c. Membantu dan melatih pasien untuk menggunakan alat bantu sesuai kondisi.
d. Mengobservasi reaksi pasien, baik secara aktif maupun pasif.
2.5. Penerapan Proses Keperawatan
Keperawatan sebagai proses, diperkenalkan sejak tahun 1955 oleh Hall dan pada tahun 2004 proses keperawatan nursing process ditetapkan sebagai
series of steps oleh ANA American Nursing Association yang terdiri dari pengkajian assessment, penetapan diagnosa diagnosis, perencanaan hasil
planning outcomes, implementasi implementasi, dan evaluasi evaluation Henderson, 1966.
Tujuan proses keperawatan secara umum adalah untuk menyusun kerangka konsep berdasarkan keadaan individu klien, keluarga, dan masyarakat
agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Yura dan Walsh 1983 menyatakan proses keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk
memenuhi tujuan keperawatan, yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang optimal, apabila keadaannya berubah menjadi suatu
kuantitas dan kualitas asuhan keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang normal. Jika kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai, proses
keperawatan harus dapat memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan keadaannya untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih tinggi
selama hidupnya Iyer et al., 1996 dalam Nursalam 2007 .
Praktik keperawatan mencakup standar praktik keperawatan. Standar tersebut diadopsi dan diterbitkan oleh American Nursing Association ANA pada
Universita Sumatera Utara
tahun 1973. Perawat Mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar praktik keperawatan tanpa melihat dimana dia bekerja dan
apa spesialisasinya. Di Indonesia pelaksanaan standar praktik keperawatan juga telah diatur dalam peraturan pemerintah melalui Undang-Undang Kesehatan di
Indonesia Depkes, 1992 dan akan diberlakukan PERMENKES No. 6472000 tentang Praktik Keperawatan Profesional di Indonesia.
Menurut Henderson 1996, indikator standar asuhan keperawatan adalah pemberdayaan proses keperawatan meliputi standard: 1 Pengkajian perawatan:
data di anamnesa, untuk menegakkan diagnosa keperawatan, 2 Diagnosa keperawatan: respon pasien yang dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, 3 Perencanaan keperawatan: disusun sebelum melaksanakan tindakan, 4Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan: ditentukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien dipenuhi secara maksimal, 5 Evaluasi Perawat: dilakukan secara periodik dari semua tindakan dan rencana tindakan yang tidak
terlaksana Nurjannah, 2010.
1. Pengkajian Keperawatan Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan pengumpulan data
yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta
merumuskan diagnosis keperawatan. Data yang dikumpulkan berguna untuk menentukan aktivitas keperawatan dan juga sebagai sumber data bagi profesi
yang lain. Pertukaran data antar profesi sangat penting dalam peningkatan kualitas dan keabsahan pelayanan kesehatan. Perawat sering mengutamakan
pengkajian fisiologis dan mengabaikan psikologis, sosiobudaya, perkem-
Universita Sumatera Utara
bangan, spiritual dan interaksi. Dari kelima area pengkajian tersebut sangat diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan klien serta dalam
membantu klien mencapai tingkat kesehatan yang optimal Keliat, 2004. 2. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian langkah selanjutnya adalah penegakan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang telah didapatkan. Diagnosa
keperawatan adalah pernyataan menjelaskan status kesehatan atau masalah yang ada pada pasien baik aktual, resiko tinggi dan potensial. Perawat
memakai proses keperawatan dalam mengidentifikasi dan mensintetis data klinis dan menentukan tindakan keperawatan untuk mengurangi,
menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya Carpenito, 2003.
3. Perencanaan tindakan Keperawatan Setelah merumuskan diagnosis keperawatan, maka tindakan dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahapan ini disebut perencanaan
keperawatan yang terdiri dari: 1. Menentukan prioritas diagnosis keperawatan. 2. Menetapkan sasaran goal dan tujuan objektif. 3. Menetapkan kriteria
evaluasi. 4. Merumuskan tindakan dan aktivitas keperawatan Keliat, 2004. Tindakan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada pasien. Pendekatan dalam penyusunan dan tindakan keperawatan berorientasi pada tujuan, rencana tindakan dan rasional.
Universita Sumatera Utara
4. Pelaksanaan implementasi Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah aplikasi dari rencana tindakan
keperawatan yang disusun oleh perawat dan dilakukan pada klien, yang menjadi petunjuk pada pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1. Tindakan
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi. 2.Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat. 3. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi. 4. Dokumentasi tindakan dan respon klien Keliat, 2004.
5. Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah seluruh tindakan keperawatan yang telah disusun
pada perencanaan telah dilakukan pada pasien. Untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilakukan apakah berhasil
atau tidak terhadap status kesehatan pasien maka dapat dinilai melalui proses perawatan dengan metode evaluasi. Evaluasi adalah penilaian atau pengukuran
tentang status kesehatan pasien setelah tindakan perawatan dilaksanakan Keliat, 2004.
Proses keperawatan sangat relevan dengan upaya dan arah perkembangan profesionalisme keperawatan dewasa ini, disamping itu penerapan proses
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan memberikan beberapa keuntungan dampak positif sebagai berikut: Raymond, 2011.
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Penerapan proses keperawatan akan mendorong para perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang
semestinya, sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien dan tidak pada
Universita Sumatera Utara
tugas-tugas rutin yang mungkin ada, atau yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan dan masalah tersebut.
Melalui penerapan proses keperawatan akan mengakibatkan hubungan yang lebih erat antara perawat dan pasien, keterlibatan yang lebih besar dari pasien
dalam upaya keperawatannya, serta akan mengalihkan pola pikir perawat dari orientasi pasien. Dengan menggunakan proses keperawatan, kesinambungan
asuhan keperawatan juga ditingkatkan hal ini dibuktikan melalui rencana asuhan keperawatan tertulis serta pengkajian kebutuhan masalah pasien yang
dilakukan secara terus-menerus. Dengan demikian diharapkan akan meng- hasilkan pelayanan keperawatan yang bersifat menyeluruh, komprehensif,
memenuhi kebutuhan pasien, efektif dan manusiawi. 2. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual bagi pelaksana
perawatan. Berbagai langkah tahapan dalam proses keperawatan memberikan
kesempatan kepada perawat untuk menerapkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta bekerja sama dengan teman sejawat.
Disamping itu juga mengembangkan keterampilan teknis dan prosedur keperawatan yang ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan kesehatan serta
masalah keperawatan pasien. 3. Meningkatkan citra keperawatan. Tidak ada cara yang lebih efektif untuk
mempromosikan citra perawat yang baik profesi keperawatan, selain peningkatan mutu asuhan keperawatan itu sendiri. Masyarakat yang merasa
Universita Sumatera Utara
puas dengan pelayanan keperawatan akan memberikan pengakuan yang konkrit untuk profesi keperawatan.
Perawat tidak dapat menuntut status profesional pengakuan dan penghargaan dari masyarakat, maupun teman sejawat atau anggota tim kesehatan lain, tetapi
hal tersebut diperoleh melalui pemberian pelayanan yang bermutu. Proses keperawatan yang menjamin pemberian pelayanan yang menyeluruh, ilmiah
dan manusiawi, akan memberikan sumbangan yang sangat berarti untuk peningkatan citra perawat terutama di mata masyarakat. Dokumentasi proses
dan hasil asuhan perawat melalui catatan yang lengkap dan jelas, akan membuktikan kepada anggota tim kesehatan lain tentang sifat dan hakikat
yang sebenarnya dari lingkungan pelayanan keperawatan. 4. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat. Proses
keperawatan adalah metode ilmiah dalam pemberian asuhan keperawatan. Kesamaan metode praktik keperawatan digunakan oleh semua tenaga
keperawatan, akan memperkuat sebagai suatu profesi yang mandiri dalam bidang kesehatan.
5. Menggambarkan kewenangan otonomi dan tanggung jawab perawat. Proses keperawatan memberikan kesempatan dan tantangan kepada perawat
untuk bekerja secara mandiri, tidak hanya melaksanakan perintah dari profesi lain, tetapi harus merencanakan dan mengarahkan kegiatannya berdasarkan
keputusan yang dibuat sendiri untuk memenuhi kebutuhan kesehatan serta memecahkan masalah keperawatan pasien. Tahap evaluasi keperawatan adalah
suatu mekanisme yang mencerminkan para perawat untuk bertanggung jawab
Universita Sumatera Utara
atas tindakan, serta mutu asuhan keperawatan yang diberikannya kepada pasien.
6. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional. Penerapan proses keperawatan yang berdasarkan pada metode ilmiah, membedakan praktik
keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat dengan yang dilaksanakan oleh masyarakatbukan perawat.
Masyarakattenaga non perawat memberikan pelayanan keperawatan hanya menggunakan intuisi dan akal budi, tetapi penggunaan proses keperawatan
memperagakan ciri-ciri profesional, antara lain pengutamaan kepentingan pasien klien, pengetahuan ilmiah, kemampuan dan tanggung jawaban dalam
melaksanakan praktik keperawatan. Apabila perawat bertindak secara profesional, maka masyarakat dan anggota
tim kesehatan lain akan memandang dan mengakui perawat sebagai tenaga profesional, sehingga mempunyai hak yang sama untuk keterlibatannya dalam
proses pengambilan keputusan 7. Mendukung pengembangan penelitian keperawatan. Penerapan proses
keperawatan di rumah sakit, dapat mendukung pengembangan penelitian keperawatan melalui penentuan jenis dan sifat masalah keperawatan dan
tindakan keperawatan yang dapat dijadikan topik penelitian. Disamping itu kegiatan penelitian itu sendiri mendukung pengembangan keterampilan
perawat peneliti.
Universita Sumatera Utara
8. Mendukung pengembangan ilmu keperawatan. Profesi keperawatan dewasa ini masih dalam masa peralihan untuk menuju pengembangan profesionalisme.
Penerapan proses keperawatan akan mengantar perawat ke jenjang perkembangan ini, apabila setiap perawat dapat menentukan secara jelas dan
mendokumentasikan keperawatan secara baik dan benar maka akan menunjang proses keperawatan sehingga catatan tersebut berfungsi informatif
dan komunikatif bagi tenaga kesehatan. 9. Meningkatkan peran dan upaya perawat dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan. Dengan pengetahuan yang mendalam dan luas terhadap masalah pasien
melalui penggunaan proses keperawatan, membuktikan bahwa perawat dapat berperan serta dalam pembahasan, perencanaan dan pengambilan keputusan
atas hal-hal yang menyangkut perawatan pasien. 10. Meningkatkan kepuasan kerja. Kegiatan dan kelambatan dalam pekerjaan
menimbulkan rasa bosan dan frustrasi bagi perawat. Penerapan proses keperawatan menuntut kemampuan intelektual, inisiatif dan kreatifitas yang
tinggi dari seorang perawat, hal ini merupakan tantangan. Bila seorang perawat mampu menerapkan proses keperawatan dengan baik, berarti
perawat dapat mengatasi tantangan, sehingga pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja.
2.6. Landasan Teori