat Sumatera Utara yang mana namanya tidak hanya dikenal di Indonesia saja, tetapi juga di Internasional. Tahun 1990 Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17 Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan Universita Sumatera Utara