4.4. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik terhadap penerapan proses keperawatan secara bersamaan
dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda multiple logistic regression. Data yang diuji pada analisis multivariat ini adalah data hasil
observasi sedangkan data hasil jawaban responden pada kuesioner tidak diikutkan pada analisis multivariat. Uji regresi logistik dilakukan melalui beberapa langkah
yaitu: 1.
Memilih variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan yang memiliki nilai
p-value 0,25 pada uji bivariat selanjutnya dimasukkan secara bersama- sama dalam uji multivariat.
2. Dari hasil uji bivariat, variabel yang dijadikan kandidat model pada uji
logistik ganda adalah variabel komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik karena memiliki nilai p0,25, sedangkan variabel yang tidak
dimasukkan ke dalam kandidat model yaitu variabel pengetahuan karena memiliki nilai signifikan p = 0,809.
3. Penggunaan kemaknaan statistik 0,25 dalam uji regresi logistik berganda
ini yaitu untuk memungkinkan variabel-variabel yang secara terselubung sesungguhnya penting dimasukkan ke dalam model multivariat.
4. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode forward
conditional untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap penerapan proses keperawatan.
Universita Sumatera Utara
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa variabel yang berpengaruh signifikan adalah variabel komunikasi
Interpersonal koefisien regresiB= 2,088, sig.= 0,000, ExpB=8,070, dan variabel keterampilan teknik koefisien regresiB= 2,280, sig.= 0,000,
ExpB=9,777 dengan nilai konstanta yaitu -2,022. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa 2 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap
penerapan proses keperawatan yaitu komunikasi interpersonal dan keterampilan teknik. Dari dua variabel tersebut, variabel yang paling besar pengaruhnya adalah
variabel keterampilan teknik ExpB=9,777, kedua variabel komunikasi interpersonal ExpB= 8,070.
Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.15. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel
B Sig.
ExpB OR
95CI for ExpB
Komunikasi Interpersonal Keterampilan teknik
Constant 2,088
2,280 -2,022
0,000 0,000
0,000 8,070
9,777 3,529-18,458
4,267-22,401
Model regresi logistik dari uji multivariat ini yaitu: γ
i
− p p
1 = ln
= -2,022 + 2,088
komunikasi inerpersonal
+ 2,280
Sedangkan nilai probabilitas individu dalam penerapan proses keperawatan yaitu:
keterampilan teknik
p =
teknik an
keterampil nal
interpreso komunikasi
2,280 2,088
2,022
e 1
1
+ +
− −
+
Universita Sumatera Utara
Dengan model persamaan regresi, dapat dibuat ramalan tentang probabilitas individu dalam penerapan proses keperawatan bahwa jika perawat
memiliki nilai variabel prediktor, sebagai berikut : 1.
Jika komunikasi interpersonal baik, dan memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses keperawatan sebesar
91,26. 2.
Jika komunikasi interpersonal kurang baik, dan tidak memiliki keterampilan teknik yang baik maka nilai probabilitas perawat menerapkan proses
keperawatan sebesar 11,69.
Tabel 4.16. Nilai Probabilitas Perawat dalam Penerapan Proses Kepera- watan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
Tahun 2013
Variabel Prediktor
Proporsi Persentase
Komunikasi interpersonal,
Keterampilan Teknik 1
1 0,9126
91,26 0,1169
11,69
Universita Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Proses Keperawatan di
RSUP. Haji Adam Malik Medan
Berdasarkan hasil penelitian pada analisis bivariat dengan meng- hubungkan antara variabel pengetahuan berdasarkan jawaban kuesioner dan
penerapan proses keperawatan berdasarkan observasi menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan penerapan proses keperawatan
p=0,8090,05. Responden dengan pengetahuan baik cenderung melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang, demikian juga responden
dengan pengetahuan kurang melakukan penerapan proses keperawatan dalam kategori kurang.
Berbeda dengan hasil penelitian Ariyani 2009, di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta memperoleh hasil ada hubungan antara
pengetahuan perawat dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta X
2
Pengetahuan merupakan aspek penting yang sangat vital dalam keperawatan. Setiap hal yang dilakukan oleh perawat harus dilandasi oleh
pengetahuan yang diwujudkan dalam praktik keperawatan Basford, 2006. Menurut Peter F. Drucker dalam The New Realities, pengetahuan adalah
: 76,00 p = 0,000. Responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik, proporsi
sikap mendukung rendah. Pada pengetahuan baik, proporsi sikap mendukung tinggi.
Universita Sumatera Utara