Penegakan Diagnosis Tuberkulosis pada Pasien Diabetes Mellitus

2.1.7 Penegakan Diagnosis Tuberkulosis pada Pasien Diabetes Mellitus

Pasien DM dengan gejala batuk produktif, terutama batuk berdahak ≥ 1 minggu, maka akan langsung mengikuti prosedur pemeriksaan dahak mikroskopis. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu SPS Kemenkes RI, 2014. • S Sewaktu: Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua. • P Pagi: Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di unit pelayanan kesehatan UPK. • S Sewaktu: Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila satu dari tiga spesimen SPS BTA hasilnya positif. Bila ketiga spesimen SPS BTA hasilnya negatif, maka dilakukan pemeriksaan foto toraks rontgen dada. Bila hasil rontgen mendukung TB Paru maka penderita itu dinyatakan sebagai penderita TB Paru BTA negatif rontgen positif dan jika hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, maka dapat dinyatakan sebagai bukan penderita TB dan skrining pada pasien DM tersebut dapat dilakukan setiap kunjungan berikutnya dengan menelusuri gejala atau faktor risiko. Pada pasien DM dengan gejala lain selain batuk produktif atau tanpa gejala, maka akan dirujuk untuk pemeriksaan foto rontgen. Jika salah satu baik gejala atau hasil pemeriksaan rontgen memberikan hasil positif, maka tatalaksana selanjutnya yaitu pasien melakukan pemeriksaan dahak mikroskopis secara SPS, sedangkan jika gejala dan hasil pemeriksaan rontgen sama-sama memberikan hasil negatif, maka pasien DM dapat dinyatakan tidak menderita TB. Pada pasien dengan hasil pemeriksaan foto rontgen positif dan pemeriksaan dahak mikroskopis secara SPS menunjukkan hasil yang positif, maka pasien DM dapat didiagnosis menderita TB, sedangkan jika hasil rontgen positif, tetapi hasil pemeriksaan mikroskopis negatif, maka pasien DM dapat dinyatakan penderita TB Paru BTA negatif rontgen positif. Pada pasien DM yang dinyatakan tidak menderita TB, maka petugas kesehatan di FKTPFKTL dapat melakukan wawancara gejala TB tiap kunjungan berikutnya dan memberikan KIE pencegahan TB.

2.2 Melakukan Pemeriksaan Skrining Tuberkulosis Paru