Akses ke Pelayanan Kesehatan Dukungan Petugas Kesehatan

Berdasarkan penelusuran penelitian kesehatan yang mempelajari sikap terhadap perilaku, belum ada penelitian yang khusus mempelajari tentang sikap terhadap keputusan melakukan skrining TB Paru. Penelitian kesehatan di bidang pencegahan dan penanggulangan TB yang dapat digunakan sebagai rujukan diantaranya yang dilakukan oleh Kurniawan 2015 mengenai hubungan sikap atau persepsi terkait TB dengan tindakan skrining pada anggota keluarga penderita TB. Hasil penelitian tersebut mendapatkan bahwa persepsi pribadi terkait kerentanan terinfeksi TB memengaruhi tindakan skrining TB p=0,01. Penelitian lainnya yang dapat dijadikan bahan rujukan yaitu penelitian Dhewi et al. 2012 mengenai hubungan sikap terkait TB dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB. Sebagian besar yaitu 77 pasien dengan sikap yang baik cenderung patuh minum obat, sedangkan pada sikap yang kurang hanya 10 yang patuh minum obat. Sikap yang baik meningkatkan peluang untuk patuh minum obat sebesar 3,4 kali dan hubungan tersebut bermakna secara statistik p=0,001.

2. Faktor Pemungkin Enabling Factor

a. Akses ke Pelayanan Kesehatan

Akses ke pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung enabling factor yang memengaruhi keputusan sesorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Akses ke pelayanan kesehatan secara garis besar dapat dibedakan menjadi akses geografis dan akses finansial. Akses geografis pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi jarak tempat tinggal ke fasilitas pelayanan kesehatan dan waktu tempuh untuk menjangkau pelayanan kesehatan tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan akses finansial berupa biaya yang dikeluarkan di pelayanan kesehatan Sari et al., 2013. Berkaitan dengan keputusan melakukan skrining TB Paru pada pasien DM, maka akses ke pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari jarak tempat tinggal dan waktu tempuh menuju ke fasilitas kesehatan terkait, serta adanya pembiayaan yang dikeluarkan di pelayanan kesehatan untuk tujuan skrining. Penelitian yang dapat dijadikan referensi yaitu penelitian yang dilakukan oleh Asmariani 2012 mengenai hubungan jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB. Hal ini disebabkan karena belum ada penelitian yang khusus mempelajari pengaruh akses pasien DM ke pelayanan kesehatan terhadap keputusan melakukan skrining TB Paru. Hasil penelitian tersebut cukup menjelaskan bahwa pasien yang dengan akses jarak ke pelayanan kesehatan yang mudah akan meningkatkan peluang untuk patuh sebesar 8,7 kali dan hubungan tersebut bermakna secara statistik p=0,008.

3. Faktor Penguat Reinforcing Factor

a. Dukungan Petugas Kesehatan

Dukungan petugas kesehatan merupakan salah satu bentuk faktor dorongan reinforcing factor yang memengaruhi pengambilan keputusan dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh petugas kesehatan yaitu dukungan melalui penyampaian informasi dan dukungan emosional yang dapat memotivasi seseorang dalam memilih perilaku kesehatan. Dukungan petugas kesehatan terkait dengan keputusan melakukan skrining TB pada pasien DM dapat berupa penyampaian informasi secara jelas mengenai besarnya risiko untuk menderita TB, tahapan atau prosedur mengikuti skrining, serta dukungan emosional berupa merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan skrining TB Paru. Penelitian khusus yang mempelajari hubungan dukungan petugas kesehatan dengan keputusan melakukan skrining TB Paru pada pasien DM masih belum ada. Namun, penelitian terkait yang dapat dijadikan bahan rujukan yaitu penelitian mengenai hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kepatuhan penggunaan obat TB yang dilakukan oleh Manuhara 2012 di Puskesmas Kota Surakarta. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa faktor dominan yang memengaruhi kepatuhan pada pasien TB yaitu dukungan petugas kesehatan yang memberikan informasi tentang pengobatan TB yang sedang dijalani 78,9. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peran petugas kesehatan dalam memberikan dukungan sangat penting karena berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pada pasien.

2.3 Metode Regresi Poisson