Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
C. Makna Leksikal, Kontekstual, Struktural, dan Makna Metaforis
Pilihan kata juga berkaitan dengan pertimbangan menggunakan kata yang memiliki makna-makna tertentu. Sebuah kata tidak serta-merta hanya
memiliki satu makna atau pengertian. Tapi, sebuah kata dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual, ataupun struktural. Yang dimaksud dengan
makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang digambarkan pada kata tersebut. Makna leksikal disebut juga makna yang sesuai dengan
referensial kata tersebut. Contoh kata kerbau adalah binatang mamalia bertanduk yang makanannya rumput atau sejenis sapi, sedangkan makna
kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks kata tersebut dipergunakan. Artinya, makna tersebut muncul sebagai makna tambahan
di samping makna sebenarnya berupa kesan-kesan yang ditimbulkan oleh sebab situasi tertentu, misalnya ungkapan dasar kerbau, kerjaannya makan tidur
saja
tentu yang dimaksud kerbau bukan binatang bertanduk tapi menunjuk pada manusia. Contoh lain ialah kata kursi, secara leksikal maknanya adalah
tempat untuk duduk. Kursi pada kalimat banyak kursi yang nilainya puluhan juta saat pemilu
, bermakna jabatan yang diperjualbelikan. Selain makna leksikal dan kontekstual, ada makna struktural atau
gramatikal. Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata mengalami proses aiksasi atau penambahan imbuhan serta proses
reduplikasi dan proses komposisi. Kata terdengar, misalnya pada kalimat suaranya terdengar sampai ke belakang
berarti dapat didengar tapi kata ter- dengar yang memiliki kata dasar sama yaitu dengar, pada kalimat rencana
jahatnya terdengar oleh tetangganya berarti tidak sengaja. Demikian pula pada
kata buku dengan buku-buku yang mengalami reduplikasi menimbulkan makna jamak yang artinya banyak buku makna yang berbeda juga dapat
ditimbulkan oleh akibat komposisi kata. Misalnya, kata sate ayam tidak sama maknanya dengan sate madura yang pertama menunjukkan bahan dan yang
kedua menunjukkan tempat.
Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh adanya unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna yang sama.
Contoh kata kaki dengan ungkapan kaki langit, kaki gunung, dan kaki meja. Kaki tetap menunjukkan bagian bawah, namun ungkapan kaki langit
bermakna horizon, kaki gunung berarti lembah, dan kaki meja adalah tiang- tiang penyanggah meja. Benda yang ditunjukkan berbeda tetapi memiliki
kemiripan keberadaan, yaitu di bagian bawah. Demikian pula dengan kata kepala
yang membentuk perbandingan kepala kereta, kepala pemerintahan, dan
Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
kepala sekolah . Kata jatuh yang membentuk kata-kata jatuh cinta, jatuh miskin,
jatuh bangun, jatuh hati, dan sebagainya. Gaya bahasa ini kemudian disebut
dengan polisemi. Makna metaforis juga dapat berbentuk ungkapan jika dilihat dari segi
ekspresi kebahasaannya, yaitu dalam usaha penutur untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa
tertentu yang dianggap tepat, seperti ungkapan panggung dunia, bunga desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah tangga.
Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual, struktural, atau metaforis bergantung pada kebutuhan
penggunaannya. Hanya saja kita harus dapat membedakan makna-makna kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat. Perhatikan
tabel berikut.
emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang dianggap tepat, seperti ungkapan panggung dunia, bunga desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah
tangga. Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual,
struktural, atau metaforis tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Hanya saja kita harus dapat membedakan makna-makna kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat.
Perhatikan tabel berikut:
No Kata
Makna Kata leksikal
kontekstual struktural
metaforis
1. kursi
bangku, tempat duduk
berebut kursi: jabatan
berkursi: menggunakan kursi
kursi malas 2.
nomor angka, bilangan punya nomor:
pegawai negeri menomori:
memberikan nomor nomor jitu
3. angin
udara, hawa bagai angin: tak
tentu arah angin-anginan:
tidak tetap angin duduk
4. gelap
suram, kelam Kulit gelap:
kulit hitam menggelapkan:
membuat jadi gelap pasar gelap,
gelap mata 5.
jatuh tersungkur
jatuh: gugur, gagal
berjatuhan: jatuh satu-satu
jatuh bangun
D. Majas dan Pribahasa
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: maja
D. Majas dan Peribahasa
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah:
majas perumpamaan, majas metafora, majas personiikasi, majas alegori, dan majas antitesis.
1 Majas perumpamaan, ialah majas perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama. Perbandingan ini
ditandai oleh pemakaian kata seperti: bagaikan, ibarat, umpama, laksana, dan seperti.