Pengertian Tuberkulosis Klasifikasi Tuberkulosis

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis

2.1.1 Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis TB merupakan salah satu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis Kemenkes RI, 2014. Bakteri M. tuberculosis paling banyak ditemukan di lokasi yang kering dan lembab dan memiliki sifat tidak tahan panas dan akan mati pada suhu 6°C dalam waktu 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak, bakteri M. tuberculosis dapat bertahan selama 20-30 jam Hiswani, 2009. Masa inkubasi kuman M. tuberculosis biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang waktu antara 2-12 minggu. Daya tahan tubuh yang baik dapat menghentikan perkembangan kuman. Namun, ada beberapa kuman yang dapat tertidur lama dorman selama beberapa tahun dalam jaringan tubuh. Kuman tersebut akan beraktivitas kembali pada saat daya tahan tubuh yang buruk sehingga individu yang bersangkutan dapat menjadi penderita TB Werdhani, 2008. Gejala utama seseorang yang menderita TB adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan Suarni, 2009. Setiap orang yang datang ke pelayanan kesehatan dengan gejala tersebut diatas dianggap sebagai seorang tersangka suspek pasien TB.

2.1.2 Klasifikasi Tuberkulosis

Pada umumnya penderita TB pada diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi penyakit dan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis yaitu meliputi sebagai berikut. a. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit: Pada umumnya kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Maka dari itu, TB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu TB Paru dan TB Ekstra Paru WHO, 2014. TB Paru adalah TB yang menyerang parenkim jaringan paru, tidak termasuk pleura. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru, diklasifikasikan sebagai pasien TB paru Kemenkes RI, 2014. TB Ekstra Paru adalah TB yang menyerang organ lain selain paru. TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu TB ekstra paru ringan dan TB ekstra paru berat. TB ekstra paru ringan yaitu meliputi TB kelenjar limfe, tulang kecuali tulang belakang, sendi, dan kelenjar adrenal, sedangkan TB ekstra paru berat yaitu meliputi meningitis, milier, perikarditis peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin Werdhani, 2008. b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, TB Paru dibagi menjadi TB Paru BTA positif, dengan kriteria minimal 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif, sedangkan TB Paru BTA negatif yaitu dengan kriteria semua hasil dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif Kemenkes RI, 2014.

2.1.3 Epidemiologi Tuberkulosis