xxvi
Pembentukan  suatu  hipotesis  memerlukan  teori-teori  maupun  hasil  penelitian terlebih dahulu sebaagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan.
Dalam  uji  keberartian  regresi,  langkah-langkah  yang  dibutuhkan  untuk pengujian hipotesis ini antara lain :
1 Ho : β
= β
1
= . . . = β
k
= 0 Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas
dengan variabel tak bebas.
H
1
: Minimal satu parameter koefisien regresi β
k
yang ≠ 0 Terdapat  hubungan  fungsional  yang  signifikan  antara  variabel  bebas
dengan variabel tak bebas 2
Pilih taraf α yang diinginkan 3 Hitung statistik F
hitung
dengan menggunakan persamaan 4 Nilai F
tabel
menggunakan daftar tabel  F dengan taraf signifikansi α yaitu
F
tabel
=   F
1 ,
1 k
n k
5 Kriteria pengujian : jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka Ho ditolak dan H
1
diterima. Sebaliknya Jika F
hitung
F
tabel
, maka Ho diterima dan H
1
ditolak.
2.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa  besar  kemampuan  variabel  independen  menjelaskan  variabel  dependen.
Universitas Sumatera Utara
xxvii
Nilai R
2
dikatakan baik jika  berada di atas 0,5 karena nilai R
2
berkisar antara 0 dan 1. Pada umumnya model regresi linier berganda dapat dikatakan layak dipakai
untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model.
Koefisien determinasi dapat dihitung dari :
R
2
=
2 2
2 1
1
. ...
i i
i ki
k i
i i
i
Y Y
y x
b y
x b
y x
b
…2.9
Sehingga rumus umum koefisien determinasi yaitu :
R
2
=
n 1
i 2
i reg
y JK
…2.10
Harga  R
2
diperoleh  sesuai  dengan  variansi  yang  dijelaskan  oleh  masing-masing variabel  yang  tinggal  dalam  regresi.  Hal  ini  mengakibatkan  variasi  yang
dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.
2.6 Uji Korelasi
Uji  korelasi  bertujuan  untuk  menguji  hubungan  antara  dua  variabel  yang  tidak menunjukkan  hubungan  fungsional  berhubungan  bukan  berarti  disebabkan.  Uji
korelasi  tidak  membedakan  jenis  variabel  tidak  ada  variabel  dependen  maupun independen. Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
Uji  korelasi  terdiri  dari  Pearson,  Spearman  dan  Kendall.  Jika  sampel  data  lebih dari 30 sampel besar dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi
Universitas Sumatera Utara
xxviii
Pearson  karena  memenuhi  asumsi  parametrik.  Jika  jumlah  sampel  kurang  dari 30  sampel  kecil  dan  kondisi  data  tidak normal  maka  sebaiknnya  menggunakan
korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik.
2.6.1 Koefisien Korelasi
Nilai  koefisien  korelasi  merupakan  nilai  yang  digunakan  untuk  mengukur kekuatan keeratan  suatu  hubungan  antarvariabel.  Koefisien  korelasi  biasanya
disimbolkan dengan r. Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
r
y.1, 2, …, k
= …2.11
Sedangkan  untuk  mengalami  korelasi  antar  variabel  bebas  dengan  tiga buah variabel bebas adalah :
1  Koefisien korelasi antara X
1
dan X
2
r
12
= ….2.12
2  Koefisien korelasi X
1
dan X
3
r
13
= ….2.13
3  Koefisien korelasi X
2
dan X
3
r
23
= ….2.14
Universitas Sumatera Utara
xxix
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah  plus  +  atau  minus  -  yang  menunjukan  arah  korelasi.  Makna  sifat
korelasi:
Korelasi  Nihil  berarti  apabila  terjadi  perubahan  pada  variabel  yang  satu diikuti  perubahan  pada  variabel  yang  lain  dengan  arah  yang  tidak  teratur
acak.  Artinya,  apabila  variabel  yang  satu  meningkat,  kadang  diikuti dengan  peningkatan  pada  variabel  yang  lain  dan  kadang  diikuti  dengan
penurunan pada variabel yang lain.
Korelasi positif Terjadinya  korelasi  positif  apabila  perubahan  pada  variabel  yang  satu
diikuti  dengan  perubahan  variabel  yang  lain  dengan  arah  yang  sama berbanding  lurus.  Artinya,  apabila  variabel  yang  satu  meningkat,  maka
akan diikuti dengan peningkatan variabel lain.
Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang  satu diikuti
dengan  perubahan  yang  lain  dengan  arah  yang  berlawanan  berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti
dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
xxx
Sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.  0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2.  0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3.  0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4.  0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
5.  0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6.  1 berarti korelasi sempurna.
2.7 Uji Koefisien Regresi Linier Berganda
Untuk  mengetahui  bagaimana  keberartian  setiap  variabel  bebas  dalam  regresi, perlu  diadakan  pengujian  tersendiri  mengenai  koefisien-koefisien  regresi.
Misalkan populasi memiliki model regresi linier berganda : µ
n
x x
x y
... .
.
2 1
= β + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ . . . + β
k
X
k
…2.15 yang berdasarkan sebuah sampel acak berukuran n ditaksir oleh regresi berbentuk:
Y  = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ . . . + b
k
X
k
…2.16 Akan dilakukan pengujian hipotesis dalam bentuk :
H
o
: β
i
= 0, i = 1, 2, . . ., k H
1
: β
i
≠ 0, i = 1, 2, . . ., k
Universitas Sumatera Utara
xxxi
Untuk  menguji  hipotesis  ini  digunakan  kekeliruan  baku  taksiran  s
k y
... 12
.
,  jumlah kaudrat-
kuadrat  ∑x
2 ij
dengan  x
ij
=  X
j
-
j
X   dan  koefisien  korelasi  ganda  antara masing-masing variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y dalam regresi yaitu
R
i
. Dengan besaran-besaran ini dibentuk kekeliruan baku koefisien b
i
yakni :
s
i
b
=
1 x
2 2
ij 2
... 12
. i
k y
R s
…2.17
Keterangan :  s
2 ..
12 .
k y
= 1
Y
i
k n
Y
∑x
2 ij
= ∑ X
j
-
j
X
R
2
=
n 1
i 2
i reg
y JK
Selanjutnya hitung
:
t
i
=
i
b i
s b
… 2.18
Dengan kriteria pengujian : jika t
i
t
tabel
, maka tolak H
o
dan jika t
i
t
tabel
, maka terima H
o
yang akan berdistribusi t dengan derajat kebebasan dk = n-k-1 dan t
tabel
= t
n-k- 1,α2
.
Universitas Sumatera Utara
xxxii
BAB 3
SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS