1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi akademik adalah tingkat pencapaian mahasiswa dalam proses belajar di kampus yang biasanya di peroleh melalui evaluasi beberapa atau
sekelompok hasil belajar. Prestasi akademik diperoleh dari hasil evaluasi terhadap proses belajar, yang meliputi ujian dan tugas-tugas yang relevan
Buku Pedoman Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, 2012. Hasil evaluasi proses belajar biasanya berbentuk nilai akhir.
Pada bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas dikenal dengan istilah nilai raport, sedangkan di bangku
perkuliahan disebut Indeks Prestasi Kumulatif IPK. Prestasi akademik biasanya dipakai sebagai tolok ukur dalam
penilaian kemajuan belajar mahasiswa. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta menggunakan IPK di atas 2,00 sebagai penilaian
kelulusan sisip program yang diadakan pada semester 4 dan semester 7 Buku Pedoman Program Studi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma,
2012. Universitas akan mengeluarkan mahasiswa karena memiliki IPK di bawah 2,00 Viva News, 10 Februari 2012. Selain itu, prestasi akademik
juga menjadi hal yang diperhitungkan ketika mahasiswa mencari pekerjaan. Hampir semua biro penerimaan tenaga kerja mematok IPK 2,75 sebagai
2
standar untuk diterima bekerja. Kenyataan tersebut membuat mahasiswa berlomba-lomba untuk memperoleh IPK yang tinggi.
Berdasarkan survei awal terhadap 94 orang mahasiswa fakultas Psikologi USD yang duduk di semester 5 dan semester 7 ditemukan bahwa 12
orang memiliki IPK pada rentang 2,00 – 2,75 yang termasuk dalam kategori
rendah, 64 orang memiliki IPK yang berkisar antara 2,76 – 3,50 yang
termasuk dalam kategori sedang, sedangkan 18 orang lainnya memiliki IPK yang tergolong tinggi yakni pada rentang 3,60
– 4,00. Hasil survei di atas menunjukkan bahwa prestasi akademik mahasiswa sebagian besar berada
pada kategori sedang. Walaupun demikian, sebagian besar mahasiswa psikologi menyelesaikan kuliahnya pada semester 10. Secara akademik
mahasiswa dapat menyelesaikan kuliahnya pada semester 8. Pencapain IPK dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal meliputi kebutuhan berprestasi, kebutuhan dasar, minat dan motivasi berprestasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi
status ekonomi orang tua dan dukungan keluarga. Salah satu faktor internal adalah orientasi tujuan yang merupakan faktor yang penting untuk dilihat
dalam hubungannya dengan prestasi akademik. Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh individu. Memiliki
tujuan hidup memudahkan seseorang untuk mengetahui ke mana ia akan melangkah. Dalam Psikologi Pendidikan Ariani, Handrimurtjahyo dan
3
Wahyu, 2007 dikenal istilah orientasi tujuan, yaitu sebuah kecenderungan untuk menempatkan diri ke arah tujuan.
Setiap mahasiswa memiliki orientasi tujuan yang berbeda. Berdasarkan pengalaman penulis, sebagian mahasiswa menyelesaikan tugas
perkuliahan karena ingin menguasai materi baru dan mempelajari materi yang sulit dan menantang, serta ingin terlihat unggul di mata orang lain. Sementara
yang lain menyelesaikan tugas perkuliahan karena ingin berprestasi tinggi karena ingin membanggakan orangtua, menjalin persahabatan dengan teman
sekelompok, dan agar diterima oleh kelompok tertentu. Jenis orientasi tujuan yang berbeda ini mengakibatkan perilaku yang berbeda yang berdampak pada
hasil pencapaian yang berbeda juga. Hasil pencapaian yang dimaksud disini adalah prestasi akademik IPK yang diperoleh mahasiswa.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tenowich dan Sonnenschein 2010 terhadap 141 mahasiswa menemukan bahwa ada
hubungan positif antara orientasi tujuan akademik dan IPK. Semakin tinggi orientasi tujuan akademik mahasiswa maka semakin tinggi juga prestasi
akademik atau Grade Point Avarege. Dalam penelitian yang sama juga ditemukkan bahwa orientasi tujuan sosial tidak berhubungan dengan GPA.
Orientasi tujuan berkorelasi positif dengan minat dan strategi proses. Selain itu, Tenowich dan Sonnenschein 2010 juga mengatakan bahwa orientasi
tujuan akademik secara positif dapat memprediksi GPA.
4
Peneliti lain, yaitu Roebken 2007 pada 2309 mahasiswa juga mengatakan hal yang sama bahwa orientasi tujuan belajar akademik secara
positif berhubungan dengan prestasi akademik. McCollum 2005
menemukan bahwa orientasi tujuan akademik memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan prestasi akademik dibandingkan orientasi tujuan sosial. Selain
itu, peneliti yang sama juga mangatakan bahwa orientasi tujuan belajar akademik merupakan prediktor kesuksesan akademik yang lebih baik
dibandingkan orientasi tujuan belajar sosial. Penelitian Simanungkalit 2006 yang dilakukan terhadap 125
mahasiswa menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi tujuan dengan prestasi akademik. Akan tetapi, pada penelitian
Simanungkalit 2006 orientasi tujuan yang digunakan hanya aspek mastery goal orientation dan performance goal orientation. Sedangkan pada
penelitian kali ini, orientasi tujuan yang digunakan adalah orientasi tujuan akademik dan orientasi tujuan sosial yang dipaparkan dalam Arias 2004.
Schunk 2008 mengatakan bahwa orientasi tujuan dalam belajar adalah penekanan proses belajar sebagai sarana untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran itu sendiri. Arias 2004 membagi orientasi tujuan menjadi dua yaitu orientasi tujuan belajar akademik dan orientasi tujuan belajar sosial.
Tujuan akademik mengarah pada motivasi alami akademik yang digunakan mahasiswa sebagai pedoman dalam berperilaku di ruang kelas. Sedangkan
tujuan sosial mengarah pada pertimbangan mahasiswa dalam bertindak pada
5
situasi akademik berkaitan dengan relasi sosial. Secara teoritis, orientasi tujuan akademik menyumbang dalam peningkatkan prestasi akademik
sedangkan ada orientasi tujuan sosial menghambat pencapaian prestasi akademik.
Pentingnya penelitian ini untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi prestasi akademik yang menjadi salah satu fokus mahasiswa
belajar di universitas. Melalui pengetahuan tentang orientasi tujuan, mahasiswa diharapkan lebih mampu menentukkan tujuan dalam proses
perkuliahan untuk pencapaian prestasi akademik yang mencapai standar. Penelitian tentang orientasi tujuan belajar yang secara khusus
menggunakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebagai subjek belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini yang melatar
belakangi penulis untuk melakukan penelitian serupa dengan subjek mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis bagi bidang psikologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah